Chapter 9

143 27 0
                                    

"Claire, pizza lo nih" Chris yang baru pulang bareng mama mereka sambil bawa pizza bikin dua remaja yang lagi pelukan itu panik. Gak sih. Yang panik cuma Claire aja.

Dia langsung dorong Lino biar baring lagi di kasur. Tapi Lino masih berusaha meluk Claire lagi.

"Apaan sih lo?" Tepat saat itu, pintu dibuka dan Chris melihat santai tangan Lino meluk adiknya.

"Pizza...lo masih mau 'kan?" Tanyanya.

"Masih" balas Claire mukul dua tangan Lino kuat. "Mandi gih, dinginin kepala lo"

Kebetulan, besok hari sabtu. Jadi Claire berencana bergadang hari ini sambil marathon anime kesukaan dia ditemani pizza dan cola yang Chris bawa. Tapi emang biasanya Claire begadang sih meskipun besoknya sekolah, udah jadi kebiasaan karena Chris suka begadang dan Claire jadinya ikutan. Tapi, beda sama Chris yang bebas, Claire dikasih jadwal begadang sama mama mereka soalnya dia mudah sakit.

"Abis ngapain kalian berdua?" Selidik Chris pas liat Claire nyusul dia ke ruang tamu sedangkan Lino pamit mau mandi.

"Gak ngapa-ngapain" balas Claire. "Kok lo pulang bareng mama?" Chris menyipitkan matanya, memperhatikan raut wajah Claire yang biasa saja padahal jelas-jelas dia mengubah topik pembicaraan.

"Cih. Gak seru lo" ejek Chris kemudian. "Gue ntar ke studio lagi, jadi tadi beli camilan dulu sekalian nganter mama pulang"

"Haris sama Ben juga?"

"Kenapa? Mau kita bertiga pindah ke sini kerjanya?"

"Kenapa gak lo aja yang bawa Lino ke sana?"

Chris melihat Lino yang baru selesai mandi dan agak canggung melihatnya. "Thanks, bro"

"Udah lama lo gak nginep. Santai aja lagi kalo mau main ke sini, toh lo awalnya temen gue" kata Chris santai.

"Gue balik ke studio dulu. Kalian berdua, jangan macem-macem"

"Makanya gue suruh bawa pergi Lino nya. Dia yang mau macem-macem"

"Anak orang masih sakit gitu mending di rumah aja, jangan lupa lo jagain yang bener" Chris mengusap kepala Claire pelan dan menepuk pundak Lino pelan sambil memberikan peringatan padanya. "Lo gak pernah tau 'kan gimana kalo gue marah? Jadi, jangan sampe buat gue marah"

"...."

.

"Aku kira kamu kutu buku yang cuma tau buku-buku pelajaran" Claire yang tengah menikmati episode terbaru anime 'Charlotte' sambil menyandarkan punggungnya di lengan kanan Lino menoleh.

"Taunya kamu suka anime juga" kata Lino.

Saat ini, hubungan mereka sudah berubah dari menjadi hanya 'teman kakak dan adik teman' menjadi 'pacar'.

Claire kembali melanjutkan tontonannya. "Pelarian kecil...atau besar ya?"

"Yang mana yang bener?" Tanya Lino gemas dan menarik tangan kanannya yang dijadikan sandaran agar punggung Claire menyandar di dadanya. Kemudian tangan kanannya tadi dia gunakan untuk memeluk leher Claire pelan.

"Gak bisa nafas" keluh Claire namun tetap pada posisinya.

"Bodo" balas Lino sambil tersenyum menikmati momen saat ini.

...

Sekarang pukul 11 malam, mama Claire sudah pergi tidur, papa Claire sedang dinas di luar kota, sedangkan Chris akan menginap di studio seperti biasa.

Lino melirik Claire yang duduk di ujung sofa dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepala. Di antara mereka, sudah ada tiga bantal sofa ditumpuk menjadi satu dan menjadi pembatas antara mereka.

"Gue kedinginan" kata Lino membuat perhatian Claire sedikit teralihkan.

"Tuh selimut nganggur" balas cewek itu menunjuk selimut yang ada di sofa satunya dan memang untuk Lino.

"...."

"Aneh" Claire masih fokus menonton anime, tidak peduli sama sekali dengan apa yang Lino lakukan di ujung sofa satunya. Semuanya menjadi tenang sampai Claire mendengar suara bantal jatuh. Ketika dia menoleh, Lino sudah ada di sampingnya, tapi masih ngasih jarak sedikit di antara mereka dan agak ragu buat bergerak lebih.

"Claire" panggil cowok itu pelan yang bikin Claire merinding.

"Hm?"

"Gue pengen peluk lo"

Lino sungguh-sungguh dengan perkataannya. Selain itu, tatapannya menunjukkan bahwa dia masih merasa takut. Masalahnya, Claire tidak tau apa yang cowok itu takutkan dan apakah itu berkaitan dengannya atau tidak.

Tapi Claire lebih bingung lagi dengan dirinya sendiri yang berkata, "Peluk tinggal peluk"

"..."

"Tapi gue pake selimut, lo gak usah macem-macem. Peluk aja gue yang dibalut selimut"

"Jadi bantal guling dong, lo" kata Lino tersenyum tipis dan tanpa malu lagi memeluk Claire.

"Kira-kira gini penampilan lo 5 tahun ke depan kalo masih hobi ngemil pizza sambil bergadang" gumam Lino membuat dia mendapatkan sebuah sundulan belakang kepala Claire.

"Tapi gak apa, Claire. Lo yang bakal gendutan 5 tahun ke depan malah makin jadi lebih enak dipeluk. Pelukable gitu"

"Tuh tiang listrik di luar, peluk aja kabelnya"

"...gak bisa banget romantis sih, lo"

"Buat apa gue romantisan sama lo? Masih untung gue biarin peluk, lo"

Lino mengeratkan pelukannya. Setidaknya, walau sebentar, dia merasa kembali tenang dan bahagia seperti ini.

"Claire"

"Apa?"

"Makasih"

"...iya, sama-sama"

.

...

.

To be continue...

[✓] Lee Know | Ex (Extended ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang