Chapter 2

212 40 0
                                    

그땐 내가 미처 몰랐나 봐 너 없는 공간

숨쉬기도 벅찬데 뭘 믿고 그랬을까

미친 놈이었던 날

"Sepertinya saat itu mungkin aku sudah gila, ruang tanpa dirimu
Aku kehabisan nafas, apakah yang saat itu aku percaya?
Hari di saat aku menjadi seorang pria yang gila"

-Ex by Stray Kidz-

.

.

.

Jika itu dulu, maka Claire pasti akan berada di perpustakaan sepulang sekolah, menunggu kakaknya menjemput.

Tapi sekarang, cewek itu bahkan tidak mendaftar menjadi anggota perpustakaan sekolah. Padahal Lino sudah mendaftar menjadi anggota sejak tahun pertama sekolah.

Han dan Ben mengejeknya yang seolah menggunakan topeng seorang siswa SMA sempurna padahal kenyataannya tidak begitu.

Tapi, bukankah semua sisi terang akan memiliki sisi gelap juga? Karena bayangan tercipta akibat adanya cahaya.

"Lo perlu istirahat" tegur Ben yang datang menemui Lino di perpustakaan.

"Urusan OSIS, urusan di dalam dan di luar sekolah, dan... urusan percintaan lo yang lebih rumit dibandingkan soal-soal fisika. Ya, lo perlu istirahat" Haris menambahkan dengan diberi sedikit ejekan di dalam perkataannya.

Lino menutup buku contoh soal-soal UN yang selalu menemaninya sejak dia menjadi siswa kelas 12 dan beralih memperhatikan dua sahabatnya.

"Lo gak mau nyari Claire gitu? Nyerah gitu aja karena dia gak jadi anggota perpus lagi?" Tanya Ben penuh maksud.

"Gue udah cukup ganggu dia pas jam sekolah dan urusan OSIS, gak mau ganggu dia di luar sekolah. Gak baik buat jantung gue"

"Jijik" ejek Haris dan Ben bersamaan melihat Lino berusaha meredam jantungnya yang berdetak kencang. Bahkan hanya mendengar namanya saja membuat Lino sudah ingin pergi mencari dan memeluknya, apalagi jika sudah berhadapan. Butuh kekuatan super besar untuk meredam keinginannya memeluk cewek itu.

"Claire nunggu Chris di cafè deket sekolah sekarang, sambil gambar sketsa pemandangan" lapor Haris tanpa diminta.

"Kok lo kasih tau, sih? 'Kan dia gak mau ganggu Claire di luar sekolah" tegur Ben sengaja.

Dua sahabatnya yang perhatian tapi laknat itu menyeringai melihat Lino terdiam. Tidak lama, cowok yang mereka anggap punya kepribadian ganda itu berdiri dengan barang-barangnya yang sudah dia masukkan ke dalam tas.

"Pulang?"

"Gue kayaknya mau ngopi cantik dulu"

Tanpa Lino lihat, Haris dan Ben saling memberikan high five di belakangnya. Mungkin mereka seperti menyiksa Claire yang berusaha move on, tapi Lino juga sahabat mereka. Dan Chris sudah berpesan untuk menjaganya baik-baik, karena cowok itu sudah gila.

Ya. Orang gila mana yang mutusin pacarnya padahal masih sayang?

Tapi berkat itu juga sih Ben bisa membuatkan sebuah mahakarya, sebuah lagu dengan judul 'Ex'.

.

Claire terlalu fokus menggambar sketsa sambil mendengarkan lagu, sehingga dia tidak menyadari adanya Lino yang datang dan duduk di dekatnya. Dan Lino juga mengurungkan niatnya untuk mengganggu Claire, karena dia rindu dengan ekspresi bahagia Claire. Biasanya, dia bakal memasang ekspresi kesal dan membunuh jika melihat Lino.

"Bucin dia" ejek Haris yang dibiarkan saja oleh Lino.

Saat Claire berhenti menggambar, saat dia melihat hujan turun, saat dia mengatakan hujan menggantikannya menangis, dan bahkan saat cewek itu menahan tangisnya dengan memejamkan mata namun tidak berhasil karena justru ingatan lama yang membuatnya ingin menangis lagi, dan saat dia melihat hujan deras di luar sana. Semuanya, Lino perhatikan dengan seksama.

Perbuatan bodoh karena itu sama saja dengan menyakiti dirinya sendiri.

Dan saat Claire begitu semangat lagi setelah menelpon Chris dan bersiap pergi, sisi Lino mengatakan tidak rela membiarkannya pergi.

"Mau gue anter pulang gak?"

Itulah, tatapan kebencian namun terselip rasa rindu dan sayang yang akan Lino lihat dari Claire. Mungkin cewek ini sudah menganggapnya gila dan kurang ajar karena tetap mengganggunya padahal mereka sudah mengakhiri hubungan mereka, tapi mau bagaimana lagi?

Dia sendiri menganggap dirinya sudah sangat gila sekarang.

.

...

.

To be continue...

[✓] Lee Know | Ex (Extended ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang