Chapter 14

132 26 1
                                    

Dia hampir saja menjadi pelaku tabrak lari, jika dia tidak mengubah arah motornya dan berakhir menabrak pohon di pinggir jalan. Dengan pelan Lino mengangkat tubuh motornya dan melihat sebuah motor dengan pemilik yang terbanting jauh dan menjadi penyebab kecelakaan kecilnya.

Lino mendekati cowok yang mengenakan seragam SMA dan tampak sudah lama terbaring di jalan. Wajahnya penuh luka, tapi seperti bukan luka jatuh.

Itulah awal semuanya. Awal pertemuan Lino dan Joseph di tahun SMA pertamanya. Dan menjadi titik awal Joseph mengenalkan Lino ke dunia balap liar.

Meski terbilang baru bergabung, tapi Lino selalu memenangkan balapan. Bahkan Joseph yang tidak terkalahkan akhirnya dikalahkan olehnya. Sejak saat itu, Joseph tampak sangat bersemangat untuk mengalahkan Lino.

.

"Mana Lino?" Haris dan Ben hampir tersedak kuah bakso saat Claire datang dan langsung menanyakan keberadaan Lino. Beberapa pasang mata juga menoleh, kehausan akan bahan gosip selanjutnya.

"Dia ngutang apa sama lo?" Tanya Haris menyeka mulutnya yang berminyak.

"Nyawa" jawab Claire enteng. "Dia masih hidup 'kan?"

"Lo sebenernya khawatir atau emang mau nyari perkara?" Tegur Ben namun langsung diam melihat tatapan tajam Claire.

"Ada di kelas, lagi puasa katanya" jawab Haris.

"...oh" setelah itu Claire berbalik pergi kembali ke teman-temannya.

"Gimana? Masih hidup 'kan?" Tanya Sarah. Memang dia yang paling cocok berteman dengan Claire.

"Masih" balas Claire dan mulai bersemangat ketika bakso pesanannya datang.

Baru saja dia akan menambahkan bumbu favoritnya (cabai), seseorang menepuk pundaknya.

Semua orang menahan nafas melihat siapa itu. Semuanya, kecuali Claire yang sudah menatap malas orang yang mengganggu kesenangannya.

Joseph.

"Wow...kayaknya gosip itu bener. Kalo lo gak takut siapapun" kata cowok itu.

"Asalkan gue bener, buat apa gue takut?"

"...ikut gue"

"Claire..."

"Buat jaga-jaga, panggil Chris" pesan Claire dan dengan santai mengikuti ke mana Joseph pergi.

"Bukannya harus lapor ke guru ya?" Tanya Yohanna polos.

.

Joseph membawa Claire ke bagian paling belakang sekolah yang biasanya jadi titik buta tapi spot favorit buat bolos. Tapi bukan berarti lolos dari pengawasan, ya. Tiap hari guru BK bakal patroli ke sana, kok.

Dari balik gudang yang jarang digunakan, Claire bisa mendengar suara bisik-bisik. Entah itu adalah teman-teman Joseph atau hanya siswa yang sedang bolos untuk merokok.

Claire sudah bersiap untuk kabur. Dia malas mencari masalah dengan Joseph, lain lagi cara menyelesaikan masalahnya.

Joseph menyadari niat Claire yang sudah bersiap kabur dan tersenyum remeh mengejek Claire. "Coba aja. Selain kabur, lo bisa apa?"

Ditantang seperti itu membuat Claire mengurungkan niatnya. Dia mengubah arah kaki dan tangannya, bersiap untuk bertempur.

"Oh? Emang cewek barbar" komen Joseph dengan senyum lebar.

Claire memutar bola matanya malas. Salah satu hal yang tidak dia suka adalah seseorang yang merendahkan orang lain, apalagi jika orang tersebut nyatanya lebih rendah dari orang yang dia rendahkan.

Sedikit tambahan, Claire juga memegang sabuk hitam taekwondo. Ayahnya yang seorang polisi sudah melatih Claire dan Chris bela diri sejak mereka kecil.

"Dan lo cowok pengecut" balas Claire akhirnya mengurungkan niat untuk kabur saat ini.

"Lo-"

Bel masuk berbunyi. "Udah jam masuk. Lo mau bilang apa sebenernya?"

"Lino berhenti dari balap liar"

"...oh"

"Dan gue penasaran... Siapa yang bisa buat dia berhenti?" Joseph mulai mendekat dengan memasang seringai, berusaha menakuti Claire. Yang nyatanya tidak berpengaruh bagi cewek itu.

"Yang pastinya bukan gue"

"Oh ya? Gue gak yakin"

"Terserah lo mau percaya apa enggak. Yang pastinya, gue sama Lino gak ada hubungan apapun"

"...liar"

"Bandel banget sih. Dibilang enggak ya enggak. Udah ah, gue mau masuk"

Joseph menahan Claire dengan memegang pergelangan tangan cewek itu. "Siapa yang nyuruh lo pergi? Jangan sok hebat lo, padahal cuma cewek lemah"

"Gue udah kasih lo peringatan, jangan nyesel lo" kata Claire penuh penekanan.

"Hah! Emang lo  sehebat apa? Apa hebatnya lo sampe bisa buat Lino berhenti gitu aja"

Claire mikir. Sepertinya, Joseph tidak bisa diajak mengobrol dengan mindset normal. "...hidayah"

"Hah?"

"Dia gitu karena dapet hidayah. Lo buruan cari deh hidayah, biar waras dikit. Psycho"

Claire langsung lari meninggalkan Joseph yang kehilangan kata-kata saat ini.

.

Seharian tidak bertemu, mereka justru dipertemukan di parkiran sekolah.

"Gila. Mantan lo sangar banget" Lino yang akhir-akhir ini sibuk melamun memandang Claire bingung. Kali ini, kerasukan apalagi nih cewek?

"Emang iya" balas Lino mengikuti saja alur permainan Claire dengan tangannya menunjuk cewek itu.

"Kenapa lo nunjuk gue?"

"Ya mikir aja"

"Gue bukan mantan lo kali"

"...oh"

"...kata mantan lo, lo berhenti balap liar"

Lino memandang aneh Claire. "Oke, gue nyerah. Mantan gue yang mana sih?"

"Gila. Lo saking banyak mantan jadi lupa sama yang mana?" Tanya Claire memasang wajah pura-pura terkejut.

"Gak lucu"

"Ya...siapa lagi yang lo ajak balap liar selain si Joseph?" Kunci di tangannya terjatuh begitu saja dari tangannya.

"Lo ketemu dia?"

"Dia yang nyari gue. Bilangin ke dia, gue gak ada hubungan apa-apa sama lo. Jadi kalo mau protes karena lo berhenti balap liar, jangan ke gue"

"Lo jangan cari masalah sama dia"

"Eh, lo tadi denger gak sih? Gue bilang bukan gue yang nyari dia"

"Claire"

Claire menatap kedua mata Lino yang menatapnya khawatir. "Iya. Asalkan dia gak nyari masalah ke gue"

Dia lalu berlari menuju mobil Chris yang sudah menunggu sejak tadi.

.

....

.

To be continue...

[✓] Lee Know | Ex (Extended ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang