Chapter 19

126 24 2
                                    

"WHAT?! JOSEPH DID THAT?!" teriak Haris heboh tepat di telinga Ben. Alhasil, ributlah dua sahabat itu. Claire yang daritadi nyimak cerita Yohanna cuma bisa geleng-geleng kepala lihat tingkah dua cowok itu. Dia enggak kaget dengan fakta baru dari Yohanna kalo Joseph lah pelaku pemukulan Lino kemarin. 

"Terus? Dia enggak ngapa-ngapain lo 'kan?" tanya Sarah bolak-balik merhatiin kondisi Yohanna yang sehat wal afiat dan utuh itu. 

"Enggak. Tapi sumpah, gue takut banget" kata Yohanna masih muka paniknya. 

"Tenang aja" sahut Claire yang daritadi diem aja. "Dia enggak bakal ngapa-ngapain, kok. Percaya sama gue"

"Kok lo pede banget sih ngomong gitu Claire?" tanya Cherly penasaran. 

"Karena yang ada masalah sama dia itu cuma Lino, jadi dia enggak bakal ngapa-ngapain kita. Buktinya aja gue sampe sekarang baik-baik aja" kata Claire dengan penuh keyakinan. 

"Yee...itu mah lo nya aja yang kelewat santuy. Kemaren-kemaren 'kan Joseph sibuk bully lo" balas Cherry sambil geleng-geleng liat tingkah Claire yang masih pede aja itu. 

"Nope! Percaya sama gue, dia gak bakal ngapa-ngapain lo, Han. Kalo sampe dia berani, gue yang bakal tanggung jawab nanti"

"Gak usah deh" sanggah Ben yang sudah selesai gelud dengan Haris. "Tadi Joseph dipanggil ke ruang BK" tambahnya kemudian. 

"Oh, iya. Gue tadi mau bilang itu juga" kata Haris.

"Terus kenapa tadi lo kaget denger cerita Yohanna?" 

"Ya enggak apa-apa. Biar heboh aja gitu" semuanya lantas melempar tisu ke arah Haris.

"Eh tunggu" kata Sarah kemudian. "Kalo Joseph udah dipanggil ke ruang BK, berarti ada yang laporin dong"

Semuanya lantas memandang Yohanna yang mukanya sudah pucat. Dengan suara hampir menangis, dia berkata, "Sumpah, bukan gue yang laporin"

....

Kegiatan Claire sepulang sekolah berganti lagi. Jika saat SMP dia menunggu Chris di perpustakaan, saat bertengkar dengan Lino kemarin dia jadinya menunggu Chris di cafe dekat sekolah, sekarang dia pergi ke rumah sakit buat liat perkembangan kondisi Lino. Semuanya pada ngejek dia yang bilangnya gak peduli lagi, tapi masih aja mau jenguk Lino di rumah sakit. 

Terserah lah. Dia juga udah gak ngerti lagi sama jalan hidupnya. 

Lino masih baring di ruang ICU, bedanya alat pendeteksi detak jantung udah dilepas jadi cuma selang infus yang masih nempel di badan dia. 

"Lo kayak tau banget sih bakal kayak gini, sampe semua kerjaan OSIS udah lo kerjain semua" gerutu Claire setelah duduk di samping Lino. Mama Lino pamit pulang, dia juga ada urusan kerja yang harus dia urus. 

Tentu saja, tidak ada respon dari Lino. Claire juga tidak terlalu berharap. Melihat alat pendeteksi detak jantung itu sudah lepas dari Lino saja dia sudah bersyukur. 

"Yohanna kayaknya bakal kena masalah sama Joseph, soalnya dia yang liat kejadian itu. Dan, Joseph tadi dipanggil ke ruang BK" cerita Claire lalu melihat reaksi Lino. Sama saja, nihil. 

Claire menghela nafas. Dia meraih tangan Lino yang bebas, memainkan jari-jari tidak bertenaga itu untuk mengusir rasa kebosanan dan pikiran buruk di benaknya. Memang dokter sudah mengatakan Lino baik-baik saja, semuanya juga sudah mengatakan bahwa Lino baik-baik saja. Tapi Claire tetap merasa takut, jika tiba-tiba Lino pergi dari sisinya untuk selamanya. 

....

"Hey" Yohanna yang tadinya berniat menghindari Joseph, akhirnya terpaksa berhenti karena Joseph memanggilnya duluan. Kenapa sih nih cowok suka banget nungguin Yohanna di depan rumah dia?

"Sumpah, bukan gue yang laporin lo ke guru BK" kata Yohanna sebelum Joseph mengatakan apapun padanya. Cowok itu mengerutkan keningnya, bingung sejenak kemudian tertawa. "Kok lo malah ketawa sih? Gue serius, gue enggak bohong" cicit Yohanna. 

"Ya emang bukan lo yang laporin gue" kata Joseph setelah tawanya reda. 

"Kok lo tau?" tanya Yohanna penasaran. 

"Jadi lo yang laporin atau enggak nih?" tanya Joseph balik.

"Kok lo malah bikin muter percakapan sih? Kayak Lino sama Claire aja kalo lagi debat" Yohanna langsung menutup mulutnya setelah mengatakan itu. Takut-takut, dia melirik Joseph yang tampak tidak terganggu dengan perkataannya tadi. 

"Pokoknya, emang bukan lo yang laporin gue" kata Joseph kemudian.

"Jadi...siapa? Perasaan gue yang ngeliat kejadian itu cuma gue"

"...ada, ntar juga dia nyamperin kalian" kata Joseph tenang. 

"Hah?"

"Gue pulang dulu. Gue tadi cuma mau mastiin aja kalo bukan lo yang lapor" kata Joseph dan langsung pergi ninggalin Yohanna yang kebingungan.

.

....

.

To be continue...

[✓] Lee Know | Ex (Extended ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang