Chapter 18

128 25 1
                                    

Setelah memastikan keadaan Lino, semua orang pamit pulang ke rumah masing-masing, hanya Claire yang tinggal menemani Lino sementara mama Lino menyiapkan keperluan anaknya selama dirawat.

Claire memandang sedih wajah Lino yang babak belur dan banyak diperban, mirip mumi hidup. Tapi yang paling bikin sedih Claire adalah jarum yang menunjukkan kondisi detak jantung cowok itu masih menempel di tubuhnya dan memperlihatkan detakan lemah.

"Istirahat, tapi sebentar aja" bisik Claire lirih meremas jemari Lino yang bebas dari apapun.

Sementara itu, Yohanna kaget karena Joseph masih duduk di atas motor di depan rumahnya.

"Ngapain lo?" Tanya Yohanna memberanikan diri. Anehnya, Joseph tampak tidak terganggu dengan hal itu. Cowok itu justru menunjukkan gelagat dia kesulitan untuk mengatakan sesuatu.

Yohanna langsung mengerti dan berkata, "Kak Lino baik-baik aja"

Joseph menatapnya, diam sejenak kemudian berkata. "Kok lo manggil Lino ada embel-embel 'kak' sedangkan ke gue enggak?"

"...hah?"

Joseph mengibaskan tangannya di depan. "Lupain, gue cuma ngelantur tadi"

"Oh...ok"

"Gue balik kalo gitu" pamit Joseph dengan canggung.

Yohanna menggigit bibirnya, haruskah dia mengatakan bahwa dia yang melaporkan kejadian tadi pada Joseph? Bagaimana jika nanti dia jadi sasaran cowok psikopat itu?

"Mending lo ngaku sebelum lo ditangkep duluan" langkah Joseph terhenti, namun dia belum berbalik sehingga Yohanna tidak dapat melihat ekspresi apa yang saat ini Joseph tunjukkan.

Kemudian, dia hampir lupa bernafas ketika Joseph tiba-tiba berbalik dan berdiri dengan jarak 10 cm darinya. Gerakannya cepat, membuat Yohanna hampir mengira Joseph bukan manusia melainkan arwah gentayangan.

"I know it. Lo yang ngelapor" kata Joseph pelan namun penuh intimidasi. Yohanna hanya bisa menegak ludahnya sebagai respon.

Setengahnya, dia menyesal telah mengatakan itu.

....

"Kenapa lo?" Tanya Sarah yang baru datang dan duduk di samping Yohanna yang terbaring lesu sejak dia datang. Dia mungkin tidak tidur sama sekali semalam setelah kejadian mencekam bersama Joseph kemarin.

"Sarah, kalo gue mati, tolong bilang ke keluarga gue, kalo gue sayang banget sama mereka"

Sarah tertawa kecil. "Yang masuk rumah sakit Lino, kenapa lo yang mau mati?"

"...gue dapet anceman" lapor Yohanna sambil memasang wajah horor.

Sarah berhenti sejenak lalu menoleh ke sahabatnya itu. "Kali ini mantan siapa?"

Tau sendiri kalo Yohanna itu cewek anggun, sopan, pintar, baik hati, dan cantik. Banyak cowok naksir dia. Dan, banyak yang naksir, banyak juga yang benci. Yaitu para pacar si cowok yang naksir Yohanna. Tapi gak ada yang berani melawan Yohanna secara langsung juga sih, orang yang jaga dia kuat banget. Ada Claire yang paling terkenal seluruh sekolah, apalagi setelah kejadian kemarin. Terus, ada Sarah yang bisa bikin cewek-cewek itu malah jadi penggemar dia dan iri sama Yohanna.

"Kali ini, cowok" jelas Yohanna.

"Cowok? Siapa?" Tanya Claire yang baru datang.

Yohanna menatap dua sahabatnya itu takut-takut. "Ah, nanti aja pas ada si kembar dateng. Biar gak dua kali gue jelasin"

Claire menatap Sarah yang hanya mendelikkan bahu karena dia tidak tau apa-apa.

"Gimana Lino?" Tanya Sarah.

"Masih kayak kemaren. Ntar bantuin gue ke ruang OSIS, ya. Ngatur tugas-tugas"

"Iyadeh yang istrinya ketua OSIS" ejek Sarah. Claire hanya mendengus sebagai respon.

.

....

.

To be continue...

[✓] Lee Know | Ex (Extended ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang