0.6

279 72 24
                                    

Seperti yang sudah dikatakan kemarin, Malik akan menjemput Joy di kampus saat Joy selesai kelas. Laki-laki itu sudah cukup lama menunggu di gerbang belakang fakultas nya itu sambil beberapa kali melihat orang-orang yang lewat. Joy belum juga membalas pesannya, Malik berpikir Joy belum juga keluar dari kelas. Akan tetapi jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam yang berarti gadis itu seharusnya sudah pulang.

Setelah menunggu selama 15 Menit, akhirnya ia melihat seorang gadis yang sudah ditunggu nya sedaritadi sedang berjalan dengan seorang pria yang tidak asing bagi Malik. Mereka terlihat akrab dan sesekali gadis itu tertawa karena candaan yang diberikan oleh laki-laki disebelahnya itu. Malik sudah sering melihat pemandangan ini, dan sebenarnya malik pun tidak suka dengan situasi seperti ini.

"Joyy!!" Teriak Malik saat gadis itu sudah berada di depan gerbangnya.

orang yang dipanggil pun terkejut dengan keberadaan kekasihnya iu. "Lohh likk? kamu jemput aku?"

"Daritadi aku chat kamu gadibales, aku telpon kamu gadiangkat. Kemana aja sih?" Ujar Malik dengan nada setenang mungkin sambil menghampiri keduanya.

"Hape aku Lowbatt semalem lupa di charge soalnya ketiduran." Bela Joy.

"Kan aku udah bilang mau jemput kamu abis pulang kampus kemarin."

"Yaudah maaf, aku kira kamu gajadi soalnya gaada kabar dari pagi. Yaudah Jun, gue balik sendiri aja nanti. Lo balik duluan aja gih, nanti kemaleman."

"Yaudah kalo gitu gue balik duluan ya Joy, Lik." Balas Jun yang kemudian langsung berlalu ke arah parkiran di fakultas depan sambil melambaikan tangannya.

"Kamu tadi mau pulang bareng dia?" Tanya Malik menyelidik.

Joy mengangguk, "Mobil aku di bengkel, terus Juna kan rumahnya lumayan deket, dan dia nawarin bareng tadi."

"Yaudah nanti aku yang anter pulang."

"Gausah lik, aku gaenak kamu tuh pasti capek baru balik dari Bandung. Gapapa kok aku nanti pulang sendiri, kereta terakhir Jam 10 kok."

Malik menatap Joy dengan pandangan yang tidak di mengerti Joy. "Oh jadi kalo sama Juna enak? Sedangkan sama pacar sendiri ga enak? Aku tuh pacar kamu Joy, yang harusnya kamu minta anter jemput itu aku. Bukan Juna."

Gadis itu hanya menundukkan kepalanya, ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan kepada Malik. Ia merasa bahwa dirinya juga salah karena tidak mengabari Malik apapun. Mungkin memang rasa kesal Joy pada Malik masih ada mengenai kejadian tempo hari, namun hal yang dilakukan Joy sekarang adalah tidak benar. Dengan tidak mengabari Malik dan malah dianter dan dijemput oleh teman laki-laki Joy, dan itu adalah hal yang salah. Joy akui itu.

"Maaf, seharusnya aku ngabarin kamu. Tapi aku juga bingung lik, aku harus ngomong gimana sama kamu. Hp aku mati, mau minta anter kamu juga kamu pasti capek bolak balik Depok-tangerang, tangerang-depok. Apalagi kamu baru banget balik dari Bandung." Joy menjelaskan dengan nada yang tenang namun di dalam hati nya ia sangat takut jika Malik kembali marah padanya.

Namun, yang Joy dapat hanya hembusan nafas panjang dari kekasihnya itu, tanpa bersuara sedikit pun.

Merasa aneh karena tidak ada yang berbicara, Joy akhirnya mencoba membujuk malik. "Lik, jangan marah ya?" Katanya memegang lengan malik. "yaudah kalo kamu emang mau nganterin aku, gapapa. Tapi kamu nya capek ga?"

"Aku yang anter kamu pulang sekalian nyari makan, kamu belom makan kan?" Tangan Malik mengusap lembut rambut Joy.

Perlakuan Malik sesederhana itu dapat membuat Joy luluh dan tersenyum malu, "Belum, yuk."

.

"Kamu tadi pagi juga berangkat bareng si Juna?" Tanya Malik, Kini keduanya sudah berada di salah satu cafe untuk makan malam.

Gadis didepannya menggeleng dan menduduki bangku didepan laki-laki itu.

"oh naik kereta?"

"bareng tetangga aku, dia juga kuliah di UI"

"hah? Emang siap-" Pertanyaannya terpotong karena deringan hapenya yang sedaritadi berdering. "Sebentar" sambungnya dan akhirnya ia menjauh untuk mengangkat telepon itu.

Joy hanya kembali menyibukkan dirinya dengan Menu makanan didepannya dan langsung memesan pada pelayan. Tak lama Malik kembali dari kesibukannya dengan wajah sedikit muram.

"hey, ada apa? aku udah pesenin nasi goreng seafood kaya biasa, gapapa kan?"

Malik mengangguk dan memegang tangan kekasihnya itu dengan senyum tipis di bibirnya.

"kamu kenapasih? siapa tadi yang nelpon?"

"ibu aku, hmm.. kayanya malem ini sepupu aku mau nginep deh dikosan."

"Sepupu kamu dari bandung?"

"Keluarganya sih di bandung tapi dia kuliah di Aussie, katanyasih mau ikut acara MUN gitu di UI. Jam setengah sembilan nanti aku disuruh jemput dia di stasiun. Gapapalah ya, nyuruh dia tunggu sebentar aku anter kamu dulu."

Joy langsung melihat jam pada ponselnya dan kemudian menggeleng, "ini aja udah jam setengah delapan lik, kasian sepupu kamu bisa nunggu setengah jam lebih. Pasti dia juga capek banget dari Aussie kesini mau langsung istirahat."

"Tapi kamu gimana?"

"Yaudah kita makan dulu aja ya, nanti abis makan kamu anter aku ke stasiun deket sini aja."

Malik mengeratkan tangannya pada Joy memandang wajah gadisnya itu dengan raut wajah bersalah, "Maafin aku ya, aku ga expect banget bakalan kaya gini."

"gapapa lik, yang penting kamu makan dulu sekarang. Jangan lupa bungkusin buat sepupu kamu sekalian."

Selang beberapa menit kemudian, keduanya sudah menyelesaikan makanannya dan Joy undur diri ke toilet untuk membuang air kecil. Tiba-tiba saja terdapat getaran dari ponsel disebelah Malik, yang ternyata adalah ponsel Joy yang sengaja ditinggalkan disana.

Pada awalnya Malik tidak menghiraukan panggilan tersebut karena menghargai privacy kekasihnya tersebut, namun lama kelamaan ia mulai terganggu karena panggilan itu terjadi terus menerus dan ditambah saat ia melihat Nama seseorang yang memanggil nomor kekasihnya itu adalah nama laki-laki yang asing dan tidak pernah ia dengar sebelumnya dari mulut Joy.

Saat Malik ingin mengangkat panggilan tersebut, panggilannya berakhir. Namun, pada detik berikutnya laki-laki tersebut mengirimkan Joy pesan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Tbc..

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang