1.6

219 69 16
                                    

Holaaaa!!
Sorry banget kelamaan update,,
aku lagi sibuk banget sama RL,
biasalah mahasiswa tingkat akhir:(
doain ya gais, semoga aku masih bisa waras dan terusin story ini!!
Selamat membaca💚

🌼🌼🌼🌼

Seusai kedua nya makan, kini Joy dan Danu menikmati piscok yg menjadi makanan penutup sambil menonton televisi.

"aku kira tuh, kamu juga bakalan kumpul-kumpul bareng anak fakultas kamu." Tanya Joy tiba-tiba, kini ia sedang berbaring di sofa. Sedangkan Danu duduk di karpet dengan bersandar pada sofa yang Joy tiduri.

"iya emang pada ngumpul makan-makan di pecel ayam, terus tadinya sih niat bawain kamu pecel tuh nanti abis pulang nongkrong. Eh tapi kamu nya kelaperan bgt kaya gt, jadi gaikutan dulu deh." Jelas Danu yang tetap fokus ke acara TV didepannya.

Tanpa sadar senyum terukir di wajah Joy, "emangnya gapapa apa?"

"ya gapapa lahh, lagian ngumpul nongkrong gitu mah tiap hari juga bisa. Lah kalo kamu yg pingsan gara-gara aku nongkrong, bisa-bisa aku abis deh sama Mami, Papi, bang sam.. hadeuhh"

"kasiannn, sorry ya nuu.. Jadi ngerepotin teruss" ujar Joy dengan mengacak rambut Danu disampingnya, namun lambat laun gerakannya memelan.

Danu menoleh menatap gadis yang masih mengelus lembut rambutnya, "it's okay, aku cuma gamau kamu sakit."

Senyum miris kemudian terlihat di wajah Joy, sebelum ia menghela nafasnya pelan "i wish my boyfriend treat me like you do."

"ga harus jadi pacar kamu dulu kan buat memperlakukan kamu selayaknya seorang putri?" Tanyanya dingin sambil kembali menonton TV.

Joy terdiam.

"Let me do it." Ucap Danu kembali seraya mengambil tangan Joy diatas kepalanya, yang membuat bulu kuduk Joy berdiri di tempatnya.

.

Sudah tiga jam dari kepergian Danu di Apartemennya, tetapi wajah dan suara danu masih terngiang di otaknya. Hal itu membuat Joy susah tidur dan pada akhirnya membuat Joy overthinking. Berbagai macam pikiran ada di kepala nya.

kalo aku ketemu Danu duluan dibanding Malik, apa aku pasti bakal lebih milih Danu daripada Malik ya? Pikirnya.

"aduhh, mikir apasihh?!" teriak Joy sambil mengacak-acak rambutnya sebelum dirinya tersadar akan bunyi ponselnya.

Tring Tring

"iyaa halo lik?"

"aku kira kamu udah bobo, soalnya lama banget ngangkatnya."

"iya ga kedengeran soalnya tadi, sorry yaa.. Kamu udah pulang?"

"udah nih, tadi baru banget balik. Kamu udah makan?"

"udah kok tadi, ini udah mau tidur. Ohiya, tadi sore kamu bilang besok kamu kemana?"

"mau turun lapangan besok, bareng anak-anak. Liat proyek pembangunan yang kemaren tempat aku magang itu loh."

"oh yaudah, hati hati yaa.. Besok aku kalo jadi mau jalan sama Willma sama Sindy."

"libur ya besok?"

"iyaa kosong gaada jadwal soalnya."

"yaudah have fun yaa.."

"kamu juga hati-hati disana sama dijalannya"

"iyaa sayanggg.. Good night love"

"Good night hon.."

Setelah mematikan panggilannya dengan sang kekasih, Ia memaksakan untuk tidur agar tidak memulai pikiran anehnya keluar lagi tanpa izinnya.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang