0.7

282 73 15
                                    




Setelah menyelesaikan acara buang air kecilnya, Joy langsung menghampiri Malik dan mengajak laki-laki itu untuk segera pergi, "yuk, pulang."

"bentar, ada yang nelpon kamu tadi."

"siapa?" Tanya Joy dan langsung mengambil ponselnya.

Malik mengedikkan bahu, "aku bayar makanan dulu." Katanya yang langsung melenggangkan kakinya kearah kasir dan Joy pun kemudian jalan keluar untuk menelpon balik Danu.

"Halo, nu?"

"Haloo Joyy? Kamu dirumah? Aku ganggu ga?"

"hm.. ini baru mau pulang sih, kenapa emangnya?"

"Adek aku dirumah sendiri, bunda gapulang. Aku bisa minta tolong ga sama kamu, tolong besok liatin dia sebelum kamu berangkat kampus? Soalnya tadi gurunya telpon aku bilang kalo Dani sakit, tapi pas aku tanya sama anaknya dia bilang dia gapapa."

"Hah? Yaampun, dia udah tidur belom kira-kira sekarang?"

"Kayanya sih udah, chat aku ga dibales sama dia soalnya. Besok kelas aku ada Kuis pagi, jadi gabisa pulang sekarang."

"Yaudah besok pagi, aku kesana. Aku besok kelas siang kok."

"Yaudah. Kalo gitu besok abis kelas aku langsung pulang deh, Makasih banyak ya Joy."

"Iyaa sama-sama nu. Kamunya juga jangan panik, tenangin diri dulu. Kalo gitu aku tutup ya."

Joy menutup telponnya dan saat berbalik badan, ia mendapatkan Malik sedang bersandar pada Dinding Pilar Restaurant memandang lurus Joy, membuat Joy sedikit terkejut.

"Lik, kamu bikin aku kaget aja."

"Siapa?"

"Ada, temen aku." Jawab Joy yang membuat Malik mengernyitkan dahi, Joy sadar jika Malik sedang menduga-duga siapa Danu sebenarnya. Namun yang keluar dari mulut Malik hanyalah ajakan pulang.

"Yaudah yuk aku anter ke stasiun."

.

"Kamu yakin gapapa aku anter sampe sini aja?"

"yaampun lik, kamu tuh udah nanya 4 kali dari kita makan tadi sampe sekarang. Beneran kok aku gapapa, nanti aku minta jemput bang Sammy di sana. Kamu sana yang cepet-cepet, nanti sepupu kamu nungguin kasian tau.."

"Yaudah kalo gitu, aku pulang ya." Kata Malik menghampiri Joy dan langsung mencium kening Joy tanpa permisi.

Joy yang terkejut langsung meninju tangan Malik. "Kebiasaan deh kamu tiba-tiba nyium, udah tau ditempat umum." Malik hanya tersenyum geli melihat kekasihnya memerah. "Yaudah makasih ya, udah dianterin sampe sini. Pacar aku baik banget." Ucapnya lagi dengan senyumnya yang bisa membuat siapapun yang melihatnya gemas dan ikut tersenyum.

Malik mengelus rambut hitam Joy dengan lembut, "emang harusnya aku yang anter jemput kamu sayang."

"Ihh apaansi emang kamu tukang ojek apa"

"Makanya pikirin lagi tawaran mama kamu."

saat di perjalanan Joy memang menceritakan mengenai tawaran Mami nya pada Malik, dan hal itu sangat disetujui oleh Malik. Namun berbeda hal nya dengan apa yang dirasakan oleh Joy, ia masih mempertimbangkannya matang-matang karena tidak ingin kehilangan mobil kesayangannya dan kehangatan rumahnya.

"nanti deh ya, nunggu kabar keadaan mobil aku dulu."

"yaudah, aku juga ga maksa kok. Senyamannya kamu aja. Kalo gitu aku pulang ya."

"hati-hati sayang"

"kamu juga, jangan tidur di kereta." Malik kemudian melambaikan tangannya. Gadisnya itu hanya tersenyum manis melihat tingkah Malik sampai punggungnya itu tidak terlihat oleh penglihatan Joy, sebelum akhirnya Joy berbalik untuk menunggu kereta berikutnya kearah Tangerang.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang