Mata Mark mengikuti Perth yang berjalan mondar mandir di dalam kamar.
"P'Ritz mengantarmu pulang?" gumamnya,
"Uhn... Dia akan menjadi partner duetku. Dan ternyata dia sangat baik Phi. Dia juga ramah dan suka tertawa. Dia bahkan mengajakku bicara pertama kali karena aku terlalu gugup untuk mengajaknya bicara." jelas Perth sambil melepas kemejanya dan meraih handuk,
"Uhn... Kalian memang kelihatan akrab..." gumam Mark.
Perth yang mencium gelagat tak enak langsung meletakkan kembali handuknya dan mendekati Mark yang duduk di depan meja belajarnya.
"Ada apa Phi?" tanyanya, membuat Mark mendongak untuk menatapnya,
"Kau nampak senang karena akan berpasangan dengannya..." kata Mark datar,
"Dai si... Dia idolaku Phi..." angguknya pelan,
"Urr... Dan dia nampaknya juga sangat menyukaimu..." kata Mark sembari membuang muka.
Perth terkekeh pelan saat menyadari apa yang terjadi. Kedua tangannya menggenggam armrest kursinya dan menggesernya hingga kursi itu sepenuhnya menghadap dirinya. Mark berada disana, terkurung oleh tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanyanya kesal,
"Membujuk kekasihku yang sedang cemburu..." sahut Perth dengan seringai di bibirnya,
"Aku tidak..."
"Tidak apa?" tantangnya dengan alis terangkat.
Mark mengalihkan pandangannya. Menolak menatap Perth yang masih menatapnya tajam.
"Aku senang..." bisik Perth pelan,
"Ba o~..."
"Aku juga cemburu pada P'Gun..." Mark hendak menyela, namun Perth melanjutkan, "Aku tahu kau dan P'Gun tak ada apa-apa, tapi aku tidak bisa mengontrolnya..."
Mark hanya diam saja, jadi Perth menjepit dagu Mark dan membuat pria itu mendongak menatapnya.
"Aku tak suka saat para fans bilang kau dan P'Gun nampak serasi... Aku tak suka saat mereka bilang P'Mark menatap P'Gun dengan lembut.
Aku mengerti mengapa P'Mark tak suka melihatku dengan P'Ritz karena aku juga merasakan hal yang sama. Tapi Phi harus percaya padaku na... Karena aku hanya mencintaimu Phi... P'Ritz hanya teman. Benar-benar hanya seorang Phi saja..."
Mark tenggelam. Mata coklat gelap itu menatapnya tajam dan dia bisa melihat wajahnya ada di pantulannya. Mark tiba-tiba menyadari kedekatan mereka saat ini. Hawa panas menguar dari dada telanjang Perth yang ada begitu dekat dengan wajahnya.
"Hatiku ada disini na... Bersama P'Mark..." bisik Perth di telinganya dengan tangannya berada di dada Mark, sedikit menekannya.
"Ungh..." erang pelan itu membuat mata Perth berkilat, dia bisa merasakan saat napas Mark semakin memburu dari dadanya yang naik turun.
Perth menggeser tangannya sedikit dan memberi tambahan tekanan disana, mengusap bahan kaos Mark dengan gerakan melingkar, membuat Mark memejamkan matanya perlahan dan tangannya naik meremas lengan Perth.
'Shiaa Phi...'
Perth menerkam bibir Mark yang sedikit terbuka dan menyurukkan lidahnya masuk saat tangannya mencengkeram tengkuk Mark dan membuat kepalanya menengadah.
Tangan Mark merayap di punggung Perth dan menggarukkan tangannya disana, membuat jejak garis merah muda.
Satu kaki Perth berada di antara kaki Mark dan dia bisa merasakan saat posisi Mark semakin merosot. Penisnya yang mengeras tertekan di kaki Perth dan Mark melenguh pelan karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKING CHANCES (COMPLETED)
FanfictionPerth dan Mark bertemu di project LBC. Mereka memulai semuanya dari sebuah persahabatan, hingga hubungan Kakak-Adik yang akrab. Perth selalu ada untuk Mark dan Mark menikmati apa yang ditawarkan Perth padanya. Mereka saling menjaga dan peduli satu...