Chapter 18 "BackStreet"

490 46 5
                                    

***

'Apa dia serius?'

'Tidak bercanda?'

'Kenapa tiba-tiba dia mengiyakan ajakanku berpacaran?'

"Hoi Perth!!" suara itu dan tepukan di bahu membuat Perth menoleh ke belakang dan mendapati Blue ada disana,

"P'Blue..."

"Mana Mark?" tanyanya,

"Masih di toilet..." jawabnya.

Blue yang merasakan keanehan itu mengangkat alis dan meremas bahu Perth, meminta perhatiannya. Karena dia merasa seolah tubuh Perth ada disini tapi nyawanya entah melayang kemana.

"Ada apa denganmu?" tanyanya,

"Huh?"

"Kenapa wajahmu memerah?" Blue spontan menyentuh dahi Perth, mencoba merasakan suhu tubuhnya, "Kau demam?"

"Hands off Blue!" seru seseorang dari kejauhan sembari berlari kecil ke arah mereka,

"Huh? Alai wa?!" sahut Blue bingung, "Aku hanya memeriksa keadaannya... Dia nampak memerah. Apa Nong sakit?"

Mark ikut mengamati Perth yang wajahnya masih sedikit memerah.

"Apa kau demam? Tadi malam kau baik-baik saja..." gumam Mark sambil menarik Perth ke depannya, mengamati wajah juniornya itu lebih seksama,

"Tadi malam... Diao khon... Apa kau menginap?"

"Cai... Ta mai ya?" tanya Mark dengan ekspresi menantang pada Blue.

Wajah Blue seketika langsung berubah. Dia menutup mulutnya dengan raut wajah terkejut yang nampak dibuat-buat.

"Heui... Apa kalian melakukannya?!" serunya,

"Bukan urusanmu Blue!!" sontak Mark, mendorong Blue dengan kesal,

"Pelit!! Katakan padaku..." sahutnya sambil menarik lengan Mark,

'Dia bisa jadi sangat konyol!' batin Mark tak habis pikir,

"Perth... Phi masuk dulu na... Makan siang di kantin?" pintanya,

"Unnn..."

"Khu bai khon na..."

Walau Mark masih khawatir pada kekasihnya itu, tapi kelasnya akan dimulai dalam 30 menit. Mark hanya mengusak rambut Perth dengan lembut sebelum beranjak.

"Ayolah ceritakan padaku... Pertama kalinya kau top atau bottom?"

Pertanyaan itu membuat Mark terkejut, karena dia mengungkapkannya dengan suara keras dan di lorong kampus pula. Perth bisa melihat saat Mark mengunci leher Blue dengan lengannya dan membungkam mulutnya dengan satu tangan.

"Diam, Blue!!" serunya kesal, membuat Perth tersenyum membayangkan wajah Mark yang pastinya memerah karena malu.

Semalam saat Mark mengatakannya, Perth hanya bisa mengangguk pelan, tak sanggup bicara. Bahkan saat Mark mengajaknya untuk berangkat tidur pun dia hanya mengikutinya dengan patuh.

Perth tak bisa berpikir sejak mendengar tawarannya.

'Apa semalam aku mengiyakannya? Aku tak ingat apa jawabanku...' batinnya kesal, 'Tapi pagi ini dia tampak senang. Jadi tak mungkin aku bilang tidak kan?'

Itu menjelaskan kenapa wajah Mark nampak begitu cerah pagi ini. Dan sikap manjanya.

Mark membangunkannya dengan sebuah kecupan di bibir dan senyumnya yang menawan adalah yang pertama dilihat Perth saat membuka mata.

TAKING CHANCES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang