Chapter 1 "Being Here With You"

1.3K 82 33
                                    

Buat yang merasa pernah baca cerita ini... Yak tebakan Anda benar. Hahaha...

Cerita ini pernah dipublish dengan judul yang sama tapi aku unpublish karena entah kenapa wattpad bertingkah dan urutan chapternya tiba-tiba jadi acak. Dan setelah itu aku coba benerin walau gagal terus jadinya baru sekarang bisa dipublish ulang. Harus bikin project baru dan di copas satu-satu.

Pokoknya selamat menikmati aja untuk semua penumpang kapal PerthMark.

Bon Voyage!!

***

Sejak selesai shooting adegan terakhirnya di LBC, Mark memiliki kekhawatiran sendiri. Dia tahu adegan itu akan membawa masalah baginya, tapi dia tak menyangka hal itu akan menjadi separah ini.

Dia menatap nanar layar komputernya dan membaca satu persatu DM yang dilayangkan untuknya. Pesan-pesan itu benar-benar membuatnya sedih, marah sekaligus kecewa. Bukan hanya anti fans tapi bahkan beberapa fans yang dulunya selalu setia memuji-muji dirinya, kini beralih menghujatnya.

Dia ingin berteriak pada setiap masing-masing orang yang menDM-nya, bahwa dia adalah Mark Siwat... Dan Mark Siwat bukan Kenkla. Dia ingin meneriakkannya pada dunia. Dia ingin mereka berhenti menghujatnya.

Dengan kesal Mark membanting keyboardnya ke lantai dan menatap bagian-bagian keyboard itu melayang semburat di lantai.

Dadanya terasa sesak karena rasa kesal yang tak tersalurkan. Mark berbaring seperti fetus di atas karpet dengan tangan menekan ulu hatinya yang terasa sesak.

Dia hanya ingin menghilang dan tak satupun orang akan dapat menemukannya.

***

"P'Mark... Apa yang terjadi?"

Pria muda itu masuk ke dalam kamar Mark dengan raut wajah bingung. Dia melangkahi kekacauan di lantai kamar dan mendekati Mark yang masih meringkuk di atas karpet bulu coklat muda. Entah sudah berapa lama.

"P'Mark... Kau baik-baik saja?" tanyanya lagi, memaksa Mark untuk menatapnya,

"Aku tidak baik-baik saja... Tidak ada yang baik-baik saja..." sahutnya lemah, masih dengan posisi memegang ulu hatinya, wajahnya kini terlihat kusut masai, matanya sembab dan di pipinya nampak jejak air mata.

Perth khawatir melihat kondisi pria yang lebih tua setahun darinya itu dan enggan meninggalkannya walau jelas Mark menolak untuk dibantu atau ditenangkan.

"Phi... Bangunlah! Jangan berbaring di lantai..." Perth mencoba menariknya untuk duduk,

"Biarkan aku Perth!" sahut Mark mendorong tubuhnya menjauh, membuat Perth jatuh terduduk,

"P'Mark... Jangan begitu na... Aku khawatir padamu!" bujuknya sambil memeluk tubuh Mark yang entah sejak kapan terbaring lemah di lantai.

Perth dan Plan sudah menduga hal ini akan terjadi, begitu membaca komentar fans mereka di IG dan twitter setelah episode terakhir LBC di tayangkan.

Adegan perkosaan yang dilakukan Kenkla terhadap Techno saat pria itu mabuk parah dan bagaimana Kenkla mengambil kesempatan seolah Techno yang memaksanya untuk berhubungan seks mengundang banyak kontroversi.

TAKING CHANCES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang