Chapter 15 "Missing Each Part of You"

590 53 39
                                    

Mark dan Perth berpisah setelah tinggal bersama selama liburan semester mereka. Mark kembali lebih dulu, menghabiskan sisa liburan semester bersama keluarganya.

Perth mengantarnya hingga ke mobil saat Mae dan manajernya datang menjemput ke cottage. Sementara Perth harus menyelesaikan adegannya yang tersisa, Mark bersiap untuk berlibur bersama keluarganya ke Krabi.

Di luar tak ada yang berubah dari Mark, namun bahkan Mix bisa mencium gelagat aneh dari Sang Adik.

Mereka sedang bersantai di balkon cottage mereka yang mengarah ke laut lepas saat Mix akhirnya memutuskan untuk buka suara.

Kedua orang tuanya sedang keluar untuk makan malam romantis, meninggalkan keriuhan dua bersaudara itu.

"Hei..." dia menyenggol bahu Mark yang nampak melamun, "Mau membicarakannya?"

"Alai na?"

"Kau terlihat banyak pikiran sepulang dari shooting kemarin... Mae juga mulai khawatir..." kata Mix sambil mengusak rambut Mark,

"Maaf..." gumam Mark pelan,

"Jangan meminta maaf Mark! Katakan padaku apa yang kau risaukan..."

"Aku... Merindukan seseorang..." katanya dengan senyum lemah,

"Diao... Kau... Merindukan siapa?" tanya Mix bingung,

"Hanya... Seseorang..."

"Kau tak bisa mengatakannya?"

Mark hanya menggeleng sedih sebagai jawaban. Dia tak tahu jika dia bisa mengatakan hal itu pada Mix. Dia sendiri tak yakin dengan apa yang ingin dia lakukan atas perkembangan ini.

"Kalau kau merindukannya... Katakan saja!" sahut Mix akhirnya.

Kata-kata itu berhasil membuat Mark menatapnya. Namun bukannya senang, Mark malah menghembuskan napas frustasi.

"Aku tak yakin dia merindukanku seperti aku merindukannya Phi..." keluhnya,

"Mark... Jika kau menyukai seseorang, kau harus mengatakannya. Tak baik memendam perasaan sendiri..." kata Mix sok bijak,

"Tapi aku tak mau kehilangan dia sebagai sahabatku..."

"Diao... Aku tak pernah tahu kau memiliki sahabat perempuan..." kata Mix bingung, "Apa aku melewatkan sesuatu?"

"..."

Mix bangkit dari kursinya dan berjalan pelan ke arah selasar balkon sambil berpikir keras, kemudian mulai bicara dengan nada ragu, "Orang itu... Yang kau rindukan... Dia seorang... Pria?"

"..."

"Mark... Demi Tuhan! Katakan padaku!!" Mix nampak panik mendekati Mark dan mengguncang bahu Mark dengan keras, "Katakan padaku kalau dia bukan Blue! Katakan!!"

"Blue?"

"Aku takkan rela jika kau jatuh cinta padanya! Aku akan menggantungnya jika itu sampai terjadi... Katakan padaku itu bukan Blue Pongtiwat!!" sahutnya panik,

"Bao krap Phi... Bukan Blue..." sahut Mark mentertawakan kekhawatiran Mix yang nampak konyol,

"Jika bukan Blue, lalu siapa? Sahabatmu hanya dia kan?!"

"Sudahlah Phi... Percuma dibahas... Aku akan segera melupakannya. Ini hanya sementara. Aku akan mencoba mengembalikan perasaanku seperti sedia kala..." sahut Mark masih tersenyum,

"Jika kau bisa melakukannya... Maka selamat Mark! Tapi dari yang aku tahu... Perasaan bukan hal yang mudah untuk dimanipulasi... Semoga beruntung dengan misimu na..."

TAKING CHANCES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang