Mix duduk di balkon dengan pikiran mengembara. Dia tak suka menganggur itu membuatnya memiliki terlalu banyak waktu untuk berpikir. Memikirkan hal yang tak ingin ia pikirkan.
Tek...
Dia mendongak dan mendapati Perth meletakkan dua cangkir kopi di mejanya.
"Black Coffee... Seperti yang kau suka, Phi!"
"Khob khun krap... Aku tak tahu kau sekarang minum kopi..." katanya saat melihat Perth menghirup aroma kopi dari cangkirnya penuh pebghargaan,
"Ah... Aku butuh caffeine-nya untuk terjaga di malam hari. Banyak project yang harus segera diselesaikan..."
Mix tahu beberapa tahun belakangan Perth mulai membuat lagu dan aransemen sendiri.
"Kau bisa jadi orang dewasa juga ya..." katanya sembari mengusak rambut adik iparnya,
"Itu hanya karena kau melihatku sejak aku masih sangat muda Phi..."
"Krap... Kau bahkan belum bisa masuk club saat aku pertama mengenalmu..." ledeknya.
Kesunyian menyelimuti balkon kecil itu saat keduanya menikmati kopi bersama.
Mark entah menghilang kemana setelah menguliahi Mix tentang membaca perasaan. Perasaan yang selama ini selalu dihindari Mix.
Dia tak ingin mengerti perasaannya. Dia merasa tak memerlukannya.
"Tidakkah kau bisa melihatnya Phi? Dia menunggumu...
Blue mungkin tak mengatakannya, tapi setiap kata-kata kejam yang kau lemparkan padanya, tiap tuduhan tak berdasar itu telah melukainya. Meski begitu dia masih mencintaimu. Masih menunggumu!"
Huft...
Tek tek...
Mix mengetuk-ngetukkan kotak rokoknya ke meja dan mengeluarkan sebatang hendak menyulutnya.
"Kau merokok Phi?" tanya Perth,
"Kau tidak?!" tanyanya,
"P'Mark akan membunuhku jika dia mencium bau rokok di tubuhku..." sahut Perth,
"Ah benar juga Mark tak suka baunya!" kata Mix sembari memasukkan kembali rokoknya ke kantung,
"Blue juga..." celetuk Perth,
"Huh?"
"P'Blue tidak merokok..." kemudian dengan hati-hati dia menambahkan, "Dia tidak minum bir... Hanya wine dan minuman dengan rasa...
Meski kelihatan tough, dia tak suka minuman dengan rasa pahit!"
Perth terkekeh pelan mengingat detail tentang seniornya itu.
"Kau mengatakan ini karena?"
"P'Mark sangat menyayangi P'Blue seperti saudaranya sendiri. Walau seberapa usil dan mengganggunya temannya itu...
Dia khawatir saat mendapati kalian ada hubungan rahasia..." tambahnya hati-hati,
"Khawatir padaku?"
"Pada P'Blue..." kata Perth terkekeh pelan, "Karena menurutnya, P'Mix sangat mampu untuk melukai sahabatnya itu..."
"Perth!!" suara Mark terdengar memanggil dari lantai bawah,
"Krap! Aku segera kesana..." sahutnya, kemudian kembali bicara pada Mix, "Aku menyadari ini serius saat Mark mengatakan itu.
Tak ada yang bisa melukai P'Blue, Phi! Dia orang yang sangat cuek. Jika Mark takut P'Mix bisa melukainya, maka ini serius..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKING CHANCES (COMPLETED)
FanfictionPerth dan Mark bertemu di project LBC. Mereka memulai semuanya dari sebuah persahabatan, hingga hubungan Kakak-Adik yang akrab. Perth selalu ada untuk Mark dan Mark menikmati apa yang ditawarkan Perth padanya. Mereka saling menjaga dan peduli satu...