Chapter 11 "Be There For You"

526 54 10
                                    

Setelah adegan Mark yang memukul Oab di hari terakhir workshop, semuanya berjalan cukup damai. Selain lirikan tajam dan pandangan menghunus yang dilayangkan Mark pada Oab. Semuanya baik-baik saja.

Oab sesekali akan melemparkan pandangan bertanya pada Perth ketika Mark tak melihat dan hanya dijawab dengan gelengan lemah oleh pria muda itu, membuat Oab terkekeh pelan.

Oab tak ingin kisah sedihnya terulang pada Perth. Dia cukup menyukai Perth untuk berharap pria itu takkan merasakan rasa sakit yang dia rasakan. Dia bisa melihat perasaan antara kedua orang itu tapi percuma jika keduanya tidak menyadari hal itu.

Dia hanya bisa berharap seiring berjalannya waktu, mereka akan semakin mengerti isi hati masing-masing.

***

Perth dan Mark berpisah saat Ibu masing-masing menjemput mereka. Setelah berjanji saling memberi kabar, mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

Sesampainya di rumah Perth langsung berbaring di ranjangnya. Sekedar mengistirahatkan tubuhnya yang kaku karena duduk di bus selama beberapa jam. Saat itu tiba-tiba handphonenya bergetar.

"Aw P'Mark... Maaf... Aku lupa mengabari. Aku sudah sampai rumah Phi..." sahutnya, terburu-buru bangkit dari tempat tidur,

"Ah... Jangan lupa langsung istirahat ya... Kau belum sembuh benar. Pastikan untuk makan teratur dan minum obatmu na..." kata Mark mengingatkannya,

"Uhn... Khob cai na Phi!" sahutku sambil tersenyum senang,

"Kalau begitu... Sudah dulu ya. Fan di na Perth!"

"Fan di na Phi!"

Aku kembali membaringkan tubuhku yang lelah. Tanganku meraih guling dan memeluknya dengan gemas.

***

Bruuughhh...

"Heuiii Blue!!! Apa yang kau lakukan?" tanya Mark pada Blue yang telah memukul kepalanya dengan buku diktat,

"Kau melamun terus!" sahutnya kesal sambil meletakkan tumpukan buku di samping Mark, "Ingat!! Ujian kita mulai minggu depan!"

"Urrr... Khu lu!"

"Apa yang kau pikirkan?" tanyanya,

"Mei mi..."

"Uhn... By the way... Kemana Nong kesayanganmu?" Mark kembali bertanya sambil membuka buku catatannya,

"Khai?"

"Siapa lagi? Perth Thanapon, ngai!"

"Ah... Perth o~ Sepertinya dia ada FM dengan Tempt! Aku sudah 2 mingguan tidak bertemu dengannya... Sejak workshop terakhir!" jelas Mark pada Blue, seketika dia ingat kenapa dia sedikit badmood. Sudah beberapa hari dia tidak bertemu Perth dan tidak mendengar kabar darinya.

"Urr... Kau yakin dia baik-baik saja? Setelah ini ujian bukan? Bagaimana dengan tugas dan pelajarannya?!"

"Khu mei lu..."

"Tanyakan saja!" usul Blue,

"Tanyakan... Apa?"

"Tanyakan jika dia butuh bantuan dalam mengejar pelajarannya... Masa gitu aja harus diajarin?" tanyanya, "Kau merindukannya kan? Ingin bertemu kan?"

"Ba o~ Mei cai..."

"Kha la lo? Untuk seorang senior menawarkan bantuan belajar itu hal yang biasa lho..." nada suara Blue jelas menunjukkan dia sedang menggosa sahabatnya itu,

"Cing o~"

"Ciiiing..."

Mark tertegun sambil menatap buku pelajarannya. Menimbang-nimbang untuk menelpon Perth atau tidak. Sedangkan Blue yang duduk di sampingnya hanya tersenyum usil. Seolah mengetahui sebuah rahasia.

TAKING CHANCES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang