Chapter 20 "Storm Will Pass"

440 44 9
                                    

Perth mencoba menghubungi handphone Mark tanpa hasil. Sudah beberapa kali namun tetap tak tersambung.

Plan, Mean dan Gun menatapnya khawatir. Sammy meremas bahunya pelan, berusaha menguatkan. Raut wajah Perth sudah berubah menjadi panik.

"Kita harus mengatakan ini ke managernya... Dia belum tahu kan?" saran Plan,

"Belum Phi! Dia janji datang jam 4 dan ini belum setengah 4... Dia hanya tahu Mark sedang ada di rumah... Dia bahkan mungkin tak tahu kalau Mark ada di lokasi!" sahut Perth,

"Tapi dia sudah melihat video pernyataan itu kan?"

"Mustahil dia tak tahu... Dia masih mengira Mark hanya memberi pernyataannya tapi dia tak ikut demonya." sahut Gun,

"Bagaimana Perth?" tanya Mean pada Perth yang masih berusaha menghubungi Mark,

"Tetap tak bisa Phi!" Perth menggeleng lemah,

"Mari berpikir positif, mungkin dia sibuk dan ada di tempat yang ramai jadi dia tak bisa mengangkat telponnya..." kata Plan,

"Ya... Mungkin itu yang terjadi..." jawab Perth tak yakin.

Sammy membuka streaming berita terkini di handphone nya dan suara pembawa acara langsung terdengar melaporkan siaran langsung dari titik demo.

Kerusuhan yang terjadi siang ini semakin memanas. Aksi saling serang antara kedua kubu juga polisi semakin ricuh.

Kerumunan mahasiswa berhasil dipukul mundur dan akhirnya bergerak menjauh hingga beberapa kilometer dari titik awal pecahnya kericuhan ini.

Saat ini mahasis...

Plan meraih handphone Sammy dan mematikannya. Dia melirik Perth dengan cemas dan menggeleng pada Sammy. Gadis itu menyadari maksud Plan dan kembali terdiam.

"Hentikan ini! Tak ada gunanya kita menduga-duga yang terjadi. Ayo bersiap! Jika Mark datang kita bisa langsung mulai..."

"Perth... Ayo!"

"Krap Phi!"

Walau dia khawatir dan cemas, tapi tak ada yang bisa dilakukan Perth selain berdoa Mark baik-baik saja. Keadaan di luar sana memang sedang kacau. Beberapa kasak kusuk di lokasi event juga menyuarakan hal itu.

"Perth... Perth..."

"Oi... Watdee Phi..." sapanya pada salah satu admin fansclub-nya,

"Hampir saja kami tak sempat datang! Jalanan di luar macet sekali dan bus tidak beroperasi..." jelasnya,

"Aw cing o?"

"Urr cing... Kami sudah takut saja kalau event ini akan dibatalkan..." suaranya,

"Tapi pasti banyak yang tak bisa datang karena keramaian di tengah kota semakin parah..." tambah salah satu temannya,

"P'Mark belum kelihatan... Yang lain sudah datang kan?" tanyanya lagi, nampak penasaran,

"Uh... Urr... Mungkin masih di jalan..." sahut Perth mencoba tersenyum sebisanya,

"Aw semoga dia tidak terjebak kemacetan ini..."

Percakapan mereka terhenti saat salah satu MC naik ke atas panggung dan perhatian semua orang terarah kesana. Dan Perth merasa semakin cemas karena Mark masih belum nampak dimanapun.

***

Wanita itu menggebrak meja cukup keras menyebabkan suara kencang dan mengejutkan semua orang yang ada di dalam ruangan itu.

TAKING CHANCES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang