Perth sangat sibuk. Teramat sangat sibuk bahkan setiap kali dia mengangkat telpon untuk menghubungi Mark, pembicaraan mereka selalu terpotong kurang dari 5 menit.
Hanya pesan-pesan singkat yang mampir ke handphone Mark. Pesan berisi hal remeh seperti mengingatkan makan, menceritakan hal lucu, laporan bahwa dia sudah sampai rumah dan hal kecil lainnya.
Namun Mark menghargai semua itu. Perth masih menyempatkan diri untuk menghubunginya. Itu saja bisa meyakinkan dirinya bahwa Perth memikirkannya bahkan saat dia begitu sibuk.
Sejak kejadian demonstrasi itu, pekerjaannya mendapat pukulan telak. Beberapa produk yang sudah memintanya sebagai brand ambassador membatalkan kontraknya, event yang dibatalkan dan sebagainya.
Bukannya dia tak menikmatinya. Mark mendapat banyak waktu luang yang dia idamkan setelah 2 tahun tanpa hari libur. Seminggu yang lalu dia bahkan pergi berlibur ke Phi-Phi bersama beberapa artis Wabisabi lainnya.
Walau sudah hampir sebulan berlalu dan pekerjaannya pun berangsur normal, tapi Kwang, manajernya masih saja bertindak terlalu protektif padanya.
Kini wanita itu lebih sering menemaninya bekerja daripada dulu. Dan lebih banyak mengomel.
"Apa kau sempat tidur hari ini?" tanyanya di telpon,
"Uhn... Aku sempat tidur sekitar 1 jam saat menunggu giliran coaching vocal. Bagaimana denganmu?" tanya Perth,
"Aku tadi ke toko buku dengan Blue. Ada beberapa buku yang harus kucari untuk project kampus kami..."
"Kau sudah lihat videoku dan P'Ritz?" tanyanya lagi,
"Tentu saja! Kudengar itu meraih rekor terbaru na..." sahut Mark, mentertawakan nada excited dalam suara Perth,
"Unnn... Tidak disangka..."
"Cai wa... Tidak disangka akhirnya kau bisa menari!" angguknya setuju, membuat Perth cemberut karenanya,
"Ohooo Phi... Kau menggodaku terus na... Lihat saja nanti saat kita bertemu langsung! Aku akan..."
"Akan apa?" tantangnya,
"Aku akan membalasmu saat kita bertemu..." sahut Perth dengan nada mesum,
"Cai cai... Good luck with that!"
Suara tawa renyah Mark terdengar merdu di seberang, menyebabkan Perth ikut tertawa karenanya.
"Perth... Kau dipanggil P'Smile!" suara seseorang memanggil Perth terdengar di latar belakang.
Perth menghela napas frustasi ke arah layar handphone-nya,
"Aw aku harus pergi..." keluhnya,
"Uhn... Su su na... Kau pasti bisa!" kata Mark menyemangatinya,
"Khob cai na Phi... Rak na..." kata Perth dengan bibir mendekat ke kamera seolah mengecup Mark,
"Rak meung gan..." sahutnya sembari tertawa.
***
Pria tampan itu bangun pagi-pagi dan menyibukkan diri di dapur sederhana rumah keluarganya.
"Mark apa yang kau lakukan?" tanya Sang Ibu saat turun ke lantai 1 dan melihat putra bungsunya sedang sibuk disana,
"Aw Mae aku hanya... Sedang membuat sarapan..." sahutnya,
"Sarapan?"
"Urrr... Aku ada kelas pagi dan sedang ingin makan sandwich..." katanya,
![](https://img.wattpad.com/cover/212986945-288-k506113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKING CHANCES (COMPLETED)
FanfictionPerth dan Mark bertemu di project LBC. Mereka memulai semuanya dari sebuah persahabatan, hingga hubungan Kakak-Adik yang akrab. Perth selalu ada untuk Mark dan Mark menikmati apa yang ditawarkan Perth padanya. Mereka saling menjaga dan peduli satu...