Mark memijat pelipisnya yang berdenyut. Di depannya, Blue duduk di sofa dengan kepala tertunduk.
"Katakan satu alasan saja kenapa aku tidak menghajarmu sekarang!" hardiknya kesal,
"Aku ada dua sebenarnya... Satu kau tak punya waktu... Konser itu kurang dari 3 jam lagi akan dimulai.
Dan yang kedua kau butuh aku untuk mengantarmu ke tempat kedua!" kata Blue polos dan Mark hampir menyerangnya sekali lagi.
Untungnya Khun Pichaya menahan Mark walau dia sendiri hampir tertawa karena interaksi kedua sahabat itu.
"Dia benar na Lhuk! Jika kau ingin datang tepat waktu... Sebaiknya kau pakai saja pakaiannya... Aku akan membantumu na kha..." bujuk wanita itu,
"Apa yang kau pikirkan memyelipkan benda menjijikkan ini dalam tumpukan pakaian-pakaianku.
Aku benar-benar akan membunuhmu!" omelnya lagi,
"Itu namanya lingerie!" ralat Blue,
"Itu untuk wanita..." bentak Mark sembari melempar potongan kain itu ke muka Blue,
"Well... Banyak juga pria yang mengenakannya...
Kau harus mencobanya!" kata Blue lagi, tak peduli jika nasibnya sudah di ujung tanduk,
"Kau saja yang pakai!!" teriak Mark kesal,
"Ayo! Aku akan membantumu!" Khun Pichaya kembali menyeret Mark agar menjauh dari keponakannya yang usil.
Mark mengikuti langkah wanita itu kembali masuk ke dalam bilik. Khun Pichaya dengan baik hati membantunya mengenakan bra dengan bantalan yang pastinya akan kesulitan dipakai Mark sendiri.
Sebenarnya, pilihan Blue tidak jelek. Dia memilih gaun chiffon bunga-bunga yang panjangnya hingga ke mata kaki. Jadi Mark masih bisa mengenakan sepatu sport-nya di balik rok itu.
Walau dengan banyak pertimbangan Blue memilihkan warna merah kesukaan Perth, meski tahu itu akan membuatnya mencolok.
Mark juga mengenakan baju dalam berbahan kaos yang nyaman dan berleher tinggi menyamarkan jakunnya. Tas pinggang praktis feminin untuk membawa handphone dan dompet pria itu.
Setelah selesai, dia menatap pantulannya di cermin dan merasa puas. Selain rambut dan wajahnya saat ini dia merasa cukup tersamarkan.
Terlebih setelah ini Blue akan mengantarnya ke sebuah salon dimana dia akan meminjam rambut palsu dan dimake up.
"Kau tampak mengagumkan!" puji Blue saat Mark kembali keluar,
"Diam kau!!" amuknya, Mark masih kesal padanya,
"Kalian siap untuk pergi sekarang!
Semoga beruntung Mark..." Khun Pichaya memeluk Mark erat,
"Khob khun na krap Khun Phi!"
"Hati-hati di jalan!"
Tujuan kedua mereka adalah sebuah salon tak jauh dari lokasi butik Khun Pichaya. Salon ini juga adalah rekomendasi wanita itu.
Pemiliknya adalah seorang pria flamboyan yang juga sahabat Khun Pichaya.
"Kalian sudah datang... Masuk... Masuk..." pria itu menyambut, mereka di pintu masuk, "Apa ini adalah client-ku hari ini?"
Mark menurunkan hoodie-nya dan memberi wai pada pria itu.
"Aw... Kau sangat manis dengan baju itu. Lepaskan hoodie mengenaskan itu! Sangat tidak berseni..." sahutnya seakan jijik,
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKING CHANCES (COMPLETED)
FanfictionPerth dan Mark bertemu di project LBC. Mereka memulai semuanya dari sebuah persahabatan, hingga hubungan Kakak-Adik yang akrab. Perth selalu ada untuk Mark dan Mark menikmati apa yang ditawarkan Perth padanya. Mereka saling menjaga dan peduli satu...