Pagi ini bangun, mandi dan memakai baju untuk ke sekolah.
[ Name ] Clothing
aku berangkat ke sekolah. Kakak kakakku sudah bekerja di bidang mereka masing masing. Seperti biasa saat aku masuk sekolah orang orang memintaku untuk berfoto.
" Maaf maaf aku harus segera masuk kelas" kataku sambil menerobos kerumunan orang.
Aku belajar seperti biasa. Tapi saat istirahat aku dipanggil guru ku karena ayahku meninggal. Aku pun segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku segera meletakkan tas ku dan menuju kamar untuk membaca buku menenangkan diri.
Aku hendak turun ke bawah untuk meminta makanan pada ibu tiba tiba ada yang memanggil.
" [ Name ]?" panggil kakakku.
" Allison!" teriak ku lalu memeluknya.
" Bagaimana sekolahmu?" tanya Allison.
" Huh sedikit menyebalkan, orang orang selalu ingin mengambil foto denganku hanya semata mata aku adikmu" kataku.
" Hahahaha" Allison tertawa.
" Hai Allison, Hai [ Name ]" sapa Vanya tiba tiba.
" Hai sis.." kata Allison lalu memeluk Vanya.
" Kau tak seharusnya disini setelah yang kau lakukan" kata diego tiba tiba.
" Kau benar benar ingin melakukannya hari ini?" tanya Allison.
Diego hanya diam.
" Ngomong ngomong, pakaianmu sangat cocok" lanjut Allison.
" Paling tidak warnanya hitam" jawab Diego.
" [ Name ]... Kemarilah" kata Diego.
Aku pun mengikutinya naik tangga.
" Kita kemana?" tanya ku.
" Kau akan tau nanti" kata Diego sambil mengacak acak rambutku.
" Cukup" kataku sambil memegang rambutku lalu pergi ke kamar. Sedangkan Diego menuju kamar Luther.
" Jangan berkelahi" kataku mengingatkan.
Di kamar mengganti baju sekolahku
[ Name ] Clothing
lalu merebahkan diriku sambil membaca buku tentunya. Tak lama aku lapar dan menuju dapur.
" Klaus?" tanya ku.
" Oh adik kecilku.." kata Klaus sambil menyembunyikan sebuah kotak di belakang badannya.
" Apa itu?" tanya ku.
" Tak ada" katanya lalu pergi.
" Aneh.." bisikku lalu pergi ke dapur membuat roti yang tadi sempat ku beli sebelum pulang tadi. Aku mengambil selai lalu melipat roti itu. Aku menuju ruang tengah dan duduk di sofa di samping Diego. Di sana sudah ada Allison, Vanya dan Luther.
" Kau tak membuatkan roti untukku?" tanya kakak ku itu.
" Tak boleh.. itu rotiku" jawabku.
" Huh rakus" kata Diego.
" Eumm ku rasa kita harus mulai" kata Luther.
" Jadi aku pikir kita bisa menyewa jasa pemakaman di halaman saat petang. Di tempat favorit ayah" kata Luther.
" Ayah punya tempat favorit?" tanya Allison.
" Ya, di bawah pohon ek. Kami sering duduk disana. Kalian belum pernah?"tanya Luther.
" Akankah ada jamuan? Teh? Kue?" tanya Klaus tiba tiba.
" Tidak. Dan buang itu, ayah tak mengizinkan merokok" kata Luther.
" Apa itu rok ku?" tanya Allison.
Aku yang baru menyadarinya menahan tawa.
" Apa? Oh, ya ini. Aku menemukannya di kamar mu. Sedikit kuno tapi sangat menyegarkan" kata Klaus.
" Dengarkan!" kata Luther.
" Ada hal penting yang perlu kita bicarakan kan?" tanya Luther.
" Seperti apa?" tanya Diego.
" Seperti caranya mati" jawab Luther.
" Dan inilah" kata Diego.
" Tunggu, mereka bilang ayah terkena serangan jantung" kataku.
" Ya, terakhir kali aku berbicara dengannya terdengar aneh" kata Luther.
" Oh mengejutkan" kata Klaus.
" Aneh bagaimana?" tanya Allison.
" Ia terdengar tegang" jawab Luther.
" Arghh membosankan, aku pergi" kata ku lalu pergi ke kamar.
" Tunggu [ Name ].." kata Allison.
" Beri tahu aku hal penting saja nanti" jawab ku.
AUTHOR
Hai teman teman..
Chap 2 mungkin akan aku up besok pagi jam 6 an ya..
Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟖 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐭𝐞
Fanfiction[Menunggu The Umbrella Academy Season 3] ※ TUA X reader (by palmer.ensley) Kisah seorang adik perempuan yang sangat disayang oleh kakak kakaknya. Adik perempuan ini bernama [ Name ] Hargreeves. Anak yang suka membaca buku dan membantu orang. Anak y...