Chapter 4

1.1K 160 36
                                    

Aku bermimpi masa laluku.

Masa lalu ( Memori )

" [ Name ].. waktunya makan pagi.." kata Diego.

" Iya kak" jawab ku.

Allison datang lalu membantu ku berpakaian. Sampai di luar kamar aku langsun digendong oleh kakakku Five. Ibu membunyikan bel tanda mulai sarapan. Five menurunkanku lalu mengambil sebuah bantal dan meletakkannya di atas kursiku supaya aku bisa makan. Tanpa bantalan itu aku tidak dapat makan di meja yang tinggi itu.

Kami mulai makan. Allison di sebelahku sibuk memandangi Luther, begitu juga Luther. Diego sibuk makan sambil mengukir pegangan kursi dengan pisaunya. Ben juga makan sambil membaca buku.

" Dukk" tiba tiba Five menusuk meja dengan pisau.

Kami semua menatapnya.

" Number Five!" teriak ayah.

" Aku punya pertanyaan" kata Five.

" Pengetahuan adalah tujuan terpuji, tapi kau tau aturannya tak boleh bicara di waktu makan" kata ayah.

" Aku ingin menjelajahi waktu" kata Five.
" Tidak" kata ayah.

" Tapi aku siap. Aku sudah latihan pindah tempat seperti yang kau bilang" kata Five lalu berteleport ke samping ayah dekat tempat dudukku.

Karena kaget aku tersedak bubur ku.

" Number eight, pergi bersihkan mulutmu" kata ayah.

Aku turun dari tempat dudukku yang tinggi lalu membersihkan diriku dibantu ibuku pergi ke wastafel dekat meja makan.

" Lihat?" kata Five.

" Pindah tempat memang sepele dibandingkan dengan ketidaktauan menjelajahi waktu. Yang satu seperti meluncur di sepanjang es, yang satu lagi seperti menyelami kedalaman air beku tanpa arah dan muncul kembali seperti biji pohon" kata ayah.

" Aku tak paham" kata Five.

" Sudah selesai sayang, kembali makan" kata ibu lalu menyuruhku kembali duduk.

" Permisi" kataku pada Five yang sedang di marahi ayah.

Five bergeser sedikit lalu membantu mengangkatku untuk duduk di atas kursiku yang tinggi.

" Itulah kenapa kau belum siap" kata ayah melanjutkan ceramahnya.

" Aku tidak takut." Kata Five.

" Bukan masalah ketakutan. Efeknya di tubuhmu, bahkan pikiranmu sangat tak terduga. Sekarang, aku melarangmu membicarakannya lagi" kata ayah.

Five lalu pergi meninggalkan meja makan.

" Number Five! Kau belum diizinkan! Kembali" teriak ayah.

END

Aku terbangun lalu menggosok gigiku. Aku bangun kesiangan. Aku menuju dapur dan ada Klaus.

" Hai sis.." sapa Klaus.

" Hai.." jawabku.

Lalu klaus naik ke atas menuju kamar.

" Apa yang kau lakukan?" tanya ku.

" Bersembunyi" Kata Klaus lalu masuk ke dalam lemari.

" Stupid" dengus ku.

" Hey.." kata Klaus lalu menarikku bersembunyi.

Tiba tiba Five datang dilanjutkan Vanya. Mereka berbicara tapi aku tak begitu mendengarnya.

" Apa yang mereka bicarakan" bisikku.

𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟖 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang