Chapter 3

700 120 48
                                    

AUTHOR

Di chap ini intinya aku mau kasih liat gambar gambar kayak yang chap dulu dulu ya.

END

Aku bangun di kursi dengan kabel kabel di sekelilingku. Aku melihat Mrs. Denisse yang tergeletak dengan darah di lantai yang mulai mengering. Aku juga melihat 3 orang lelaki berambut pirang persis seperti yang dikatakan Five.

" Ok. To the point. Apa nama belakangmu?" tanya orang berambut pirang itu.

" Aku tak punya nama belakang" jawab ku.

Orang itu menyalakan mesin di sampingnya dan kabel kabel itu menyetrumku.

Aku menjerit kesakitan. Orang itu lalu mematikan alat penyetrumnya.

" Jawab dengan benar" kata orang itu.

" Aku tak tau!" teriakku.

Orang itu kesal dan kembali menyetrumku. Aku kembali menjerit kesakitan. Lalu salah satu orang itu memberikan kabel tambahan di kepalaku.

" Apa yang kau pasang?" tanya ku.

" Diamlah gadis kecil" kata orang itu lalu menempelkan sebuah kabel di dahiku.

" Nikmatilah memorimu sebentar" kata orang itu.

Orang itu menyalakan mesin lalu aku kembali merasakan setruman tapi tidak sekuat yang tadi.

Lalu muncul beberapa memori di pikiranku.

MEMORI

Note : Gambar hanya Ilustrasi.

Memori pertama

" Good morning girls.." kata ibu.

" Pagi bu.." kata aku, Allison, dan Vanya serentak.

" Waktunya mandi pagi" kata ibu.

Kami bertiga berteriak kegirangan lalu segera masuk ke dalam bathtub yang berisi busa busa.

Kami bertiga berteriak kegirangan lalu segera masuk ke dalam bathtub yang berisi busa busa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Allison kau jangan lama lama mandinya. Kau harus menjalankan misi hari ini" kata ibu.

" Baik bu." Jawab Allison yang masih berendam.

" Vanya, hari ini kau juga harus menemani ayahmu mengawasi kakak kakakmu menjalani misi" kata ibu.

" Bagaimana denganku bu?" tanya ku.

" Kau akan dirumah bersama ibu. Ayah bilang tugasmu adalah menyembuhkan kakak kakakmu jika kakak kakakmu terluka nanti" kata ibu.

Aku hanya diam karena aku sangat ingin pergi bersama kakak kakakku.

Memori ke dua

" AAAAA Diego, Five!" teriakku.

Sementara mereka hanya tertawa cekikikan.

𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟖 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang