Chapter 5

1.1K 150 4
                                    

Aku menggeleng gelengkan kepalaku lalu pergi masuk ke dalam dan menuju ruang tamu.

" Hi Allison, Hi Luther" sapaku.

Mereka tak menghiraukan ku dan melanjutkan pembicaraan mereka sampai selesai.

" Kau mau ikut [ Name ]? Tanya Allison.

Aku mengangguk. Kami berjalan keluar.

" Pakailah jaket mu, diluar agak dingin" kata Allison lalu memberikan jaketku.

" Pakailah jaket mu, diluar agak dingin" kata Allison lalu memberikan jaketku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 [ Name ] Clothing

Aku segera memakainya lalu keluar digandeng oleh Allison. Saat di jalan kita bertemu dengan Vanya dan satu lelaki yang tak ku kenal.

" Allison? [ Name]?" kata Vanya.

" Hai Vanya" sapaku.

" Leonard, ini kakakku Allison dan ini adikku [ Name ]" kata Vanya pada Leonard.

" Tunggu, aku tau kalian. Kau yang di dalam film sebagai pengacara yang tangguh dengan kursi roda kan?" tanya Leonard.

" Ya, itu aku" kata Allison sambil tersenyum.

" Dan kau pemenang lomba cerdas cermat juara satu kan?" tanya Leonard.

Aku mengangguk dan tersenyum.

" Wow, saudarimu orang yang hebat. Kenapa kau tak bilang?" tanya Leonard pada Vanya.

" Kau juga yang di payung itu kan?" tanya Leonard pada Allison.

" Tapi kalian berdua tak tergabung kan?" tanya Leonard pada aku dan Vanya.

" Tidak, aku tidak seperti saudara saudariku. Kalau [ Name ] waktu itu masih terlalu kecil" kata Vanya.

" Maaf mengganggu, tapi bisakah kau pulang?" tanya Allison pada Vanya.

" Pertemuan keluarga?" tanyaku.

" Yap" kata Allison.

" Kalian ingin aku ada disana?" tanya Vanya.

" Tentu" kata Allison.

" Ini tentang ibu" lanjut Allison.

" Hah? Ada apa dengan ibu?" tanya ku.

" Bisakah kau diam sebentar? Uh.. untuk aku sayang kamu" keluh Allison.

" Maaf" kata Vanya pada Leonard.

" Oh tak apa kita tunda makan malamnya" kata Leonard lalu pergi.

Setelah dia pergi aku menahan tawaku.

" Siapa pria itu?" tanya Allison pada Vanya.

" D Dia.. hanya teman" kata Vanya.

" Ah serius?" tanya ku.

Vanya hanya tersenyum.

" Eumm [ Name].. kau belikan aku sepotong pizza" kata Allison lalu memberikan uang padaku.

𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟖 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang