Chapter 11

589 97 0
                                    

" Diego, kita punya kesempatan pulang dan memperbaiki. Kita ambil itu." Kata Five.

" Aku harus berpamitan dengan Lila" kata Diego.

" Lila tak peduli padamu, Diego. Dia menyiksa dan menculik adikmu! Dia agen mereka, salah satu anggota commission." teriak Five.

" Tak mungkin. Itu tidak mungkin" kata Diego.

" Dia memanfaatkkanmu untuk menangkapku. Dan saat dia lelah menangkapku, dia menangkap [Name] untuk mengumpanku. Kau Oswald dalam kisah ini, kawan. Si lugu sialan." Kata Five lalu hendak pergi.

" Kau tak tahu apa yang kau bicarakan!" teriak Diego.

Lalu Five berteleport tepat di depannya.

" Jika kau tak lakukan ini, akan kubunuh kau sendiri. Paham?" tanya Five mengancam lalu berteleport di depanku.

" Love you" kata Five lalu memelukku dan pergi.

Ini sisi [Name] sendiri ya. [Name] itu menganggap Five itu sayang sama [Name] itu sebagai adik kakak. Jadi [Name] itu polos banget.

" Huft, adik kesayangan Five" gerutu Diego.

" Bukankah [Name] adik yang sangat kau lindungi?" tanya Luther.

" Ah aku tau itu, pasti tentang wanita. Wanita memang selalu membuat kita tak fokus" kata Luther.

Luther dan Diego pergi, aku langsung berganti baju.

Setelah berganti, aku langsung pergi menunggu kakak kakakku di gang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berganti, aku langsung pergi menunggu kakak kakakku di gang. Aku hanya duduk sambil mengamat amati arloji. Lalu membaca buku, dan melamun.

" Lama sekali mereka" keluhku.

" [Name]! Kopernya " kata Five.

" Five? Dimana Vanya?" tanya ku lalu memberikan kopernya pada Five.

" Aku menyuruhnya untuk ke sini nanti" kata Five.

Lalu Luther datang.

" Dimana yang lain?" tanya Luther.

" Kau yang pertama" kata Five.

Tiba tiba Klaus datang dengan badan yang hampir jatuh.

" Ada apa Klaus? Kenapa ia berjalan seperti itu?" tanya ku.

" Overdosis amer" kata Five.

" Hei! Kita tepat waktu!" kata Klaus.

" Apa maksudmu "kita"? Kau hanya sendiri" kata Five.

" Mungkin Ben" kata ku.

Lalu Klaus bertingkah aneh seperti mengeluarkan sesuatu dari tubuhnya. Kami hanya menatapnya aneh.

" Keluar!!" erang Klaus.

Tiba tiba Klaus muntah sangat banyak.

Aku yang sedang duduk langsung berdiri.

" Eww, untung aku tidak kena" keluhku.

" Aku tak percaya. Maksudku, kau di sini." Kata Luther.

" Kak.. kita punya delapan menit lagi" kataku sambil mengecek arloji ku.

" Ah dimana yang lain?" tanya Five.

Kami menunggu agak lama.

" Ok, tingggal satu menit lagi" kata ku mengingatkan.

" Ada apa? Kita mau ke suatu tempat? Ini tugas yang mudah" kata Klaus sambil merebahkan dirinya di jalan.

" Ya, ini tugas yang mudah. Kita hanya perlu berada di sini. Tak perlu melawan monster laut raksasa. Pasukan mutan pun tidak. Nein!" teriak Five.

Luther melihat arlojinya.

" Aku tak percaya ini" kata Luther.

" Peluangnya jatuh dari langit." Teriak Luther.

" Bisakah kalian berteriak sedikit lembut? Kepalaku terasa sakit." Kata Klaus.

" Dengarkan aku, Kantong Muntah Tak Berguna, kita baru buang kesempatan untuk menyelamatkan dunia." Kata Five pada Klaus.

Tiba tiba koper yang di bawa Five berbunyi.

" Berengsek" kata Five.

" Sial" kata Luther.

" Ok, kita tak bisa kembali. Waktu kita habis" kataku.

Five lalu melempar koper itu dan koper itu menghilang sepertinya koper itu yang berteleport.

" Kita nyaris berhasil" kata Five.

" Ya, nyaris sekali" kataku.

𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟖 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang