Chapter 15

798 131 2
                                    

Kami pergi ke tempat bowling.

" Dengar, aku benci jadi yang mengatakannya tapi semuanya harus bersiap" kata Luther.

" Untuk apa?" tanya Diego.

" Lakukan apa pun agar Vanya berhenti" kata Luther.

Allison langsung memukul Luther.

" Dengar Luther, kalau tadi kau menuruti ku untuk membebaskan Vanya. Akademi pasti tidak hancur dan Vanya bisa berbaikan dengan Allison" kataku.

" Sudah.. sudah.. yang sudah terjadi biarkan terjadi" kata Klaus.

Tentu saja aku masih marah terhadap Luther. Dia sangat egois, dia melakukan apa pun hanya demi Allison dan itu merugikan kita semua.

" Kita tak punya pilihan" kata Luther.

" Bohong" kata Diego.

" Selalu ada pilihan" kata ku mengingatkan saat Luther bertengkar dengan Pogo.

" Seperti apa?" tanya Five.

" Entahlah" jawabku.

" Apa pun keputusannya, kita harus mencarinya dengan cepat, oke? Dia bisa dimanapun" kata Luther.

" Atau disini, lihat ini" kata Klaus sambil menunjukkan koran yang ia baca.

Aku melihat koran itu.

" Konser Vanya malam ini?" tanya ku.

" Benar. Konsernya malam ini" kata Luther.

" Halo.. Aku benci mengganggu tapi manajerku bilang jika tidak main, kalian harus pergi"kata salah satu pegawai.

" Giliran siapa ini?" tanya Diego.

Luther lalu mengambil sebuah bola lalu melemparnya dan yap menjatuhkan semuanya.

Allison lalu menulis sesuatu di bukunya.

" Dia saudari kita" tertulis di buku Allison.

" Hanya kita yang bisa menghentikannya. Kita harus bertanggung jawab pada ayah." Kata Luther.

" Untuk ayah? Sudah cukup dengarkan......" kata Diego terputus.

" Ia korbankan apa pun agar kita bersama." Kata Luther.

" Aku setuju dengan Luther" kata Five di sebelahku. Aku langsung menatapnya tak percaya.

" Lihat, aku tau kau setuju dengan Luther, tapi karena kau masih bermusuhan dengan kakakmu itu maka kau tak mau menerima pendapatnya. Benar kan?" tanya Five padaku.

Aku hanya diam karena memang benar.

" Kita tak boleh beri kesempatan untuk melawan. Ada banyak nyawa dipertaruhkan kita sudah berusaha selamatkan satu." Kata Five.

" Hai, kalian tau, mungkin bisa kubantu" kata Klaus.

" Ini bukan saat yang tepat" kata Luther.

" Tunggu, biar dia selesaikan dulu jangan kau potong. Ia menyelamatkan nyawa ku dan [Name] hari ini." kata Diego.

" Apa itu benar?" tanya Luther.

" Ya, aku berhak karenanya. Pahlawan nyatanya adalah Ben." Kata Klaus.

Kami semua menatap Klaus bingung.

" Ben?" tanya ku.

" Ya, Sekarang, dengar hari ini dia menonjok wajahku. Tadi, di rumah ia yang menyelamatkan Diego dan [Name] bukan aku." Kata Klaus.

" Mustahil" kata Luther.

" Mau buktinya? Ok aku berikan buktinya. Ok baiklah saatnya pertunjukan." Kata Klaus lalu melemparkan sebuah bola bowling.

𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟖 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐚𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang