Amanda, Ely, Erham dan Derran

32 3 1
                                    

"Ely!"

"Amanda!"

Amanda dan Ely berlari menghampiri satu sama lain. Amanda dan Ely berpelukkan erat.

"Gue kangen banget sama lo." Amanda bergerak-gerak dalam pelukan mereka.

"Aku juga."

Amanda tersenyum menatap Ely, sesaat setelah mereka melepas pelukan.

"Om sama Tante mana?" Amanda bertanya.

"Ha?" Ely mengerjap dan mengembungkan wajahnya.

"Iih. Kok gitu?"

"Mereka nggak ikut." Ely mengulum bibirnya dan tatapan matanya terlihat sedikit sedih.

"Kenapa nggak ikut?"

"Sibuk."

Amanda tidak habis pikir. Kenapa ada orang tua yang seperti itu? Tapi Amanda tidak ingin mengatakan apapun tentang itu. Ia takut Ely tersinggung.

Amanda hanya mengangguk dan menatap curiga ke Ely.

"Itu siapa?" Ely terlihat bingung dengan seorang pria yang bersandar di mobil yang menatap ke arah mereka.

"Ko Derran!"

Derran.

Derran membuka kaca mata hitam yang ia kenakan dan berjalan mendekati Amanda dan Ely.

Ely, gadis itu merasa sedikit awkward dengan hal itu. Seperti pria di dalam film. Ia menunduk dan menatap ke arah lain. Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak.

"Ely!" Amanda memanggil.

"Ha? Iya, kenapa?"

"Barang lo siniin. Mau dibawaan sama Ko Derran."

Ely menggeleng pelan. "Nggak usah. Aku bisa sendiri."

"Sini gue bawain." Derran menarik koper milik Ely dan membawanya ke arah mobil.

"Lo jangan malu-malu."

Ely mengernyit. Siapa juga yang malu-malu?

Amanda menarik tangan Ely dan membawanya masuk ke dalam mobil.

"Ke sini jam berapa tadi?" Ely bertanya.

"Jam sepuluh. Memang kenapa?"

"Nggak." Ely tersenyum.

Amanda dan Ely duduk di belakang. Dan Derran fokus menyetir.

Amanda jadi ingat mau bertanya sesuatu pada Derran. Tapi takut salah juga. Nanti Derran malah tersinggung.

"Ko Derran nggak sibuk, ya?"

"Sibuk."

"Terus kenapa bisa jemput Ely?" Amanda bertanya lagi. Gadis itu penasaran.

"Mamah yang nyuruh aku."

Amanda ber-oh-ria. Gadis itu tidak ingin menanyakan apapun lagi.

Ely melirik-lirik ke kursi pemgemudi. Gadis itu seperti memperhatikan Derran dengan tatapan gelisah dan tidak enak.

Amanda heran sendiri dengan Ely. Tidak di bandara, tidak di mobil. Gadis itu terlihat aneh.

"Lo kenapa, sih?" Amanda menepuk bahu Ely.

Ely tersentak. "Nggak. Aku cuma lagi ..., mikir." Bohong!

Amanda semakin merasa heran dengan sepupunya ini. Sudah lama mereka tidak bertemu dan itu membuat Amanda merasa semakin jelas perbedaan dari Ely. Dulu Ely cerewet dan suka bergaul. Sekarang pendiam dan banyak mikir. Seperti orang tua.

Loves Lives (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang