"Mas ... cepat dong ...."
"Iya, sebentar."
"Aduh ... jangan lama-lama!"
Amanda menghentak kesal saat Erham tak kunjung keluar dari dalam dapur.
Ia tak sabar untuk pergi makan bersama Erham. Sudah sangat lapar. Sekarang pria itu malah menyempatkan waktu untuk membereskan dapur dahulu.
Ddrrt ddrtt
Ponsel Amanda bergetar. Gadis itu mengambil ponsel dari dalam celana.
Aduhh.
"Kenapa dia pakai telpon segala, sih?"
Amanda langsung menolak panggilan telepon itu. Rupanya itu berasal dari Riski. Amanda mengirim pesan pada Riski untuk tidak meneleponnya dahulu. Beralasan jika ia sedang bersama keluarga.
"Ayo. Aku udah selesai."
Erham muncul dengan membawa segelas susu coklat hangat.
Amanda mendecak melihat gelas susu itu. "Apalagi sih, Mas? Kamu bikin susu segala lagi? Nanti kita telat gimana? Kamu tuh ya!"
"Ya ... ini buat ka ..."
"Udah deh, Mas. Taruh aja susunya. Aku lapar."
"Iya diminum dulu. Buat ganjal lapar."
Amanda berpikir ada benarnya juga Erham berkata. Gadis itu segera mengambil gelas susu itu dan duduk di kursi. Menegak habis.
"Ayo cepetan. Aku udah lapar."
Jadi ... hari ini mereka akan makan di tempat makan kesukaan Amanda dan Erham sudah memesan tempat di sana khusus untuk mereka berdua.
Amanda belum mengetahui hal itu.
***
"Lagi apa?"
"Eh."
Ely terkejut saat tiba-tiba sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Gadis itu tampak tidak nyaman dengsn tindakan Derran.
Bukan tidak nyama, hanya belum terbiasa.
"Eh ... Mas Derran."
Saat ini Ely sedang menemani Derran di kantor. Entah kenapa tiba-tiba Derran membawa Ely ke kantor. Tumben.
"Maaf. Kamu belum terbiasa, ya?"
Derran langsung melepaskan pelukannya pada Ely.
"Maaf, Mas."
"Kenapa kamu masih panggil aku Mas?"
"Huh?"
Derran tersenyum masam. Apa Ely tidak mengerti ucapannya?
"Nggak apa."
Derran duduk di samping Ely dengan wajah yang masam. Pria itu hanya diam dan tidka melakukan apapun lagi.
"Mas."
Derran langsung menatap Ely. Mereka saling menatap dengan canggung.
"Maaf kalau ucapan aku kedengarannya nggak sopan. Tapi ... apa Mas Derran udah menyelesaikan masalah Mas sama Kak Anna?"
Derran tidak mengatakan apapun. Pria itu hanya diam sambil masih menatap Ely.
"Maaf, jangan marah. Aku akan udah minta maaf."
"Aku nggak akan marah-marah lagi sama kamu."
Ucapan Derran membuat hati Ely menghangat. Padahal gadis itu sudah berpikir macam-macam. Ia kira Derran marah dengan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loves Lives (END)
Romance"Pernikahan ini adalah hal yang paling tidak kuinginkan." Amanda dan Ely adalah saudara sepupu. Amanda memiliki sifat yang ceria dan penuh semangat. Sedangkan Ely adalah gadis pendiam yang terlalu lembut. Dan kedua gadis muda berusia tujuh belas ta...