Apartemen Erham dan Rumah Derran

21 3 2
                                    

Malam ini memang membuat Amanda jadi merasa miris. Gadis itu menatap langit malam dengan perasaan sedih.

"Amanda."

Ely datang dan duduk di samping Amanda. Ikut bergabung menatapi langit malam.

Mereka sedang berada di rumah keluarga Werru. Malam ini adalah malam terakhir Amanda berada di rumah ini. Rumah penuh kenangan yang membuatnya jadi ingin menangis. Sebentar lagi gadis itu akan pindah ikut dengan Erham tinggal di apartemen.

Sedangkan Ely, gadis itu akan mulai tinggal di rumah Derran. Berpisah dengan keluarganya di Medan.

"Gue  ...." Amanda terisak. Gadis itu memeluk lengan Ely.

Ely mengerti kalau Amanda merasa sangat sedih. Gadis itu pasti tidak siap dengan semua ini.

"Aku tau kamu sedih. Yang kuat, yah."

"Memang lo sendiri nggak sedih, ya?" Amanda mengelap air matanya.

"Sedih, sih. Nggak bisa usilin kamu lagi, karena kita bakal jarang ketemu."

"Ish." Amanda mencubit lengan Ely. "Lo tuh."

"Aduh. Tadi dipeluk-peluk, sekarang dicubit." Rasanya sakit. Amanda kalau nyubit nggak kira-kira.

Tapi balik lagi kesemua hal yang terjadi. Sangat dadakan dan tidak dapat diterima dengan sepenuh hati.

Amanda masih saja merasa sedih. Tapi herannya dengan Ely. Apa yang gadis itu pikirkan? Sedih atau tidak?

Kehidupan Ely masih sangat misterius. Keluarganya saja tidak datang dan menemaninya.

"Lo anak buangan, ya?" Amanda cuma mencoba bercanda.

"Nggak lucu."

"Tapi gue serius, deh. Kenapa keluarga lo nggak datang?"

"Si-buk." Ely mengatakannya lagi.

Alasan yang sangat aneh.

Amanda menatap curiga Ely. "Lo ada masalah sama keluarga?"

Ely menggeleng. Gadis itu tersenyum lucu. Amanda yang begitu membuat perasaannya melega. Syukurlah kalau Amanda sedikit membaik.

Amanda merasa ada sesuatu yang salah. Apa yang Ely alami selama ini?

***

Erham menghembuskan napasnya dengan berat. Pria itu menatap jam dinding besar di ruang tamu dengan perasaan gelisah.

Pukul sembilan malam.

Erham, Derran dan Werru sedang berkumpul di ruang tamu. Sangat terasa aura yang kuat di antara mereka bertiga.

"Papah sudah tau kalau semua ini sangat tidak terpikirkan sama kamu Erham. Dan  kamu juga Derran. Om rasa kamu juga sebenarnya sama sekali nggak siap." Werru berkata.

"Ini memang sangat dadakan. Tapi aku akan berusaha sebaik mungkin. Dan Om tenang aja, aku akan merawat Amanda sebaik mungkin." Erham mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Penuh ketulusan.

Sedangkan Derran. Pria itu hanya ingin mendengarkan.

Werru tersenyum. Hatinya terasa tenang mendengar jawaban dari Erham. Bagaimana pun Amanda adalah anak satu-satunya yang ia sangat sayangi.

Amanda juga sangat manja pada Werru. Sejak kecil tidak pernah lepas sedikit saja dari Werru.

"Amanda itu anaknya manja. Kamu tau itu."

Erham mengangguk. Ia dapat melihat kalau Werru sedang sedih.

Dan dalam pikiran Derran, mengapa Werru membiarkan hal ini kalau dirinya juga masih merasa belum siap untuk melepas Amanda? Sebenarnya apa yang orang tua mereka inginkan?

Loves Lives (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang