Kembali

51 3 2
                                    

Amanda Werru. Gadis itu sedang ada di kantin bersama ketiga teman baiknya. Daniar, Virni dan Siska. Mereka bertiga sedang mengerjakan tugas sambil makan.

"Manda. Gue nggak tau soal yang ini." Virni berkata, gadis itu memperlihatkam buku catatan pada Amanda.

Virni kira Amanda menyahutinya, karena tadi Amanda mengangguk. Tapi Virni baru sadar kalau Amanda sama sekali tidak memperhatikan dan sibuk makan.

"Ish. Dasar ...." Virni mendesis.

Daniar terkekeh melihat Virni. "Lo, sih. Makanya lihat orangnya lagi lakuin hal apa."

"Lagian masa ada orang makan sampai nggak peduli sama sekitar." Virni mencebikan bibirnya dan meminum jus dengan kesal.

Siska hanya fokus belajar. Gadis itu bahkan tidak menyadari kalau makanannya sudah di rauk Amanda. Sedari tadi Siska tidak menyentuh makanan yang ia pesan.

Virni melotot kesal saat Amanda hendak mengambil jusnya. "Ish, Manda!"

***

Amanda masuk ke dalam rumah dan ia melotot kaget saat menyadari ada beberapa orang berkumpul di ruang tamu.

"Amanda, sini, nak." Itu Serin. Mamah Amanda.

Amanda bingung, mengapa Mamah ada di rumah pada siang hari? Dan Papah juga.

"Mah, Pah, kok ...."

Kedua orang itu duduk di sofa. Dan yang Amanda herankan, kenapa mereka berpakaian seperti orang yang mau kondangan?

"Sini duduk." Serin menepuk sofa.

Amanda duduk. Pikirannya masih dipenuhi dengan kebingungan dan keheranan.

"Mah ...."

"Nah, itu lihat siapa yang datang."

Amanda bingung dengan maksud Serin. Memangnya ada apa? Gadis itu menoleh dan mendapati sesuatu.

Amanda melotot kaget. Refleks, gadis itu beranjak dan berlari menghampiri seseorang dan memeluknya erat.

"Mas Ganteng ...."

"Amanda."

"Mas Erham kenapa nggak bilang mau datang? Astaga ...."

Amanda memukul wajahnya untuk memastikan apa yang ia alami ini memang kenyataan.

"Amanda, Erham." Serin memanggil.

Mereka berdua menghampiri Serin dan Werru dan duduk di sofa.

Amanda masih senyum-senyum, terlalu senang mengetahui Erham datang.

"Erham kan udah selesai KKN-nya, ya?" Werru bertanya.

"Iya, Om." Erham terlihat salah tingkah dengan perlakuan Amanda yang memeluk lengannya.

"Mas Ganteng berarti udah mau daftar PNS, dong?" Amanda mengerjapkan matanya.

"Udah."

Amanda tersenyum, senang mendengarnya.

Serin dan Werru saling menatap. Ada sesuatu yang ingin mereka lakukan.

"Amanda." Serin menggapai tangan Amanda.

Gadis itu terlihat bingung. "Kenapa, Mah?"

"Minggu depan kamu tujuh belas tahun. Terus kamu mulai libur kenaikan kelas. Jadi Mamah sama Papah itu mau rencanain sesuatu untuk kamu."

"Apa?" Amanda menatap bergantian kedua orang tuanya yang tersenyum.

"Elyna. Kamu masih ingat?" Werru bertanya.

Loves Lives (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang