Throwback

21 0 0
                                    

THROWBACK

"Aku tidak ingin kita berpisah."

"Se Hyun otteokhae ?" Tanya Noona, "Semuanya semakin rumit. Kalian belum berpisah secara resmi dan sekarang dia hamil. Kita bahkan belum memberitahu Eomma ataupun menyelesaikan masalah hukum mengenai statusku sebagai kakakmu, ditambah kau akan dimutasi ke Singapore."

"Kita bisa menyelesaikan semuanya tahun depan, tapi sejujurnya aku merasa harus mendampingi Se Hyun dulu."

"Ne. Maja." Noona menunduk, "Araseo." Noona menatapku sambil tersenyum meski masih dipaksakan

"Mianhae."

"Aku akan mengunjungi Eomma besok, kau mau ikut ?"

"Aniya, aku ada urusan."

"Baiklah." Jawab Noona datar

Aku dan Noona sibuk dengan pemikiran masing-masing hingga seorang pelayan datang mengantarkan makanan pesanan kami.

"Ho Jun-a."

"Ne ?"

"Apa yang kau pikirkan tentang Se Hyun dan anakmu ?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu ?"

"Apa kau ingin meninggalkan mereka ? Apa kau tidak menyayangi mereka ?"

"Sudahlah ayo kita makan !" Ajakku

"Jawab dulu pertanyaan ku."

"Aku tidak ingin menyakiti mereka, namun aku masih tidak tahu apa yang harus aku lakukan agar tidak menyakiti mereka."

"Apa itu juga jawaban Ayah kandungku ?" Noona tersenyum, "Aku penasaran." Noona mengambil suapan pertamanya

"Molla. Mengapa membahasnya ? Bukankah kau membencinya ?"

"Geurom, namun seandainya dia masih hidup aku berharap bisa menemuinya. Aku ingin menamparnya lalu memeluknya, aku ingin mengatakan kalau aku membencinya lalu aku bilang aku akan memaafkannya. Aku tidak ingin menanyakan apapun lagi, aku hanya ingin menyampaikan itu."

"Jinjja ?" Aku mengerutkan dahi

"Jika dia minta maaf padaku." Noona memiringkan kepala sambil mengangkat kedua bahunya, "Jika sekarang dia sudah bertemu dengan Ibu kandungku di sana, aku harap dia bisa minta maaf lebih dulu padanya. Ibuku yang malang."

"Kau merindukan Ibumu ?"

"Sulit merindukan seseorang yang tidak pernah kau temui, karena itu aku lebih merindukan Uri Eomma. Eomma sangat berharga bagiku." Ucap Noona, "Kau benar-benar tidak bisa ikut denganku besok ?" Noona kembali memastikan

"Aku tidak bisa meninggalkan urusanku. Kau tahu sendiri aku ini orang sibuk." Aku menunjuk diriku sendiri dengan bangga

"Ani, kau buruk dalam manajemen waktu !"

Aku tersenyum sambil melanjutkan makan.

Aku memikirkan apa yang sudah Noona katakan dan aku mengerti apa ingin dia sampaikan. Dia tidak ingin aku menjadi seperti Ayah kandungnya, seseorang yang tidak bertanggungjawab, meninggalkannya dan Ibu kandungnya.




















Hi Readers !! Did you remember this part ?
Yap, Let's back to chapter
'Way Back Home'

Happy Reading !

BAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang