Diam-diam aku masih berusaha menghubungi Noona, namun sudah semalaman dia tidak kunjung mengangkat panggilan telfon ataupun membalas pesan dariku, sudah dapat dipastikan dia bertemu dengan Eomma. Aku berusaha untuk menjaga perasaan Se Hyun, oleh karena itu aku tidak dapat mendatangi Noona untuk memastikan lebih jauh, bahkan aku menjadikan pekerjaan sebagai alasan untuk tetap tinggal di ruang kerja.
"Apa semua sudah selesai ?" Tanya Se Hyun ketika melihatku memasuki kamar
"Kau belum tidur ? Ini hampir pagi." Aku berjalan ke arah Se Hyun yang duduk di tepi ranjang
"Aku terbangun lagi."
"Apa kau butuh sesuatu ?"
Se Hyun menggeleng.
Aku duduk di samping Se Hyun.
"Tiba-tiba aku memikirkan ucapan mu mengenai pindah ke Singapore. Sepertinya aku tidak siap." Ucap Se Hyun, "Aku ingin melahirkan di sini. Aku juga tidak suka sendirian di sana. Kau naik jabatan, itu artinya kau pun akan lebih sibuk dan aku akan kesepian. Di sini setidaknya ada Ibu mertua dan aku masih bisa disibukan dengan urusan bisnis."
Aku mengelus rambut panjang Se Hyun, merapikannya dibalik telinga.
"Sekarang saja kita tidak punya banyak waktu bersama di rumah."
"Haruskah aku menolaknya ?"
"Apa kau ingin menolaknya ?"
"Sebenarnya ini kesempatan yang bagus untuk mengembangkan karirku karena perusahaan sudah mempercayaiku, selain itu aku tidak begitu nyaman dengan budaya kantor di Korea."
"Kalau begitu kau tidak perlu menolaknya, tapi bolehkah kita minta waktu pada Mr. Ronald hingga akhir tahun depan ? Pikirkanlah ibumu, dia pasti ingin melihat cucunya."
"Maja, araseo."
"Ho Jun-a ?"
"Ne ?"
Se Hyun tidak melanjutkan ucapannya.
"Wae ?"
"Aniya." Se Hyun mengalihkan pandangannya
"Apa masih ada yang mengganggu pikiranmu ?"
"Ibumu. Apa yang dilakukannya terhadap geu yeoja ?"
Aku berlutut di hadapan Se Hyun dan memegang pinggangnya, berusaha untuk menatap wajahnya yang sedikit menunduk.
"Jangan pikirkan itu. Lebih baik sekarang kita istirahat."
Se Hyun menatapku.
"Hi boy, what's wrong with your mommy ? She doesn't look happy." Aku bicara pada bayi dalam kandungan Se Hyun, "Can you tell me ?" Aku mendekatkan telingaku pada perut Se Hyun
Se Hyun tertawa pelan.
"Now she look more beautiful." Pujiku sambil menatap Se Hyun, "Your mommy so beautiful, Boy. She's smiling and sorry just me who can see it. Good night." Aku mencium perut Se Hyun
Aku membimbing Se Hyun untuk berbaring di tempat tidur dan aku segera membaringkan tubuhku di sampingnya. Kemudian aku menyelipkan lenganku diantara bantal dan kepalanya.
"Se Hyun-a, bagaimana pertama kali kau mengetahui kehamilan mu ?"
"Hmm." Se Hyun terdengar sedikit ragu, "Hari itu aku pendarahan."
Aku segera menoleh ke arah Se Hyun, bahkan aku nyaris bangkit dari posisiku usai mendengar jawabannya, namun karena sebelah lenganku masih digunakan sebagai bantal tambahan Se Hyun akhirnya aku hanya memiringkan tubuhku menghadap Se Hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAE
General Fiction'Seandainya kita bertemu sebagai orang asing, I'll be your Man.' -H.J Bae 'I don't even know what I feel, tapi kau sangat berharga.' -H.R Bae 'Bagaimana denganku dan anak kita, Bae ?' -S.H Shin [21 Nov] # 1 - kisahcintasegitiga # 1...