Sudah lewat tengah hari ketika Taehyung membelokan mobilnya masuk ke dalam sebuah pelataran rumah seseorang. Tidak ada yang istimewa dari rumah di depan mereka itu, seperti rumah-rumah di pedesaan pada umumnya. Rumah tradisional yang di dominasi kayu dengan pelataran yang masih tanah. Di depannya ada sebuah balai di bawah pohon pinus yang sepertinya sering digunakan untuk beristirahat. Dan di tempat itulah Taehyung menghabiskan masa kanak-kanaknya hingga akhirnya ia harus pergi ke Seoul untuk meraih mimpinya.
Taehyung mematikan mesin mobilnya, lalu menarik nafasnya lega. Ia menatap Jeongyeon yang berada di sampingnya. Gadis itu tampak gugup, ia mengedarkan pandangannya ke rumah kakek Taehyung dengan ragu-ragu.
"Apa ini tempatnya?" tanya gadis itu yang mendapatkan anggukan sekaligus senyuman tipis yang sangat manis dari Taehyung. Namun anehnya raut keraguan dari wajahnya tidak juga berkurang, justru ia tampak semakin khawatir.
"Kakekku orang baik, dia tidak akan menggigit." Canda Taehyung membuat Jeong memelototinya, lalu gadis itu menghela nafas. "Anggap saja kau datang ke rumah orang tua pacarmu, bagaimana?" perumpamaan yang sama sekali tidak membantu, hanya berdampak pada Taehyung yang nyengir kesakitan karena Jeong baru saja mencubit lengannya.
"Tidak lucu." Ketus Jeong lalu membuka pintu mobilnya, kemudian keluar meninggalkan Taehyung yang senyum-senyum sendiri.
Jeongyeon berdiri menatap rumah kakek Taehyung, rumah yang tidak pernah ia bayangkan. Cukup mengherankan melihat rumah kakek seorang bintang dunia, tapi sangat sederhana. Bukan perasaan khawatir seperti sebelumnya yang sekarang ia rasakan, namun perasaan takjub terlebih dengan pemandangan yang terhampar di sekliling rumah itu. sebuah bukit yang menjulang di belakangnya dan hamparan ladang yang penuh dengan tanaman.
"Kajja!" Taenyung meraih tangan Jeong membuat gadis itu sedikit terkesiap, lalu menggandengnya masuk ke dalam rumah.
Beberapa kali Taehyung memanggil kakeknya, namun tidak ada jawaban dari dalam. Sepertinya tidak ada siapapun di dalam. Kemudian Taehyung mencoba untuk menggeser pintunya dan ia terkejut karena pintunya tidak terkunci. Kakeknya jarang sekali pergi tanpa mengunci rumah, terlebih setelah neneknya meninggal. Taehyung selalu berpesan pada kakeknya agar selalu mengunci rumah meski ia ada di dalam.
"Kek, kakek!" Teriak Taehyung sembari menghambur ke dalam. Taehyung tampak panik, ia bahkan lupa dengan keberadaan Jeongyeon yang sekarang kebingungan.
Taehyung memeriksa seisi rumah, berkali-kali masuk dari ruangan satu ke ruangan lain sembari terus memanggil kakeknya. Jeongyeon yang tidak tahu menahu seluk beluk rumah itu hanya bingung dan canggung, meski demikian ia mencoba untuk membantu dan mencari ke dalam ruangan-ruangan itu meski Taehyung sudah masuk ke dalamnya sampai pada akhirnya mereka hampir bertabrakan.
Untuk beberapa detik raut wajah Taehyung tampak terkejut, sepertinya ia baru sadar bahwa ia tidak sendirian. Rasa khawatirnya pada kakeknya hampir saja membuatnya melupakan gadis yang dengan susah payah ia ajak kemari. Peluh mengalir melewati pelipis Tae dan dadanya naik turun tidak teratur.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (Taehyung x Jeongyeon)
FanfictionMasih hujan Tolong jangan berhenti Kalau saja kita bisa berada ditempat yang sama Cukup bagiku - - - 22-4-20 High rank 28-10-20 #2 Jeongtae 19-2-21 #2 taejeong