Chapter 2: Raindrops

718 88 8
                                    

Disarankan follow dulu ya guys😊

Happy Reading 😊

🍀🍀🍀

Maret, 2011

Langkah kaki pria itu seketika terhenti tepat di tepi jalan raya kota Seoul. Wajahnya reflek mendongak diikuti oleh tangannya yang menengadah ke langit yang tiba-tiba berkelabu. Tetesan air kembali mengenai wajahnya dan sekarang dalam intensites yang lebih rapat. Aroma tanah kering menyeruak menusuk hidung ketika tetesan-tetesan air itu tidak berhasil tertampung tangannya dan terjun bebas ke tanah.

Pria itu tidak pernah menyangka, kedatangannya ke Seoul untuk pertama kalinya akan disambut oleh rintik hujan yang menderas seiring berjalannya waktu. Segera ia menurunkan tangannya yang sudah tidak sanggup menampung debit air yang meningkat dan berebut meloloskan diri terjun bebas ke tanah yang mulai basah seluruhnya.

Ia menarik tudung hoodienya, menyembunyikan wajahnya dari derasnya hujan. Kemudian dengan terburu ia melangkah meninggalkan trotoar itu menyebrang jalan bergaris di depannya. Ia harus segera sampai ke halte di seberang jalan dimana bus yang akan mengantarnya kesatu-satunya tujuannya datang ke Seoul itu berada.

Wuusshhh

Seketika langkahnya terhenti saat sebuah mobil berkecepatan tinggi melintas tiba-tiba tepat di depannya. Dadanya menderu, hampir saja jantungnya putus dan jatuh ke perutnya. Andai saja tidak ada orang yang menarik ranselnya dengan kuat yang otomatis menghentikan langkahnya dan membuat tubuhnya berputar kebelakang.

Jika terlambat lima detik saja, pria itu pasti sudah tersambar kuda besi itu dan entah apa yang terjadi selanjutnya. Mungkin akan ada ambulans yang datang 5 menit setelahnya.

Pria itu masih memejamkan mata karena kalut, deru dalam dadanya belum juga mereda ketika seseorang berseru padanya. "Apa kau bodoh!" salak orang itu kasar.

Perlahan pria itu membuka matanya dan seketika terbelalak saat mendapati seorang gadis kecil berdiri di depannya dengan matanya memelotinya. Apa baru saja yang meneriakinya bodoh itu gadis kecil ini? Tanyanya dalam hati.

Dahinya mengerut bingung pada tatapan gadis itu yang tidak kunjung melunak. Sedangkan dia juga tidak kunjung membuka mulutnya untuk mencairkan suasana dan hanya memilih untuk mengamati gadis kecil di depannya itu.

Gadis itu mengenakan seragam sekolah menengah pertama yang hampir basah kuyup. Rambutnya yang sehitam jelaga jatuh ke hampir seluruh wajahnya karena basah. Air hujan mengalir menyusuri lekuk wajah ranumnya. Bahkan saat gadis itu menunjukan wajah kesalnya pada pria itupun, ia masih terlihat manis.

"Apa kau buta?" lagi-lagi gadis itu berseru kasar pada pria itu yang segera kembali ke alam sadar. Baru saja ia hanya disibukan dengan pikriannya sendiri.

Gadis itu adalah orang pertama yang menyalak padanya setibanya di Seoul. Ia tidak pernah membayangkan bahwa kehadirannya di ibu kota langsung mendapatkan omelan sebagai komunikasi pertama. Sepertinya orang Seoul tidak begitu ramah? Batinnya.

"Ooh." Hanya kata itu yang sempat pria itu keluarkan dari mulutnya yang kembali terkatup. Gadis kecil itu sekarang menyeretnya kembali ke tempat dimana ia tadi menampung air hujan. Kemudian mereka menuju ke halte terdekat disana untuk berteduh.

Gadis itu sudah hampir mengomel lagi, ketika sang pria melirik lengannya sendiri yang masih dicengkram kuat oleh gadis itu. Kemudian dengan sigap gadis itu melepaskan tangannya dan sempat membuang muka karena mendadak diserang rasa malu. Namun ia kembali mendongak menatap sang pria dengan wajah kesalnya.

"Kau tidak lihat rambu lalu lintas?" tanyanya yang masih bernada omelan. Reflek pria itu berbalik dan menatap lampu lalu lintas yang berwarna hijau dengan deru mobil yang melaju kencang di bawahnya.

RAIN (Taehyung x Jeongyeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang