Haii
Happy Reading...;)
Taehyung terkesiap, terkejut pada sesuatu yang bergerak di bawah tangannya, tepatnya digenggaman tangannya yang kini telah kosong. Ia mengangkat kepalanya yang masih liglung, sedikit demi sedikit mengumpulkan nyawanya yang masih berkeliaran. Ia meregangkan otot lehernya yang kaku, karena baru saja ia tak sengaja jatuh tertidur dengan kepalanya terkulai di ranjang sedangkan tubuhnya terduduk di kursi.
Matanya mengerjap bangun dan beberapa detik kemudian rautnya berubah terkejut. Ruangan itu asing baginya, tapi entah bagaimana terasa nyaman dan hangat. Ini jelas bukan kamarnya yang sempit di dorm BTS ataupun kamarnya di rumah neneknya yang masih tradisional. Ini jelas ruangan yang tampak di design begitu feminim dengan warna peach mendominasi dan beberapa motif bunga dimana-mana.
Taehyung mengangkat tangannya yang sedikit kebas, seperti baru saja tertindih sesuatu dalam waktu yang lama atau memegang sesuatu terlalu erat. Dan ia sekarang berpaling, pada sosok gadis yang terbaring dalam dekapan selimut hangat di depannya. Gadis itu tampak tidak nyata bagi Taehyung, begitu pula keadaannya sekarang. Keadaan yang tidak pernah ia rasakan beberapa tahun ini yang kini terasa asing. Namun perasaan asing itu bukan berarti tidak ia sukai, karena sekarang ia merasakan ada perasaan seperti ada lusinan kupu-kupu mendesak ke dadanya yang kini berhasil menerbitkan senyumnya yang terus berkembang.
Gadis yang hampir tidak pernah bisa ia raih, kini benar-benar berada di dekatnya, membiarkannya menatapnya begitu lama tanpa berusaha melarikan diri. Namun di sisi lain perasaan khawatirnya kembali muncul, bagaimana tidak, gadis itu sudah pingsan berjam-jam, meski sebenaranya dokterlah yang membuatnya tidur agar obat yang disuntikan ketubuhnya bereaksi dengan maksimal. Tapi ini sudah cukup lama.
Cahaya kemerahan menyeruak dari jendela yang terbuka menandakan bahwa senja telah menyapa yang artinya pekerjaan matahari telah usai dan segera di gantikan oleh bulan. Taehyung menarik nafasnya, menatap ponselnya yang berbunyi kehabisan daya, ada beberapa panggilan masuk yang tidak terjawab dan beberapa pesan yang juga belum terbaca sebelum ponsel itu benar-benar mati.
Tanpa membaca pesan itu, ia tahu bahwa sebagian besar dari Jhope yang marah-marah karena ia harus mengurusi pakaiannya yang ditinggalkan di tempat laundry tadi pagi. Taehyung menyesal membuat pria itu kesulitan, tapi ia juga tidak bisa meninggalkan Jeongyeon sebelum ia bisa melihat gadis itu terbangun dan memastikannya baik-baik saja.
Taehyung mengulurkan tangannya, menyentuh dahi Jeongyeon yang terasa hangat. Panasnya sudah turun, meski belum sepenuhnya pulih, gadis itu tidak lagi membakar tangannya dengan suhu tubuhnya. Kemudian Taehyung beralih pada tangan gadis itu yang entah kenapa sudah ada di dalam selimut. Dahinya sedikit mengeryit saat tangan Jeong tampak kaku seakan dia tidak diperbolehkan memeriksa nadinya.
Senyuman miring tersudut di bibirnya ketika menyadari bahwa Jeongyeon yang lemah kini telah menguat hingga bisa menahan tangannya. Taehyung juga sempat memergoki gadis itu mengeryitkan matanya yang jelas menunjukan bahwa gadis itu sudah sadar, sebenarnya.
Taehyung menghela nafas dengan matanya masih menatap gadis di depannya. Apa dia mengira aku tidak tahu? Oh dia begitu manis. Batinya gemas.
"Sepertinya ada yang ingin bersamaku lebih lama?" bisik Taehyung yang kini telah mencondongkan tubuhnya mendekat pada telinga Jeong. Meskipun gadis itu bergeming, Taehyung tahu gadis itu sudah sadar dan betapa lucunya tingkah gadis itu yang susah payah menyembunyikan raut terkejut sekaligus kesalnya pada ucapan Taehyung barusan. Namun sepertinya gadis itu masih ingin bertahan, sampai Taehyung melanjutkan godaannya lagi. "Keluargamu mengijinkanku untuk tinggal sampai kau sadar, jadi tidurlah, aku akan menemanimu sampai besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (Taehyung x Jeongyeon)
FanfictionMasih hujan Tolong jangan berhenti Kalau saja kita bisa berada ditempat yang sama Cukup bagiku - - - 22-4-20 High rank 28-10-20 #2 Jeongtae 19-2-21 #2 taejeong