Chapter 26 Whatever
Tawa Taehyung telah menghilang seiring menghilangnya pemandangan menggelikan di depannya dan kini hanya menyisahkan lubang yang menganga di bagian terdalam dari dirinya. Tangannya meremas kemudinya menahan amarah yang memohon untuk di lepaskan. Namun ia memilih untuk menengelamkan kepalanya di atas kemudinya, lalu ia menarik nafasnya panjang dan menghelanya dengan berat. Matanya terpejam, meredam debaran kekecewaan yang memenuhi dadanya yang terasa begitu ngilu.
Drrt drrt.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, sebuah pesan masuk. Tae membuka matanya dengan enggan, lalu mengangkat kepalanya, tangannya bergerak meraih ponselnya dan memeriksa pesan itu."Taehyung-shi, apakah anda memiliki waktu luang? Ada sesuatu berkaitan dengan cafe yang harus kita bahas."
Tae menghela lemah, lalu kekehan kembali keluar dari bibirnya. Persetan dengan toko itu, untuk apa lagi aku kesana. Apapun yang aku lakukan itu tidak ada gunanya, gadis jahat itu tidak akan datang kesana, apalagi menemuiku.
Tae menyalakan mobilnya tanpa membalas pesan itu, namun sebuah pesan kembali muncul dilayar ponselnya. "Taehyung-shi, ada menu baru yang harus anda lihat. Kami butuh persetujuan anda sebelum bisa menjualnya."
Mereka benar-benar menguji kesabaranku. Bahkan setelah semua sakit yang ia berikan, ia masih tidak mau melepasku. Desahnya. Taehyung segera menginjak pedal gas mobilnya, lalu melaju pergi sejauh mungkin dari tempat itu.
***
Taehyung pov
Aku segera memarkir mobilku sesampainya di toko roti yang kini telah berkembang menjadi cafe itu. Langkahku mantap masuk ke dalam toko itu semantap niatku untuk mengakhiri semua hal tentang gadis itu.
Aroma gandum dan keju menguar menyapa indra penciumanku. Aroma yang lama kelamaan menjadi familiar bagiku, meski baru beberapa bulan aku datang dan mengambil alih kepemilikannya. Namun itu tidak akan menjadi hal yang aku sukai lagi, terlebih dengan aroma manis buah berwarna merah itu. Buah yang bertahun-tahun menyandra kewarasanku. itu akan segera lenyap dari hidupku, bersama lenyapnya gadis itu dari dalam hatiku.
"Kim Taehyung-shii, anda sudah datang." Sapa seorang karyawan paruh waktu yang beberapa waktu lalu ku terima. Aku hanya mengangguk pelan, setelah gadis itu memberitahu bahwa Nara dan tuan Lee telah menungguku di ruanganku. Ruangan yang otomatis menjadi milikku, seiring berpindahnya kepemilikan toko itu.
Kedua orang di dalam ruangan itu segera berdiri dan memberi salam padaku tepat saat aku masuk kesana. Aku hanya membalasnya sekedarnya, lalu duduk di sofa di depan mereka. Wajah mereka tampak berseri, sepertinya ada kabar baik yang akan mereka sampaikan padaku. Tapi sayangnya aku memiliki kabar yang sebaliknya.
"Terimakasih anda telah bersedia datang kemari." Basa-basi tuan Lee. "Ditengah jadwal anda yang pastinya sangat padat."
Aku hanya menunjukan senyum tipis mendengarnya, tidak berminat untuk menanggapi apalagi melempar pujian balasan. "Langsung saja, apa yang ingin kalian tunjukan padaku?"tanyaku lugas, membuat mereka saling tatap, lalu Nara menegakan duduknya untuk menjawab.
"Kami memiliki menu baru yang kami ingin tunjukan pada anda." Ucapnya dengan senyum lebar dibibirnya, begitu pula tuan Lee yang tampak tidak sabar.
Aku menyandarkan tubuhku ke sofa, menatap kedua orang dihadapanku bergantian tanpa membalas ucapan mereka. Ada banyak hal yang bergulung di dalam kepalaku sekarang. Namun itu semua tidak bisa mengubah tekadku.
Seorang karyawan masuk kedalam ruangan dengan sebuah nampan di tangannya. Nara segera memintanya untuk meletakannya di hadapanku. Aku tidak tahu makanan apa itu, tapi kenapa buah sialan itu ada disana?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (Taehyung x Jeongyeon)
FanfictionMasih hujan Tolong jangan berhenti Kalau saja kita bisa berada ditempat yang sama Cukup bagiku - - - 22-4-20 High rank 28-10-20 #2 Jeongtae 19-2-21 #2 taejeong