Vote dulu baru baca ya...
Jangan lupa banyakin komen...
Happy reading gaes💕
***Kepanikan menyergap taehyung tepat setelah ia membuka matanya dan menemukan dirinya sendirian. Tanpa menunggu nyawanya terkumpul sepenuhnya ia bangkit berdiri. Langkahnya yang sempoyongan dipaksakan untuk keluar masuk ruang demi ruang rumah itu yang sepenuhnya kosong.
"Tidak mungkin!" Elak Taehyung dari semua praduga yang bermunculan di kepanya seperti bisul yang lama kelamaan ingin pecah.
Dengan sedikit menyeret, ia bawa kakinya berlari keluar rumah. Tapi sayangnya tidak ada apapun disana, hanya sisa-sisa semalam yang justru semakin menyayat hatinya.
Brukk! Tubuhnya ambruk, terlalu lemah untuk menerima kenyataan dan satu persatu buliran bening berjatuhan.
Kenapa kamu pergi begitu saja! Tak bisakah kamu menunggu lebih lama? Apa aku tak seberharga itu, setelah apa yang kita lalui. Kamu tetap pergi. Jeongyeon, kamu wanita jahat!
Taehyung tertunduk tak berdaya. Agaknya tidak ada kesempatan lagi untuknya. Ini terlalu berat, bagaimana bisa ia melepas gadis yang ia cintai setelah apa yang terjadi di antara mereka selama ini. Tidak kali ini.
"Taehyungie?" Tegur seseorang membuat Tae buru-buru menyeka air matanya, kemudian mengubah raut wajahnya hingga sebuah senyum tercetak dibibirnya.
"Kakek..." Lemahnya, berdiri lalu menghampiri kakeknya yang menenteng sebuah box transparan yang sepertinya berisi kimchi. " Kakek dari mana?" Tanya taehyung mencoba sekuat tenaga untuk terdengar ceria.
Kekek kim tidak langsung menjawab, ia sepertinya menyadari keanehan dari cucunya itu. "Apa kau sakit? Wajahmu memerah."
Taehyung menjadi glagapan, lalu segera mengusap wajahnya agar rona merah di wajahnya itu menghilang. "Tidak, aku baik-baik saja kek."
Kakeknya hanya mengangguk pelan, lalu ia berkata. "Ya sudah. Ayo kita memasak sarapan, bibi Kwon memberi kita kimchi," Jelas kakek yang ditanggapi senyum lemah di bibir tae. "Kalian harus makan dulu sebelum kembali ke Seoul."
Deg! Hati Tae seperti dihantam batu besar. Bibirnya sedikit bergetar ragu, ia tidak tahu harus mengatakan apa pada kakek, bahwa gadis itu sudah tidak di sini lagi.
Tae masih terdiam di tempat, hingga membuat kakeknya berbalik lalu memanggilnya. Dengan sedikit ragu Tae berjalan mendekat. "Kek, Jeong sudah pergi pagi tadi." Lirihnya dengan berat hati.
Tae menghela nafas, lalu menggandeng tangan kakeknya menuju dapur. "Kita sarapan berdua saja." Namun kakeknya justru menghentikan langkahnya, lalu menatap cucunya heran. "Bagaimana bisa kamu bilang begitu, nona Yoo ada di sini kenapa tidak diajak sarapan sekalian?"
Tae hampir menangis lagi mendengar ucapan kakeknya itu. "Kek, sudahlah gadis itu sudah tidak ada di sini."
Belum juga kakek menjawab, sebuah suara lebih dulu menyela, "Siapa yang sudah pergi dari sini?"
Taehyung spontan menoleh dan jantungnya hampir jatuh, ketika ia melihat gadis itu berdiri beberapa meter di belakangnya. Ia mencoba mengerjapkan mata, masih ragu dengan apa yang ia lihat.
"Nona Yoo, kau sudah selesai menerima telepon rupanya." Ucap kakek mendahului Taehyung yang masih tertegun diam.
Jeongyeon tersenyum lebar lalu berjalan mendekat. "Sudah kek," ucapnya ringan, melewati taehyung yang masih bisu. "Apa kalian akan membuat sarapan?" Tanyanya menatap kimchi di tangan kakek.
Kakek mengangguk ramah lalu bersama Jeongyeon pergi ke dapur. Sedangkan Tae menyusul setelah ia menyadarkan dirinya, jika apa yang ia lihat adalah nyata dan apa yang tadi ia tangis hanyalah ilusi semata.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (Taehyung x Jeongyeon)
FanfictionMasih hujan Tolong jangan berhenti Kalau saja kita bisa berada ditempat yang sama Cukup bagiku - - - 22-4-20 High rank 28-10-20 #2 Jeongtae 19-2-21 #2 taejeong