Chapter 4: Badai

462 62 6
                                    

Untuk yang mau baca chapter ini harus, wajib dan kudu streaming lagu Day6 Zombie. Okayyyy!

Sory baru nongol sekarang dan langsung maksa lagi heheh. Jadi chapter ini akan nyambung dengan Chapter 3: Talking To

Happy Reading 😉

***

Seketika tangan Taehyung membeku melupakan teko kaca ditangannya yang mulai menjatuhkan buliran air dengan berlebihan. Jantungnya dipaksa berhenti ketika kata demi kata meluncur begitu saja dari mulut Jimin. Taehyung bisa melihat wajah pria itu kacau, namun pria itu tidak tahu bahwa apa yang ada di dada Taehyung sekarang telah porak poranda.

Sebuah badai baru saja menerjang hatinya, tepat ketika pria itu berucap, "Aku hanya mengatakan padanya, siapa yang akan percaya dia seorang wanita jika dilihat dari penampilannya saja meragukan."

Seketika hening, tidak ada kata yang terucap dari mereka. Tidak dari Taehyung ataupun member BTS lain yang sedari tadi ada disana, mendengarkan kata-kata kurang mantas terucap begitu saja dari mulut Jimin tentang seorang gadis. Itu gadisku. Geram Taehyung dalam hati.

Semua menatap Jimin dengan tatapan menghakimi membuat pria itu gugup. Tapi dari seluruh tatapan itu Jimin tidak menyadari bahwa wajah Taehyung mengeras dan tatapannya menajam marah.

Jimin meringis mendapat tatapan teman-temannya itu, lalu mencoba membela diri. "Tenang, tidak seburuk yang kalian bayangkan. Aku dan Jeongyeon berteman sejak kecil." Katanya dan kali ini membuat bibir Taehyung bergetar 'mereka saling mengenal?' lirihnya tanpa seorangpun mendengar hingga Jimin kembali berucap, "Aku akan menemuinya besok, jadi tidak perlu khawatir."

Jin menyenggol lengan Taehyung, menyadarkan pria itu pada mugnya yang terisi terlalu penuh. Taehyung tampak bingung sesaat hingga ia menyadari bahwa air dari teko di tangannya telah melewati patas bibir mugnya dan mulai membasahi meja bar dapur mereka.

Taehyung tersenyum tipis pada Jin atas keccerobohannya, lalu segera menenggak isi mugnya hingga tiris. Ia meletakan kembali mugnya saat tiba-tiba Hoseok berkata, "Kau jahat sekali," pada Jimin, kemudian pria itu berjalan menghampiri sofa sambil berkata. "Menurutku dia cantik dan dari dulu dia sudah cantik." Lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa.

Tangan Taehyung mengepal meski ia menyetujui apa yang dikatakan Hoseok itu. Namun sedikit menyebalkan jika gadismu dipuji cantik oleh pria lain. Dan sialnya, Jimin tampak sama kesalnya.

Lagi-lagi Taehyung hanya bisa meringis ketika Jin kembali memergoki raut wajahnya yang berubah. Buru-buru ia menghindari pria itu dan menghampiri lemari es di dekatnya lalu pura-pura mencari sesuatu. Tangannya berhenti pada sekaleng bir beralkohol, namun ia tidak langsung mengambilnya. Ia diam sejenak lalu ia berucap, "Dia manis, bahkan saat rambutnya benar-benar pendek." Tanpa menoleh pada Jimin yang menatapnya terkejut.

Taehyung segera meraih kaleng birnya, lalu berjalan melewati membernya dan tentu saja Jimin, lalu keluar dari pintu yang membatasi ruang tamu dengan balkon apartemen mereka.

Tangannya mengepal lalu memukul pagar balkon dengan kesal "Argghh." Pekiknya. Ia menghela nafas mencoba mengendalikan detak jantungnya yang memburu. Kemudian ia segera membuka kaleng birnya dan meminumnya hingga habis, lalu meremas kaleng kosong itu hingga ringsek.

Ia mencondongkan tubuhnya dengan kedua tangannya bertumpu pada pagar pembatas balkon. Langit malam begitu pekat dan angin dingin musim semi bertiup kuat. Tapi anehnya Taehyung justru berkeringat sekarang. Peluh mengalir di dadanya, seakan ada begitu banyak yang terbakar dalam tubuhnya.

Taehyung menarik nafasnya dalam-dalam ketika sebuah ingatan berpendar dalam kepalanya.

"Aarghhh!" teriak Jeongyeon histeris membuat Taehyung kaget begitu pula beberapa orang yang ada di dalam salon.

RAIN (Taehyung x Jeongyeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang