Sedikit info chapter ini berkaitan dengan buku yang pertama She Is Pandora chapter 15 All Alone. So kalau lupa bisa balik ke sana dulu baru baca chapter ini. Oh ya jangan lupa vote dan komennya ya...
Happy Reading ;)
Taehyung mempercepat langkahnya melintasi koridor-koridor gedung Bighit yang panjang, lalu berbelok ke ruang latihan dimana biasanya grupnya berlatih. Ia berhenti sejenak sekedar untuk mengatur nafasnya yang memburu. Hari ini banyak hal tidak terduga terjadi padanya dan tentu menguras tenaga pria itu atau lebih tepatnya adalah hatinya yang sekarang terkuras tak bersisa.
Taehyung menyemburkan udara dari mulutnya, lalu menarik nafasnya dalam-dalam. Apa yang terjadi padanya hari ini, adalah urusan pribadinya dan ia tahu bagaimana menjadi profesional.
"Haiii..." Taehyung membuka pintu sambil mengumbarkan senyum yang beberapa detik kemudian menjadi senyuman canggung. Karena entah kenapa wajah membernya tidak ada yang menyenangkan, terlebih seorang pria yang sudah Taehyung prediksi akan mengomel sebentar lagi.
"Kenapa dengan wajah kalian?" tanya Taehyung heran sembari menghambur ke dalam ruangan. Sayang sekali pertanyaan itu tidak terbalas dengan memuaskan, hanya Nam Joon yang menggeleng pelan tampak enggan untuk menjelaskan. "Hyung ada apa?" kali ini ia menghambur duduk di samping Hoseok yang memasang wajah kesal. Namun Taehyung memaksanya dengan terus membujuknya dengan aegyo.
"Sudah jam berapa ini?" Hoseok justru balik bertanya pada Taehyung sambil menunjuk jam tangannya yang menunjukan pukul 9 malam dan seketika membuat mulut Taehyung terkunci. "Dengar, seluruh bajunya sudah terbakar di mesin cuci tadi pagi." Ketusnya yang spontan membuat mulut Taehyung terbuka lebar.
"Ahh, benarkah?" Taehyung menunjukan ekspresi terkejut yang jelas hanya dibuat-buat, "Yahh padahal aku baru memakainya satu kali."
Mata Hoseok melirik kesal pada Taehyung yang menunjukan wajah sedih tapi bersikap terlalu tenang untuk orang yang kehilangan.
"Apa kau akan terus seperti itu?" tanya Hoseok serius yang cukup berhasil membuat Taehyung terkejut. "Kau pergi begitu saja tanpa menyelesaikan pekerjaanmu dan kau hanya menkhawatirkan pakaian barumu itu?"
Hoseok tampak begitu serius, hingga Taehyung tidak berani untuk membela diri atau menjelaskan apa yang ia lalui hari ini dan kenapa ia tidak segera kembali ke binatu tempatnya menyuci baju pagi ini. Toh pada kenyataannya ia tidaklah bertanggung jawab, ia bahkan tidak meminta tolong dengan benar pada Hoseok sebelum ia pergi dan tidak membalas pesan pria itu karena terlampau panik dengan keadaan Jeong.
"Jika terjadi apa-apa bagaimana?" tegas Hoseok lalu menghela nafas berat.
"Hyung, maafkan aku. Sungguh aku tidak bermaksud meninggalkannya terlalu lama, awalnya aku hanya..." Taehyung berkata dengan hati-hati, tapi akhirnya ia tidak bisa meneruskannya karena ia tidak bisa jujur menjelaskan alasan yang sebenarnya. Jadi Taehyung memilih untuk menunjukan senyuman manisnya "Emm, terimakasih sudah mengurus baju-bajuku." pada Hoseok yang justru membuang muka dengan sebal, namun setelah Taehyung membujuknya, pria itu menyerah juga. "Siapa yang mengurusnya, aku membuangnya ke tempat sampah." Hoseok mencoba menolak sikap manja Taehyung.
"Benarkah? Wah beruntung sekali yang melihatnya, itu bisa dijual lagi." kelakarnya dengan tampang usilnya yang muncul kembali. "Sayang sekali, padahal kalau hyung mau mengurusunya tadi. Aku akan memberi hyung nomor ponsel Jihyo."
Hoseok tampak terkejut mendengar celetukan Taehyung tentang nomor ponsel leader girl grup itu. Matanya melebar dan tampangnya campuran heran dan menyesal. Hoseok memang pernah mengatakan ketertarikannya pada gadis itu, tapi ia tidak menyangka bahwa temannya itu menganggapnya serius hingga mendapatkan nomor ponsel gadis itu. Hoseok tidak pernah mencari tahu, tapi kalau ia mendapatkannya dengan gratis, apa boleh buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (Taehyung x Jeongyeon)
FanfictionMasih hujan Tolong jangan berhenti Kalau saja kita bisa berada ditempat yang sama Cukup bagiku - - - 22-4-20 High rank 28-10-20 #2 Jeongtae 19-2-21 #2 taejeong