Chapter 20: Wishing

147 21 7
                                    

Chapter ini spesial mengambil sudut pandang Jeongyeon ya, agar ada variasi dan kalian juga tahu gimana perasaan Jeong saat bersama Taehyung hehe.

Semoga kalian suka ya...

Jangan lupa vote dan komennya ya ;)

Happy Reading!

***

Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Seoul yang cukup ramai untuk ukuran hari libur yang berbanding terbalik dengan keadaan di dalam mobil. Tidak banyak kata yang terucap dari mereka. Bahkan Taehyung yang sebelumnya menyiapkan lusinan materi obrolan sekarang menguap. Ia hanya duduk dengan tenang di balik kemudinya dengan sesekali menatap Jeong melalui kaca dasbornya.

"Kita mau kemana?" tanya Jeong ketika mobil mereka melaju melewati perbatasan kota Seoul. "Jangan macam-macam ya Tae." Suaranya sedikit khawatir dan tentu saja Taehyung menyadari itu.

"Aku tidak akan macam-macam denganmu. Mana berani aku Jeong hehe." Jawabnya dengan sedikit bercanda, namun suaranya menjadi sedikit serius. "Aku ingin menunjukan seseorang padamu sejak dulu. Tapi aku tidak pernah memiliki kesempatan." Jelas Tae dengan tenang, pandangannya beralih pada Jeong sekilas, menatap air muka gadis itu yang sedikit tegang.

"Siapa?" tanyanya yang tidak segera mendapat jawaban. Gadis itu menggeser duduknya menghadap Taehyung sembari menatap pria itu menanti jawaban.

"Kau akan tahu nanti." Jawabnya sembari mengumbar senyum, "Kau duduk saja yang tenang." Pungkasnya lalu menatap kembali jalanan di depannya.

Jeongyeon menghela nafas, lalu kembali duduk bersandar di kursinya. Ia menatap jalanan yang semakin sepi, lalu memasuki jalan tol antar kota yang sepertinya tidak pernah ia lalui. Ia tidak tahu kemana pria itu akan membawanya. Ada sedikit kekhawatiran, namun ia tepis itu semua. Ia yakin, bahwa pria di sampingnya itu masih pria yang sama yang ia kenal bertahun-tahun yang lalu.

***

Jeong Pov

Aku meregangkan tubuhku yang terasa kaku, sedikit demi sedikit aku membuka mataku dan terkejut saat aku sadar aku ada di dalam sebuah mobil. Kemudian sebuah suara bariton terdengar, "Apa kau sudah bangun?" suaranya berat, namun sama sekali tidak mengintimidasi, bahkan terdengar begitu halus. Namun hanya butuh satu detik untuk membuatku berkali-kali terkejut, karena mengetahui pemilik suara itu yang sekarang tersenyum.

"Hai ada apa?" tanyanya, senyumnya berubah menjadi bingung. Aku diam sesaat, lalu aku tersadar bahwa aku memang bersama pria itu sejak tadi.

"Tidak apa-apa." Ucapku sedikit malu, pasti aku terlihat sangat bodoh tadi. Namun, pria itu tampaknya lega akan jawabanku dan berkata."Syukurlah."

Mobil itu masih melaju, melalui perbukitan dengan rumah-rumah yang sangat berjauhan dan aku masih tidak tahu dimana aku berada.

"Sebentar lagi kita sampai." Tiba-tiba Taehyung bersuara. Sepertinya ia tahu bahwa aku masih bertanya-tanya kemana pria itu akan membawaku.

Aku hanya diam saja, lagi pula Taehyung tidak akan memberitahuku kemana kami pergi. Pria itu masih mencoba sok misterius denganku. Padahal aku tahu bahwa aku yang lebih sering membohonginya dan sejujurnya aku sangat tertekan karena itu. Betapa sulitnya Taehyung menahan diri karena keegoisanku.

Setiap kali aku melihatnya, aku bisa merasakan kekecewaan yang begitu dalam. Tatapan sendunya selalu menghantuiku, membuatku beratus-ratus kali tertekan. Aku terlalu banyak menyakitinya, tapi lihatlah bagaimana pria itu menatapku sekarang?

Ia tetap peduli dan tetap tersenyum padaku. Bagaimana bisa aku lebih jauh menyakitinya. Aku bahkan tidak berhak untuk duduk di mobilnya dan mendapatkan senyuman tulusnya itu.

RAIN (Taehyung x Jeongyeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang