Hallo guys,
Happy reading😊
Jangan lupa vote dan komennya ya...
***
Taehyung tercekat, nafasnya yang memburu baru saja dipatahkan dan peluh yang baru saja keluar dari pori-porinya sekarang dipaksa membeku. Raut wajah khawatirnya digantikan menjadi keterkejutan dan untuk beberapa detik mulutnya ternganga dengan matanya yang hanya bisa membulat. Ia tidak bisa menutupi bahwa ia sangat terkejut dengan apa yang sekarang ia lihat. Gadis yang sudah lama ia nantikan sekarang terbaring tepat di depan matanya, tak berdaya dan begitu diam tanpa berusaha melarikan diri darinya seperti biasanya.
Tapi sayangnya, diamnya gadis itu tidak membuat Taehyung senang. Gadis itu benar-benar diam, dengan buliran peluh dan tetesan hujan yang bercampur membasahi wajahnya yang pucat. Masih cantik tentu saja, hanya saja gadis itu tampak sangat sedih dan hampa. Dalam benaknya Taehyung bertanya, apa yang baru saja gadis itu lalui? Kenapa ia bisa tampak selemah ini?
Jelas dalam ingatan Taehyung dan mungkin hampir semua orang yang mengenal gadis itu, bahwa gadis itu adalah gadis yang tangguh dan ceria. Bagaimana bisa ia ambruk dan tak berdaya seperti itu?
"Bisakah anda menolong kami?" sebuah suara membuyarkan lamunan Taehyung dan menariknya pada dunia nyata bahwa gadis di hadapannya membutuhkan pertolongan. "Tolong bawa adikku ke apartemen kami."
Taehyung hanya menatap gadis itu sekilas lalu membopong adiknya. "Aku akan membawanya ke rumah sakit." Ucapnya sembari bangkit berdiri, lalu memberikan kode pada supir taksi yang datang bersamanya untuk menyiapkan taksinya. Namun baru saja ia akan melangkah, tangan gadis itu menahannya.
"Tidak, kau tidak bisa membawanya ke rumah sakit." Cegahnya, membuat Taehyung mengerutkan kening heran. "tolong bawa saja dia ke apartemen kami. Aku tidak ingin membuat keadaan semakin rumit."
Taehyung berdecak tidak percaya, bagaimana gadis itu bisa memikirkan tentang keadaan selain keadaan adiknya yang pingsan itu.
"Dia butuh dokter, kita ke rumah sakit." Ucapnya sekaligus memberi intruksi pada supir taksi yang ikut menunggu keputusan mereka.
"Tolong jangan keras kepala." Seru gadis itu yang jelas membuat Taehyung semakin terkejut, namun gadis itu melunakan nada bicaranya. "Saya minta maaf, tapi dia seorang artis dan aku yakin adikku tidak senang dengan keputusan anda. Kami memiliki dokter pribadi jadi tolong mengertilah."
Untuk beberapa detik Taehyung terdiam, ia memikirkan apa yang gadis itu ucapkan. Meski masih merasa kesal, Taehyung memilih untuk menurut. Ucapan gadis itu tidak terlalu buruk untuk diikuti atau bahkan cukup baik. Karena kalau ada paparazi memergokinya menggendong seorang idol ke rumah sakit tanpa manajer, itu akan menjadi berita besar. Meski secara pribadi Taehyung tidak merasa keberatan.
***
Taehyung Pov
Aku menghela nafas berat menerima keputusan gadis itu yang menyebut dirinya sebagai kakak Jeongyeon. Aku tidak tahu ia mengenaliku atau tidak, yang jelas aku tidak pernah melihat gadis itu secara langsung. Aku tahu Jeongyeon punya dua kakak, tapi aku hanya pernah menemui kakak pertamanya saat trainee dulu.
Tanpa aba-aba aku segera berlari dengan Jeongyeon di gendonganku ke gedungapartemennya. Gadis itu tampak ringkih dan terasa lebih ringan dari terakhir kali aku menggendongnya. Emm mungkin 3 atau 4 tahun lalu. Dan aku membencinya karena aku menggendongnya dalam keadaan yang lebih buruk.
"Tolong bertahanlah." Rintihku padanya yang terkulai di atas punggungku. Badannya terasa panas dan aku bisa merasakan bahwa ia mengigil.
Aku mempercepat langkahku memperpanjang jarak dengan kakak Jeongyeon yang berlari sembari menelepon dokter keluarga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (Taehyung x Jeongyeon)
FanfictionMasih hujan Tolong jangan berhenti Kalau saja kita bisa berada ditempat yang sama Cukup bagiku - - - 22-4-20 High rank 28-10-20 #2 Jeongtae 19-2-21 #2 taejeong