Happy reading💕
Taehyung menarik nafasnya dalam, lalu menghelanya panjang sebelum tubuhnya menggeliat bangun. Dengan masih terpejam, bibirnya sudah bisa mengulumkan senyum lebar.
Sebenarnya ia hampir tidak bisa tidur semalaman. Ada banyak hal yang berjejal di kepalanya dan juga hatinya, membuat nafasnya terasa sesak. Bahkan kantukpun tidak mau hinggap padanya hingga memaksanya untuk terjaga dengan jutaan bintang mengoloknya.
Malam di pedesaan terlalu dingin, meski ia telah memeluk selimut kain itu. Mau tak mau ia harus masuk, ia tidak ingin terlihat lebih menyedihkan dengan tidur di luar rumah semalaman.
Taehyung melangkah masuk ke ruang tamu, dimana ada tiga kasur futon tergelar dengan dua terisi. Satu-satunya yang tersisah ada di tengah. Ia mencoba berbaring dan memunggungi satu-satunya gadis di sana. Namun hatinya terus memintanya berbalik dan persetan dengan semua yang berjejal di kepalanya itu.
Taehyung berbaring miring dengan satu tangannya di bawah kepala menjadi bantal dan matanya menatap lurus pada gadis itu. Gadis yang benar-benar membuatnya frustrasi selama ini, namun juga membuatnya bahagia.
Senyum kecil merekah di ujung bibir taehyung. Menatap jeongyeon seperti ini benar-benar membuat hatinya tenang. Meski ada kegetiran dalam hatinya yang terasa pilu. Namun melihat wajah gadis itu yang tampak damai dengan nafas teratur, walau kadang gadis itu mengerutkan kening seperti sedang bermimpi buruk. Namun tak jarang ia juga tersenyum membuat Taehyung ikut tersenyum pula.
Senyumnya memudar menjadi helaan berat. Ketika sebuah ingatan saat gadis itu jatuh sakit berpendar di kepalanya. Rasanya ia ingin mati saat itu, rasa khawatir dan takut menguasainya, terlebih ketika gadis itu meracau dengan peluh membanjiri wajahnya, dan terkadang ia juga menggerang kesakitan. Itu membuatnya sangat frustrasi karena ia tidak tahu harus berbuat apa untuk bisa mengurangi penderitaannya. Tapi syukurlah, sekarang gadis itu sedang tidak sakit, bahkan sangat sehat. Ia memakan makan malamnya dengan lahap dan memasukan beberapa guguma bakar ke dalam mulutnya tadi.
Tapi...
Kali ini bukan khawatir itu, ataupun takut itu. Melainkan khawatir yang lain dan ketakutan yang lain yang sedang ia rasakan.Ia tersenyum getir merasakan kecamuk dalam dadanya.
Tae menyelipkan sejumput rambut Jeong yang jatuh ke wajah ke balik telinganya, agar ia bisa menatap wajah gadis itu lagi, lalu menyusuri setiap lekuk pahatan Tuhan yang begitu sempurna di wajahnya. Tak ingin ia lewatkan satu incipun dari wajah itu, ia ingin mengingatnya selamanya. Meski...
Tae menggelengkan kepalanya gusar, ia tidak mau malam ini berlalu dengan cepat. Ia tidak ingin waktunya bersama Jeong harus berakhir. Ia juga tidak mau waktu dimana ia menjadi satu-satunya pria yang menatap gadis itu ketika ia tidur harus terhentikan. Pokoknya taehyung tidak mau itu terjadi.
Hoaahh. Taehyung menguap lebar, tubuhnya menggeliat merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Rupanya baru saja ia tertidur, setelah hampir semalaman membuka matanya untuk menatap Jeong. Jeongyeon?
Taehyung reflek bangkit, lalu segera memeriksa gadis itu yang tertidur di sampingnya. Namun betapa kalutnya ia ketika menemukan dirinya sendirian dan hanya melihat kasur dan selimut Jeong yang telah terlipat rapih. Dadanya kembali menderu dan semua pikiran-pikiran itu berdesakan seperti benang kusut.
Harusnya aku tidak tidur! Harusnya aku juga tidak mengatakannya!
Harusnya aku bisa menunggu, aku sudah terbiasa menunggu. Aku bisa menunggunya lebih lama. Tapi kenapa Taehyung-ahh! Dia pergi! Dia sudah pergi!Taehyung menjambak rambutnya dengan kuat hingga ia tidak menyadari jika beberapa helai rambutnya ikut tercabut dari kulit kepalanya. Sayangnya Tae tidak peduli, itu terlalu remeh untuk ia hiraukan sekarang. Ia segera berusaha bangkit berdiri lalu berlari keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (Taehyung x Jeongyeon)
FanfictionMasih hujan Tolong jangan berhenti Kalau saja kita bisa berada ditempat yang sama Cukup bagiku - - - 22-4-20 High rank 28-10-20 #2 Jeongtae 19-2-21 #2 taejeong