Chapter 22: So This Is Love

169 23 2
                                    


Jeongyeon Pov

Aku hanya bisa menghela nafas pasrah ketika lagi-lagi aku disebut sebagai pria. Sebenarnya aku merasa sedih mendengarnya, begitu buruk kah? Mereka bahkan tidak bisa mengenaliku sebagai perempuan, haruskah aku membuka topiku atau mengenakan make up dan rok mini untuk terlihat seperti seorang gadis? Oh yang benar saja.

Taehyung mendekatiku, lalu menyentuh lenganku. Ia sepertinya merasa tidak enak padaku dengan ucapan para ajumma itu. Namun aku tidak ingin situasi menjadi lebih rumit, jadi aku hanya menggeleng untuk membuatnya tidak mengatakan apa-apa.

Perasaanku sedikit memburuk, tapi bukan berarti aku marah pada mereka. Aku hanya tidak menyangka saja dan aku berpikir harusnya aku berpakain lebih baik. Hmm, lagipula siapa suruh Taehyung datang terlalu cepat dan aku belum bersiap-siap, terlebih dia tidak pernah memberitahuku kemana dia membawaku. Jika aku tahu akan ke rumah kakeknya, mungkin aku akan berpakaian lebih baik.

Aku menyunggingkan senyum tipis pada ajumma itu sebelum aku menepi mencari buah apel di sisi lain rak buah. sepertinya mereka tidak tertarik denganku, jadi aku tidak perlu ikut dalam pembicaraan. Toh mereka berbicara tidak terlalu lama dan pergi setelah menawari Taehyung untuk mampir ke rumah mereka.

Taehyung menghela nafas panjang setelah kepergian para ahjuma itu. Ia memberikan ekspresi lelah yang berlebihan padaku, seakan para ahjuma itu telah menguras tenaganya dan aku tidak bisa tidak tawa melihat tingkahnya itu. Namun ketika aku hendak menghampirinya untuk mengajaknya pulang, seseorang tiba-tiba memanggilnya.

Aku melihat seorang gadis dengan rambut panjang dan tampilan cukup trendi menghampiri Taehyung. Gadis itu tampaknya tidak melihatku atau sengaja tidak menghiraukanku. Ia terus mengajak Tae berbicara dan tidak pernah menanyakan apakah Tae datang ke toserba itu sendiri atau bersama seseorang. Awalnya aku maklum dan ikut senang karena melihat Tae bertemu dengan teman masa kecilnya. Sedikit yang tertangkap oleh telingaku, kalau gadis berambut panjang dan berkulit putih itu adalah teman SD Taehyung. Dia sangat cantik, pantas saja Taehyung langsung mengenalinya. Huh

Tapi lama kelamaan aku merasa jenuh. Sudah lebih dari lima belas menit aku menatap apel yang tidak akan pernah menjadi melon itu. Namun Taehyung tidak juga mengakhiri percakapan mereka. Aku khawatir kakek menunggu kami terlalu lama, terlebih kami harus memasak makan malam lebih dulu.

"Emm, maafkan aku karena mengganggu kalian." Ucapku dengan keraguan yang kucoba sembunyikan. "Aku hanya mengkhawatirkan hal tidak penting." Kalimatku semakin tidak karuan, kenapa aku harus berbelit-belit seperti ini. "Jika aku pergi diam-diam mungkin akan membuatmu khawatir. Jadi intinya aku akan pulang duluan." Kalau tidak salah membaca, Tae terlihat terkejut, tapi aku kembali berkata. "Kau bisa melanjutkan reuni kalian.Okay!" tidak lupa dengan menunjukan tanda okay dengan jariku.

Tae tentu saja menolak dan hendak pergi bersamaku, tapi aku yakin gadis itu masih ingin mengobrol dengannya. Jadi sebagai sesama wanita aku mengerti perasaannya dan membiarkan mereka mengobrol, lalu aku menghempaskan tangan Tae untuk tidak mengkhawatirkanku. Kita bisa bertemu nanti di rumah kakek, tapi ia belum tentu bisa bertemu gadis itu lagi dan barang kali ada moment yang harus mereka bangkitkan kembali sekarang.

***

Hari semakin sore ketika Jeongyeon keluar dari toserba itu. Ia berjalan gontai dengan sekuat tenaga menenteng dua kantong plastik besar belanjaannya. Ingin rasanya ia melempar apel-apel itu dan hanya menyisahkan tahu dan jamur untuk ia buat sup. Namun saat ia menatap belanjaannya ia merasa ada yang kurang.

"Ahhh ikan!" serunya setelah mengingat apa yang harus ia beli tadi. Ia terlalu banyak membeli sayuran, tapi tidak ingat dengan satu hewan bernama ikan itu yang seharusnya ia beli.

RAIN (Taehyung x Jeongyeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang