ALLENA 44✔

526 13 0
                                    

Delapan tahun kemudian...

Seorang gadis berpakaian serba kuning dengan senyum secerah matahari itu baru saja turun dari pesawat.

Dia berjalan dengan riang menuju mobil yang sudah disediakan.

"Aku akan bawa mobil sendiri kalian hanya perlu mengikuti ku!"ucapnya ramah.

Semuanya menunduk hormat mendengar perintah gadis itu.

Gadis itu langsung masuk dan duduk di kursi kemudi.

"I'am coming! Dan aku pasti akan menyelesaikan kesalahpahaman kita!"ucapnya.

Mobil meluncur bebas menuju istana Leonagara.

🌻🌻🌻

Luna termenung dibalkon matanya terus menatap gerbang mansion.

"Gue nggak tau harus bersikap kayak apa sama lo nanti!"ucap Luna.

Luna menatap langit yang cerah padahal ramalan cuaca hari ini adalah hujan.

Omongan penyiar di televisi tadi benar benar tak bisa dipercaya.

Kalau tau akan cerah seperti ini Luna pasti akan jalan jalan keluar dan mungkin kembali memburu.

Tin!! Tin!!

Klakson berbunyi membuat Luna kaget setengah mati.

Dia telah tiba.

Saudari kembarnya Allena Leonagara telah tiba.

"Wellcome home Lena! I miss you so much!"ucap Luna tulus.

🌻🌻🌻

Ares, Lano, Rino, dan Sandra sudah bersiap menyambut Lena di depan pintu.

Delapan tahun ini lebih susah dari yang dulu karena Lena tak ingin dikunjungi sama sekali.

"Hai semuanya!!!"pekik Lena dengan senyum senangnya.
"Mamah kangen banget sama kamu sayang!"ucap Ares segera memeluk Lena.

Semuanya melepas rindu satu per satu lalu mereka masuk kedalam mansion.

Diruang tamu Luna duduk bersama ketiga keponakanya.

"Bisa tinggalkan kami berdua dulu?"ucap Lena.

Rino dan Sandra segera menggendong anak anak lalu pergi meninggalkan kedua adeknya begitu juga Ares dan Lano.

Lena menghembuskan nafas pelan melangkah mendekati Luna yang masih belum mau melihatnya.

"Luna!"ucap Lena.
"Kalo mau ngomong cepet gue ada urusan!"ucap Luna.
"Luna... Lena minta maaf..."ucap Lena.
"Udah cuma itu?"ucap Luna.

Lena terdiam melihat aura tak bersahabat dari kakaknya itu.

Luna berdiri dari duduknya lalu melangkah pergi.

"Mau membunuh seseorang lagi?"ucap Lena menghentikan langkah Luna.

Luna tersenyum miring sambil mengangguk pelan.

"Lo tau semuanya ternyata! Gue pikir lo nggak peduli sama gue!"ucap Luna.
"Lun tolong..."ucap Lena.

"Lo nggak bisa buat gue berhenti sekarang!"
"Harusnya dari dulu lo lakuin itu!"
"Kita ada disisi yang berbeda Lena!"
"Lo bagaikan cahaya sedangkan gue kegelapan!"
Ucap Luna.

Lena membiarkan Luna melangkah keluar tapi tiba tiba hujan turun dengan deras.

"Gue benci hujan!"desis Luna.

Luna benar benar kesal sekarang padahal tadi cerah kenapa sekarang hujan?

Hari ini gue sial banget!

Kembalilah masuk!

Deg.

Luna kaget saat tiba tiba mendengar suara Lena.

Luna menoleh kebelakang tapi Lena tidak ada.

Masuk Luna, Lena tunggu dikamar Lena

Merinding.

Detak jantung Luna tiba tiba berpacu dengan cepat.

Dengan langkah tergesa gesa dia segera menuju kamar Lena.

🌻🌻🌻

Brakk!!!

Luna membuka kasar pintu kamar Lena membuat Lena menoleh.

"Luna bisa buka pelan pelan kan?"ucap Lena.
"Apaan ini?"ucap Luna.
"Apa?"ucap Lena.
"Gimana bisa lo baca pikiran gue?!!"ucap Luna.

Lena meneguk ludahnya lalu mendekat pada Luna.

Kedua tangan Lena terulur menggenggam tangan Luna.

"Ini salah satu kelebihan aku sekarang!"
"Kita bisa melakukan telepati itu karena kita kembar!"
Ucap Lena.

Deg.

Luna melepaskan gengamman Lena dengan paksa.

Air mata Lena keluar begitu deras sama dengan hujan diluar sana.

"Lena?"gumam Luna kaget.
"Maafin Lena... Maafin Lena..."ucap Lena bersujud di depan Luna.

Luna ikut luruh kelantai air matanya tak bisa dia tahan lagi.

Luna tak kuat dan segera menarik Lena untuk dia peluk.

Lena segera membalas pelukan Luna dengan erat.

Sungguh Lena sangat merindukan Luna.

"Maafin Lena..."lirih Lena.
"Lo nggak salah... Gue yang egois... Sorry..."ucap Luna.
"Luna..."lirih Lena.

Lena lanjut nih...
Semoga suka ya...

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!!

See you next chapter...
Bye...

ALLENA {#LEONAGARA4}(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang