Visal kehilangan kesadaran sejak empat jam yang lalu membuat Vian panik.
Bagaimana tidak?
Hanya Visal yang dia miliki sekarang Visal lah alasan Vian hidup selama ini.
"Visal bangun nak... Ayah mohon... Jangan bikin ayah takut..."lirih Vian menggenggam tangan Visal.
Ceklek.
Zaki masuk menatap Visal yang masih terbaring.
"Tuan anda harus makan!"ucap Zaki.
"Rasa lapar saya hilang karena rasa takut saya..."ucap Vian.
"Tuan... Jika tuan muda tahu dia pasti tidak suka, saya mohon makanlah biar saya yang menjaga tuan muda!"ucap Zaki.Vian menatap dalam Visal lalu mengangguk pelan.
Vian berdiri dari duduknya tiba tiba...
Bruk!
"Tuan!!!!"pekik Zaki kaget melihat Vian pingsan.
Zaki segera merangkul Vian membawanya ke dokter.
🌻🌻🌻
Seseorang yang sedari tadi menatap pintu rawat inap itu segera mendekat.
Seorang menggunakan jaket, topi dan masker hitam itu mengawasi sejak dia tiba.
Ceklek.
Dia masuk menatap seseorang yang terbaring di atas ranjang.
"Visal Sanjaya..."batinnya.
Dia segera mendekat mengusap kepala Visal.
Dia kembali meneteskan air matanya rasa sesak kembali menyeruak di hatinya.
Dia menatap wajah pucat Visal terlihat sangat lemah.
Dia benar benar tak tega melihat Visal seperti ini.
"Bertahanlah..."lirihnya.
Ceklek.
Tiba tiba pintu terbuka.
"Siapa lo?"ucap Wildan.
"Ngapain masuk kesini? Mau nyelakain sahabat kita ya?"ucap Gino.Seseorang serba hitam tadi hanya diam tapi dapat dilihat dari matanya dia tersenyum.
Wildan dan Gino saling menatap bingung.
Apakah mereka terlihat lucu?
Bugh!
Bugh!
Wildan dan Gino langsung pingsan karena dipukul dibagian tengkuk mereka.
"Sorry..."lirih seseorang serba hitam lalu segera keluar.
Visal dapat melihat sosok itu samar samar.
Bertahanlah...
Visal dapat melihat jelas kedua sahabatnya terkapar di lantai.
"Siapa dia?"gumam Visal.
🌻🌻🌻
Seseorang gadis duduk dipojok kamar air matanya tak dapat berhenti mengalir sedari tadi.
"Hiks... Maaf... Maaf..."
Ceklek.
Pintu terbuka menunjukan perempuan paruh baya dengan mata berkaca kaca.
"Berhentilah menangis..."gumamnya.
Gadis yang sedang duduk mendongak lalu menggeleng pelan.
"Hiks... Nggak bisa..."
"Kenapa? Hiks... Rasanya sesak banget hiks..."
"Kenapa rasanya sakit banget hiks... Hiks... Hiks..."
Wanita paruh baya itu segera mendekat dan memeluk gadis yang terus menangis itu.
"Kamu pasti bisa lewatin semua ini..."lirihnya.
🌻🌻🌻
Visal diam tak mengucap sepatah kata pun setelah sadar tadi.
"Tuan apa yang anda rasakan?"ucap Zaki.
Visal menoleh menatap Zaki dengan mata sembabnya.
"Sakit... Rasanya sakit banget disini..."lirih Visal menyentuh dadanya.
Zaki menatap sendu Visal dia tahu betul jawaban Visal adalah sakit hati.
"Tuan saya mohon bertahanlah..."gumam Zaki.
"Gue nggak tahu lagi caranya bisa hidup sekarang... Rasanya terlalu sesak untuk bernafas..."lirih Visal menunduk air matanya kembali mengalir.Lanjut nih...
Semoga suka ya...Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!See you next chapter...
Bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLENA {#LEONAGARA4}(END)
RomanceHai! Hai! Hai! Lanjut buat squelnya ARESSA nih... Judulnya 'ALLENA' Allena Leonagara anak bungsu dari Ares dan Lano. Lena berjalan keluar kelasnya... "Khmm!" Suara itu membuat Lena menoleh dan ada Visal di sana dan juga dua sahabatnya. "Visal"lirih...