ALLENA 55✔

347 10 0
                                    

Malam harinya...

Lena bersandar di dada Visal mereka berbaring di atas tempat tidur.

"Sal..."ucap Lena.
"Ada apa hm?"ucap Visal.

Lena mendongak untuk menatap wajah Visal.

Visal terdiam menunggu Lena berbicara.

"Kenapa?"ucap Visal.
"Kamu ganteng!"ucap Lena.

Hah?

Visal melongo di buatnya.

"Kamu ganteng!"
"Aku mau anak kita nanti ganteng kayak kamu!"
Ucap Lena sambil tersenyum manis.

Deg.

"Anak kita?"batin Visal.

Lena menangkup kedua pipi Visal membuat Visal panas dingin.

"Iya anak kita! Kamu mau punya anak berapa?"ucap Lena.
"Hah?"ucap Visal cengo.
"Kamu mau punya anak berapa Sal?"ucap Lena.
"Banyak, biar rame nggak kayak aku anak tunggal!"ucap Visal tersenyum tipis.
"Kalo gitu ayo!"ucap Lena.

Visal mengangkat satu alisnya.

"Ayo buat anak!"ucap Lena.

Deg.

"Len?"ucap Visal.
"Ayo Sal!"ucap Lena.

Astaga kemana Lena nya yang dulu polos?

Visal mendorong pelan bahu Lena hingga terlentang di tempat tidur.

Visal bergeser segera menindihi Lena membuat Lena tersenyum kaku.

"Apa aku bisa?"batin Lena.

Cup!

Visal mengecup kilat bibir Lena membuat Lena terkejut.

Lena menelan ludahnya gugup sedangkan Visal menyeringai.

Cup.

Lena memejamkan matanya saat bibir Visal menyapu bibirnya.

Lena mencengkram kerah baju Visal jantungnya berdebar kencang.

Lena membuka mulutnya membiarkan lidah Visal masuk berbelit dengan lidahnya.

Lena membuka matanya saat satu tangan Visal meremas payudaranya.

Tubuh Lena bergetar karena ketakutan.

"Jangan paksain aku bisa nunggu kamu sampai kapanpun kamu siap Len..."lirih Visal tepat diatas bibir Lena.

Nafas keduanya memburu mata Lena berkaca kaca.

"Maaf..."lirih Lena.
"It's okay my queen..."lirih Visal.

Lena menangis menutup wajahnya lalu Visal segera membawa Lena dalam pelukannya.

Posisi mereka kembali kesemula Visal mengusap ngusap punggung Lena agar Lena lebih tenang.

"Jangan nangis aku nggak suka..."ucap Visal.
"Maaf hiks..."lirih Lena.

Lena...

Lena...

Belum bisa melakukan itu...

Lena terlalu takut...

Lena belum siap...

"Nggak papa sayang..."
"Nggak masalah buat aku..."
"Aku akan nunggu kamu sampai kamu siap..."
"It's okay..."
"It's fine..."
Ucap Visal.

🌻🌻🌻

Satu minggu kemudian...

Lena sedang duduk menatap Vian yang terbaring lemah di tempat tidur.

"Ayah..."ucap Lena saat Vian membuka matanya.
"Mantu ayah disini..."ucap Vian sambil tersenyum tipis.
"Ayah butuh sesuatu?"ucap Lena tapi Vian hanya diam menatapnya.

Lena menggenggam salah satu tangan Vian lalu tersenyum manis.

"Mantu kesayangan ayah disini... Jadi ayah harus kuat..."ucap Lena dengan mata berkaca kaca.
"Makasih... Makasih untuk semuanya..."ucap Vian.

Vian tahu Lena selama ini membantunya untuk bernafas lebih lama di dunia.

Vian melepas sebuah gelang berwarna kuning dengan hiasan bunga matahari.

Lena menahan tangan Vian lalu menggeleng pelan.

"Ayah harus pergi..."ucap Vian.
"Ayah..."lirih Lena.

"Sekarang kamu sudah kembali..."
"Sekarang giliran kamu yang menjaga Visal..."
"Ayah harus pergi..."
"Ayah lelah menahan semua rasa sakit ini Len..."
"Ayah nggak mau egois..."
Ucap Vian.

Air mata Lena menetes dengan derasnya.

Rasanya sangat sesak.

Perlahan Lena melepaskan tangan Vian membuat Vian tersenyum kecil.

Vian melepaskan gelang tersebut lalu gelang itu menghilang seperti asap tertiup angin.

Lena... Kamu kenapa sayang?

Deg.

Kamu nangis lagi kenapa?

Bagaimana... kamu tau?

Hujan... Aku tahu itu...

Lena terdiam menatap Vian yang tersenyum ke arahnya.

Aku sampai...

Ceklek.

Visal masuk ke dalam kamar Vian membuat Lena dan Vian menatapnya.

"Ayah harus pergi sekarang..."ucap Vian.

Visal segera mendekat menggenggam satu tangan Visal yang lain.

"Ayah..."lirih Visal.
"Semuanya akan baik baik saja... Janji sama ayah Visal..."ucap Vian.

Visal terdiam menatap sendu Vian yang tersenyum ke arahnya.

"Bunda udah panggil ayah terus menerus..."
"Kayaknya bunda kangen banget sama ayah..."
"Begitu juga ayah..."
"Sekarang ada Lena..."
"Kamu nggak akan sendirian..."
"Ayah sayang Visal..."
"Ayah sayang kalian..."
Ucap Vian lalu matanya tertutup.

"AYAH!!!!!"teriak Visal.

Tangis Lena pecah menggenggam erat tangan Vian.

A-ayah...

Ayah mohon selalu ada di samping Visal Lena... Jangan tinggalin dia sendirian...

Iya ayah...

Ayah sayang Lena...

Lena juga sayang sama ayah...

Lena menoleh menatap Visal yang memeluk erat Vian.

Visal menangis dalam diamnya.

Langit ikut menangis dengan derasnya membasahi seluruh permukaan bumi.




Lanjutttttt....
Gimana?
Masih bertahan?

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!

See you next chapter...
Bye... Bye...

ALLENA {#LEONAGARA4}(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang