ALLENA 64✔

256 7 0
                                    

Lena duduk di tempat tidur dengan Visal yang sedang menyuapinya bubur.

Visal cuti karena ingin menjaga Lena hari ini.

"Kamu pergi kerja aja aku nggak papa kok lagian banyak pelayan juga!"ucap Lena membujuk Visal.
"No! Aku sendiri yang harus pastiin kamu baik baik aja!"ucap Visal membuat mata Lena menggercap beberapa kali.
"Pokonya kamu nggak boleh turun dari tempat tidur hari ini!"ucap Visal.
"Kalo kebelet?"ucap Lena membuat Visal melotot lucu.
"Kecuali itu maksudnya!"ucap Visal membuat Lena tertawa pelan.

Lena kembali membuka mulutnya saat Visal kembali menyuapinya.

"Sal... Kayaknya Aditiya dendam sama Lun... Gimana kalau Luna terluka?..."lirih Lena menatap Visal dengan mata berkaca kaca.
"Papah nggak akan biarin itu terjadi... Semuanya akan baik baik saja..."ucap Visal tersenyum menenangkan sambil mengusap ngusap punggung tangan Lena.

Terlalu banyak yang Lena pikirkan membuat keadaannya semakin lemah.

🌻🌻🌻

Lena menatap pesan dari mamahnya Ares yang mengabari bahwa Luna dibawa ke rumah sakit.

Luna akan melahirkan.

Perasaan Lena mendadak tidak enak tapi dia tak bisa ke sana.

Visal sedang sibuk di ruang kerjanya di rumah dan Lena tak mau mengganggunya sekarang.

Lena membalas pesan Ares dan mengatakan bahwa dia tak bisa kesana dan juga berdoa Tuhan malancarkan segalanya untuk Luna.

Setalah itu Lena mencoba menghubungi Laras.

Tapi tak bisa.

Sepertinya Aditiya menyuruh Laras mengganti nomor telfon nya.

Sial.

"Jangan main main Aditiya!"gumam Lena.

Nenek Alana...

"Hallo Lena!"
"Hallo nek!"
"Ada apa sayang?"
"Nenek sudah dengan kabar Luna?"
"Iya nenek sudah tak sabar tapi nenek belum bisa ke Jerman masih ada urusan di Indonesia!"
"Lena juga belum bisa kesana Visal sedang sibuk lalu... Bagaimana dengan Aditiya?"
"Dia... Kembali ke Jerman setalah beberapa bulan di Indonesia!"

Lena terdiam sesaat nafasnya tercekat mendengar Aditiya begitu dekat dengan kakak kembaran nya.

"Kak Laras?"
"Dia di Indonesia bersama putranya!"
"Sabisma?"
"Iya Sabisma Valentino pewaris semata wayang keluarga Valentino!"
"Dia yang bertemu dengan Freya?"
"Iya nenek belum tahu maksud Aditiya sebenernya! Kenapa dia mempertemukan Sabisma dengan Freya!"

Sebenarnya apa yang sedang Aditiya rencanakan?

Apa maksud mempertemukan Freya dengan putranya Sabisma.

Lena harus mencari tau semuanya dengan hati hati.

Deg.

Lena kaget saat tangannya tiba tiba mengeluarkan air.

"Nenek Lena tutup dulu ya!"
"Iya kamu bayakin istirahat ya!"
"Iya nek dahh..."
"Dahh..."

Bip.

Lena segera berjalan menuju ke kamar mandi dan mengunci pintu.

Nafasnya kembali memburu.

"Sayang jangan siksa bunda..."lirih Lena.

Tenaganya seperti sedang tersedot keluar.

Ini tidak membuat Lena meninggal tapi ini sangat menyiksa kalau sering terjadi.

"Lena..."

Lena menoleh saat mendengar suara Alina.

"Nenek..."lirih Lena.

"Yang kuat ya sayang..."

Lena tersenyum saat Alina mengusap ngusap kepalanya Lembut ikut duduk di lantai berdampingan dengannya.

"Lena nggak akan meninggal kayak gini kan nek?..."lirih Lena.

"Nggak sayang..."

"Rasanya sakit banget nek..."lirih Lena.

Alina berganti memeluk erat Lena menyalurkan kasih sayangnya.

"Lena..."

Tok! Tok! Tok!

"Kamu didalem sayang?"

Suara Visal membuat Lena tersenyum seakan tau dirinya dalam bahaya Visal selalu datang.

"Iya!"ucap Lena bergetar.
"Kamu kenapa sakit lagi? Buka pintunya... Kita ke rumah sakit aja ya?"ucap Visal.

Alina langsung menghilang dan Lena berdiri dengan kaki gemetar.

Ceklek.

Pintu terbuka dan Lena langsung jatuh dalam pelukan Visal membuat Visal kaget.

"Astaga badan kamu dingin banget sayang!!"ucap Visal panik.

Visal segera mengangkat tubuh Lena membuat Lena refleks memeluk leher Visal.

"Maaf ngerepotin kamu teru terusan..."lirih Lena.
"Aku nggak ngerasa repot kalo itu kamu..."lirih Visal mengecup kening Lena.

Cup.

Lena balik lagi...
Gimana???
Maaf kalau tambah gaje ya...

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!

Bye... Bye...
See you next chapter...

ALLENA {#LEONAGARA4}(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang