"Kalo gue egois? gue pastikan hari ini Lo akan jadi milik gue seutuhnya!" ragam kata-kata yang terlontar dari mulut Erick sukses membuat Elvara terdiam dan menunduk.
***
"jangan senyum ke cowo lain!"
"Jangan lirik-lirik cowok lain! Gue ga suka,"
"Ik...
Punya sosmed? Gak ada niat gitu buat bantu share atau promosiin cerita ini:)
Ayo bantu share, nanti kalo aku jadi sekolah asrama, kemungkinan sulit untuk kedunia wp:)
Kalo jadi ya, tapi aku mah ngikut aje hehe.
Miska menyipitkan matanya ketika matanya menangkap Elvara berpenampilan jauh dari biasanya, rambut gadis itu di urai dan lehernya di selimuti oleh syal berwarna putih polos. Benar-benar jauh dari Elvara yang biasanya!
Jangan-jangan si Erick beneran grepe-grepe ni anak, ah bisa mati gue kalo ketahuan gue yang meracuni otaknya si Jelekkk batin Miska khawatir.
Jantung Elvara berdegup sangat kencang ketika Miska menatapnya dengan pandangan seperti itu, sama persis seperti ibu yang menangkap anaknya mencuri uang pada dompetnya.
Kelas XII IPA 4 hari ini belum mendapatkan pelajaran, padahal jam pelajaran sudah di mulai dari satu jam yang lalu. Mungkin guru yang mengajar sedang ada kendala, sehingga membuat guru itu belum menampakkan dirinya pada ruang kelas bernuansa putih itu.
Miska menyentuh kening Elvara, "perasaan Lo gak sakit," ujar gadis itu mendekatkan wajahnya sembari memperhatikan setiap rinci wajah cantik Elvara.
"Hari ini dingin Miska, apa kamu gak kedinginan?" Elvara berusaha mengalihkan perhatian Miska, jangan sampai Miska tau bahwa Erick telah meninggalkan jejak indah pada lehernya.
Tadi pagi, Elvara sangat terkejut saat melihat tanda gigitan di lehernya, gadis itu tadi pagi bercermin dengan wajah panik karena melihat tanda itu. Erick pun datang dan menjelaskan, Erick meminta maaf karena perbuatannya, dan Elvara memaafkannya.
Karena Elvara tidak mengetahui, bahwa perbuatan Erick itu di landasi dengan nafsu.
