"Kalo gue egois? gue pastikan hari ini Lo akan jadi milik gue seutuhnya!" ragam kata-kata yang terlontar dari mulut Erick sukses membuat Elvara terdiam dan menunduk.
***
"jangan senyum ke cowo lain!"
"Jangan lirik-lirik cowok lain! Gue ga suka,"
"Ik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Elvara cakep punya siapa?
Punya author dong hehe.
Erick: Masih ku pantau kau Thor!
Author: Hampir takut saya😆
Jangan lupa bernapas:)
Elvara berusaha sekuat tenaganya untuk lepas, namun kekuatannya tak sebanding. Dan lebih kesalnya, pengunjung kafe nampak tidak menyadari hal itu.
"Lepasin aku, Raksa!" Bentak Elvara sehingga mampu menyebabkan atensi pengunjung kafe teralihkan. Perlahan, Raksa melepaskan dekapannya itu.
"Lo lupa sama gue, Ra?" Tanya Raksa dengan raut wajah kecewa.
Elvara menghela napasnya, "Ga usah diingetin, Raksa! Aku kecewa sama kamu!" Perlahan Elvara menghadap kearah Raksa. Dari tatapan matanya saja, sudah mampu membuat Raksa tau suatu fakta. Elvara masih mencintainya, namun gadis ini kecewa terhadapnya.
Masih ingat siapa Raksa? Raksa itu adalah ketua geng motor SISBRA, yang tak lain adalah musuh anak KINGSLORD.
"Kamu kemana aja? Kenapa menghilang? Kamu gak tau kalo waktu itu, aku butuh kamu? Kamu jahat, tau ga!?" Pertanyaan beruntun itu mampu menyebabkan goresan luka tak kasat mata pada hati Raksa. Jujur, ia benar-benar merasa bersalah atas kesalahannya di masa lalu.
Air mata Elvara menggenang pada pelupuk matanya, Raksa yang melihat itupun segera mencari tempat duduk paling pojok, agar orang lain tidak bisa mendengar percakapan mereka.
Elvara pun hanya menurut, karena gadis itu juga benar-benar rindu kepada Raksa.
"Apa kabar?" tanya Raksa berbasa-basi, sebenarnya Raksa teramat ingin menanyakan hubungan Elvara dengan saudara tirinya, namun ia terlebih dahulu menyampirkan rasa penasarannya.
Elvara menunduk, mengapa ia menjadi sangat cengeng di hadapan Raksa? Kebiasaannya adalah seperti ini, Elvara akan cengeng dihadapan Raksa. Cinta pertamanya.
"Ba-baik," sahut gadis itu memberanikan diri untuk membalas tatapan Raksa.
Raksa tersenyum, tangannya perlahan mengelus pipi Elvara dengan lembut, mengusap air mata gadis itu.
Elvara membeku, ia ingin mencegah Raksa. Namun, ia juga rindu akan tingkah Raksa yang seperti ini, justru membuat ia enggan untuk menolak.
"Gue kangen sama Lo, gue kangen masa dimana kita—" Elvara menyela perkataan Raksa, "kita sekarang udah beda, aku udah punya pacar," sela Elvara tersenyum nanar.
