MBB:33

814 75 112
                                    

40+ vote!

Jam berapa nih, kalian baca part ini?

Tiga emoji yang sering kamu gunakan?

Selamat membaca dan berpikir 🦋✨




Dua remaja itu nampak tertawa saat sang laki-laki melajukan sepedanya lebih kencang, sedangkan gadis yang ia bonceng mempererat pelukannya. Sepasang kekasih itu tengah jalan-jalan keliling mengendarai sepeda gayung.

"Aaa, Kak Sagas, ayo lebih ngebut lagi!" teriak seorang gadis yang di bonceng Sagas.

Sagas tersenyum tipis mendengar itu. "Okey, Reana. Pegangan lebih erat ya, sayang!" Sagas pun mengayuh sepedanya lebih semangat, sedangkan gadis di belakangnya nampak tertawa.

Kedua remaja yang umurnya terpaut dua tahun itu terlihat bahagia, banyak pengendara lain iri melihat keduanya. Bahkan keduanya masih mengenakan seragam sekolahnya.

Tanpa disadari, mereka telah sampai di tempat tujuan. Yaitu di sebuah danau kecil terpencil yang berada jauh dari kota. Sagas memakirkan sepedanya di dekat pohon, sedangkan Reana telah berlari dan memetik bunga-bunga indah yang tumbuh di sana.

"Kak Sagas! Cepetan ke sini, aku pengen di gendong!" teriak gadis itu dari kejauhan. Sagas pun segera menghampiri Reana dan menggendong gadis itu ala bridal style, bahkan bunga yang di bawa Reana terlihat berjatuhan saat Sagas berputar-putar.

Keduanya berjatuhan di rumput, tak lama mereka berdua tertawa. "Bahagia banget aku bisa punya pacar seperti kak Sagas!" lugas Reana sembari menggenggam erat tangan Sagas yang berada di sebelahnya.

Sagas yang merebahkan diri di sebelah Reana tersenyum simpul mendengar kata-kata manis pacarnya. "Aku juga bahagia,  kita harus terus bersama Reana. Hanya maut yang bisa memisahkan kita," sahut Sagas lalu menempelkan punggung tangan kekasihnya pada bibirnya.

Bayangan itu kembali datang menghantui pikiran Erick, untung saja Erick masih bisa fokus berkendara, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Kenapa kisah gue gak semanis kisah Sagas dan Reana!? Kenapa cuma gue yang tau tentang ini? batin Erick sembari mempercepat kendaraannya.

Erick menyalip kendaraan lainnya, ia ingin cepat-cepat sampai dirumah. Sungguh, ia tidak ikhlas untuk berjauhan dengan Elvara. Bahkan tadi ia menyebut Elvara tidak dengan sebutan 'Jane'.

Sesampainya di rumah, Erick memakirkan kendaraannya pada garasi, lalu melangkahkan kakinya menuju rumah. Namun, saat Erick hendak melewati neneknya yang berdiri di ruang tamu, suara menggelegar mampu menghentikan langkahnya.

"Berhenti!" Erick seketika terhenti mendengar perintah itu.

Nenek Lauri datang menghampiri Erick yang berada di dekat tangga, wanita tua itu memperhatikan raut wajah Erick yang terlihat dingin. "Apa?" tanya Erick.

"Apakah kau telah mengakhiri hubungan mu dengan Elvara? Nenek tidak setuju jika kalian masih menjalin hub—" Erick segera menyela perkataan neneknya.

"Sampai kapanpun Erick gak bakal mengakhiri hubungan itu!" sergah Erick dengan tatapan nyalang.

"Tolong jangan keras kepala! Kau sama saja dengan Sagas!" bentak Nenek Lauri sembari menunjuk wajah Erick.

ERICK: MY BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang