Huuh Elvara cakep banget ya:)
Tetep next walau banyak yang jadi silent.
• 𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆 •
Matahari memunculkan sinarnya dari ufuk timur. Langit berwarna Orange keemasan seolah menyambut para makhluk hidup untuk memulai harinya. Sejuk angin pagi menerpa-nerpa menambah kesan segar di pagi hari yang begitu cerah dan indah.
Erick melenguh dari tidurnya, perlahan ia membuka kelopak matanya. Suasana pagi hari ini cukup menenangkan menurutnya, ia mengucek matanya untuk menghilangkan rasa kantuknya.
Matanya menangkap sosok Elvara, gadis kesayangannya yang tengah tertidur pulas. Tidurnya terlihat begitu nyaman dan tentram, sehingga enggan bagi Erick untuk membangunkan gadis itu.
Ia menghampiri gadisnya, ia kembali merebahkan dirinya di samping Elvara. Pagi tanpa ciuman rasanya begitu hampa menurutnya.
Cup
Ia mencium kening Elvara, ia memperhatikan wajah Elvara begitu lekat. Kulit yang putih dan mulus, mata yang indah serta kelebihan lainnya yang tidak bisa di deskripsikan.
Keistimewaan yang di miliki Elvara memang mampu membuat Erick terpana.
"Jane," Erick mengelus pipi gadis itu dengan lembut.
"Ini udah pagi lho. Lo gak ada niatan bangun terus masakin gue gitu?" Erick tak henti-hentinya memudarkan senyumnya. Rasanya begitu tentram dan bahagia menyaksikan gadisnya tidur nyenyak.
Erick menangkup pipi Elvara sehingga menyebabkan bibir gadis itu mengerucut.
Bibir ranum Elvara seolah menggoda Erick untuk ... pasti kalian paham.
Sabar Rick,jangan nyosor dulu batin Erick.
Berusaha menghilangkan rasa aneh yang bergejolak dalam dirinya, Erick memutuskan untuk pergi membersihkan diri di kamar mandi yang letaknya tak jauh dari kamar.
Tidur Elvara terusik ketika mendengar burung-burung berkicauan membelah kesunyian di pagi hari ini.
Perlahan ia membuka kelopak matanya, ia berusaha mengumpulkan tenaganya untuk bangun.
Ia mengedarkan pandangannya di seluruh penjuru ruangan, mencari keberadaan Erick.
"Selamat Pagi, Jane." sapaan dari Erick membuat Elvara tersentak kaget, perlahan ia menoleh kearah Erick.
Ohh tidak!
Erick hanya melilitkan handuk di pinggangnya, sedangkan atasannya di biarkan telanjang. Roti sobeknya terpampang jelas, membuat batin Elvara berteriak seketika.
Menyadari perubahan raut wajah Elvara. Erick segera menghampiri gadis yang masih mematung itu. "Kenapa, hm?" tanya Erick duduk di sisi ranjang.
Elvara nampak gugup seketika, tolonglah Elvara sekarang! Ia bisa saja pingsan karena gugupnya.
"Gapapa kok," ujar Elvara berusaha acuh dan cuek, namun raut wajahnya masih saja terlihat gugup nan menggemaskan di mata Erick.
Pagi-pagi udah lihat beginian, dosa ga? Batin Elvara.
Erick merasa gemas terhadap gadis kecilnya ini, ingin rasanya ia menyekap Elvara dan tak membiarkan siapa pun menyakitinya. Sebut saja ia egois karena gertakan hatinya sendiri.
Elvara mengalihkan pandangannya, berusaha agar tidak terpokus pada roti sobek di depannya ini.
Erick menahan tawanya, Elvara benar-benar terlihat menggemaskan saat malu-malu. Dengan perlahan ia menarik kepala gadis itu membawa ke dekapannya.
Elvara tersentak ketika tangannya tanpa sadar menyentuh perut Erick, ohh tidak! Bantulah Elvara sekarang. Elvara takut di terkam, canda terkam.
Erick justru mengeratkan pelukannya, rasanya begitu nyaman jika ia mendekap gadis kesayangannya. Namun Elvara merasa gugup setengah mati, ia memang terbiasa di peluk oleh Erick, namun roti sobeknya ini yang membuat ia resah sendiri. Ah tepatnya ia jadi malu-malu!
"Tidurnya nyenyak Jane?" tanya Erick mengelus Surai rambut Elvara dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Nye...nyenyak kok," Elvara terlihat semakin dibuat gugup ketika Erick menempelkan bibirnya pada keningnya.
Huwaa aku mau cepet-cepet pulang buk! Batin Elvara menjerit tak karuan.
Erick melepas ciumannya, ia melepas pelukannya dan menarik dagu Elvara agar gadis itu mendongak kearahnya. Tinggi Erick dan Elvara bisa di bilang berjarak jauh. Tinggi Erick sekitar 180an, sedangkan Elvara? Ya sudah lah mungkin kalian bisa menebak perkiraannya.
"Lukanya udah sembuh?" tanya Elvara sekedar berbasa-basi, padahal ia sudah mengobati luka Erick kemarin sore.
"Udah, Jane." sahut Erick tersenyum manis, senyum yang hanya ia tunjukkan pada gadis kesayangan, di depannya ini.
"Lo gak mandi?" tanya Erick mendekatkan wajahnya pada wajah Elvara.
"I-iya sekarang Jane akan mandi kok," Elvara hendak turun dari ranjang itu, namun Erick dengan gemas menggendong gadis itu dan membawanya ke kamar mandi.
Seketika Elvara merasakan panik yang begitu mencekam. Erick ada-ada saja! "ERICK! AKU BISA MANDI SENDIRI," Elvara berteriak kencang memukul dada bidang pacarnya.
Erick mendaratkan tubuh Elvara pada bathtub, ia memperhatikan raut wajah Elvara yang masam. nampaknya gadis itu begitu kesal dan marah.
"Ngapain monyong? Kode buat gue cium, hm?" ujar Erick meneliti penampilan Elvara.
"PERGI! AKU MAU MANDI, IH!" Elvara mengibas-ngibaskan tangannya, mengusir Erick dengan raut wajah kesalnya.
Elvara mengalihkan pandangannya ketika Erick mendekatkan wajahnya, pria ini benar-benar GILA! Elvara merasa benar-benar kesal!
"Jane," panggil Erick dengan suara serak basahnya.
"Apaan sih! Cepetan pake baju sama celana!" desis Elvara sok garang.
"Ohh jadi dari tadi Lo salfok sama roti sobek gue? Huuh" ujar Erick gemas, tak lama terdengar suara tawa memenuhi ruangan bernuansa putih itu.
Pipi Elvara seketika merona, ini sama saja ia terciduk! Benar-benar memalukan nak! "Kamu kepedean ih! Cepet pergi!" Elvara berusaha mengalihkan perhatiannya.
"Jane," panggil Erick sedikit merengek.
"Apa sih? Apa mau mu?" sahut Elvara gemas melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Erick menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Boleh gue jadi frist Kiss Lo?" pertanyaan yang terlontar dari mulut Erick membuat Elvara terkejut dan...
''hah?"
Byurr
Jangan ngadi-ngadi deh Rick!
🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚
Part-nya pendek gak sih?
Pendapat kalian tentang part ini gimana?
Erick kenapa sih pacar siapa sih tu anak?
Next ga nih?
Jangan lupa vote ya, berharga banget lho menurutku itu...
Spam emot 💚 sebanyak-banyaknya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ERICK: MY BADBOY
Teen Fiction"Kalo gue egois? gue pastikan hari ini Lo akan jadi milik gue seutuhnya!" ragam kata-kata yang terlontar dari mulut Erick sukses membuat Elvara terdiam dan menunduk. *** "jangan senyum ke cowo lain!" "Jangan lirik-lirik cowok lain! Gue ga suka," "Ik...