Tembus 40+vote yak.
Erick mendudukkan tubuh Kiana dengan kasar pada berankar, laki-laki itu hendak pergi meninggalkan UKS, namun Kiana dengan sigap memanggil Erick untuk menghentikan kepergian laki-laki itu.
"Mau kemana lo? Ambilin gue minyak angin sana!" titah Kiana sehingga mampu menyebabkan langkah Erick terhenti, laki-laki itu menghampiri Kiana yang masih setia dengan wajah angkuhnya. Dia rupanya ingin bermain-main denganku, batin Erick sembari tersenyum miring.
Erick menghampiri Kiana lalu mencengkeram dagu gadis itu dengan kuat, Kiana memberontak, tetapi kekuatannya benar-benar tak sebanding dengan Erick.
Erick menunjuk wajah Kiana dengan telunjuknya, tatapannya benar-benar mencekam dan dingin, sehingga mampu membuat nyali Kiana menciut."Lo mau memanfaatkan gue?" tanya Erick terdengar begitu dingin dan menyeramkan, "Gue bisa saja menghabisi lo, Kiana. Gue gak pandang gender kalo masalah beginian, lo pikir gue goblok? Gue tau mana caper dan mana fakta!" tekan Erick sembari memperkuat cengkramannya.
Kiana meringis, dagunya terasa sakit ketika kuku panjang Erick melukai dagu gadis itu. Kiana berpikir Erick akan luluh kepadanya, nyatanya tidak. Kiana berusaha menjawab kata-kata Erick dengan sisa tenaganya, walau rasanya untuk berbicara benar-benar sulit.
"Gu-gue cuma minta lo ngobatin gue! Harusnya lo bi-bisa tanggung jawab a-atas kesalahan lo," balas Kiana memberanikan diri, Erick melonggarkan cengkeramannya, lalu sedikit menjauh dari hadapan Kiana. Laki-laki itu memerhatikan Kiana secara detail.
"Gue tau lo bisa ngambil sendiri, gak usah drama! Yang sakit kepala lo, bukan kaki lo!" Mendengar kata-kata itu sukses membuat Kiana terdiam sejenak, ia ingin membalas perkataan Erick, namun nampaknya ia kehabisan kata-kata.
Erick tertawa pelan, lalu memajukan wajahnya dan berhadapan langsung dengan wajah Kiana. "Kenapa diem? Malu karena ketahuan drama?" sinis Erick.
Kiana yang di perhatikan demikian segera mengalihkan wajahnya dari hadapan Erick, sialnya Erick dengan cepat mencengkeram dagu Kiana dan memaksa gadis itu untuk menatapnya.
"Tadi lo udah mempermalukan gue di depan banyak orang, jangan harap hidup lo akan tenang setelah ini!" Erick menendang kaki Kiana, namun yang Kiana rasakan cukup nyeri. Gadis itu memperhatikan kepergian Erick yang perlahan hilang di balik pintu.
Kiana mengepalkan tangannya kuat-kuat, lalu meninju udara dengan emosi, "Sial, gue kira dia bakal suka sama gue! Gue cantik, gue kaya dan gue bisa saja menghancurkan hubungan mereka. Tetapi nampaknya Erick bukanlah orang yang tepat," papar gadis itu sembari berusaha menghubungi teman-temannya agar datang ke UKS.
Erick melangkahkan kaki jenjangnya menyusuri koridor yang telah mulai sepi, ia hendak mencari Elvara untuk menjelaskan kejadian tadi. Ia tidak ingin Elvara salah paham, Erick tidak bisa membiarkan Elvara sakit hati, walau mungkin saja Elvara belum mencintainya dengan tulus.
Saat ia memasuki kelas XII MIPA 4, semua siswa menoleh kearahnya lalu menatapnya dengan tatapan bingung. Untung saja hari itu jam kosong, sehingga Erick tidak terpaut masalah lain lagi. Elvara yang tadinya melamun seketika tersentak kaget, gadis itu ikut menoleh kearah Erick yang berada di ambang pintu kelas.
"Jane," panggil Erick, laki-laki itu mendatangi Elvara ke bangkunya, sedangkan Miska yang duduk di dekat Elvara nampak kesal dan murka.
Saat Erick hendak menyentuh tangan Elvara, Miska segera menepis tangan Erick, beralih menatap Erick dengan tatapan yang tajam. "Ngapain lo kesini? Bukannya tadi lo keasikan gendong cewek ganjen itu?" tanya Miska bermaksud menyindir.
"Jane lihat?"
Miska memukul lengan Erick pelan, " Ya lihat lah, dongo! Sok-sokan gak lihat Elvara pula lo tadi, lo pikir keren kek gitu?" Elvara hanya menunduk mendengar perkataan Miska, setidaknya Miska telah mewakili perasaannya. Andai saja Elvara bukanlah orang pemalu, pasti ia berani bertindak seperti Miska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERICK: MY BADBOY
Teen Fiction"Kalo gue egois? gue pastikan hari ini Lo akan jadi milik gue seutuhnya!" ragam kata-kata yang terlontar dari mulut Erick sukses membuat Elvara terdiam dan menunduk. *** "jangan senyum ke cowo lain!" "Jangan lirik-lirik cowok lain! Gue ga suka," "Ik...