40+vote yaaa.
Seorang laki-laki memperhatikan mobil Raksa yang di tumpangi Elvara, pemuda itu menatap kepergian mobil itu dengan datar. Ia benar-benar tidak menyangka akan suatu fakta ini. Raka memperhatikan hasil foto dan vidionya, ia merasa bingung untuk melaporkan masalah ini.
Laporin atau biarin? Batin Raka merasa bingung.
Disisi lain Raka merasa perbuatan Elvara ini benar-benar bentuk tidak menghargai Erick sebagai kekasihnya, di sisi lain ia juga merasa takut jika Erick mengetahui ini, karena bisa saja Erick mengamuk dan melakukan hal di luar kendalinya.
"Pengkhianatan bukanlah perbuatan yang pantas di maafkan." Raka melenggang pergi dari tempat itu, tujuannya saat ini ia lah warung depan sekolah.
Erick dan teman-temannya tengah sibuk berdebat, rencana mereka hendak kemah nampaknya terancam gagal karena berbagai alasan teman-temannya.
"Gue gak bisa ikut kemah, mami gue sedang sakit dan di rawat di rumah sakit." Erick mengangguk mendengar alasan Deden.
"Gue gak bisa ikut karena mau ikut olimpiade."
"Gue gak bisa ikut gara-gara dilarang sama nyokap."
"Gue gak bisa ikut, gue di suruh ngurus perusahaan bokap."
"Gue gak bisa ikut karena kucing gue lahiran."
"Gue gak bisa ikut karena gue bak-" Erick berdehem agar perdebatan mereka terhenti, "Jadi kita batal kemah?" tanya Erick sembari mengetuk meja dengan jari-jarinya.
Kebanyakan diantara mereka mengangguk, Erick memahami kondisi teman-temannya. Ia tidak bisa memaksa kehendaknya sendiri, Erick harus bisa menghargai keputusan bersama. "Ya udah, kapan-kapan kita kemah."
"Erick," panggil seorang laki-laki dari ambang pintu warung, laki-laki itu masuk dan duduk di kursi panjang dekat Erick.
Erick melirik Raka yang terlihat tertimpa masalah. "Lo kenapa?" tanya Erick sembari menyeruput secangkir kopi.
Raka terdiam lalu tangannya bergerak untuk merogoh sakunya, pemuda itu menghela napasnya sejenak, lalu memberikan handphonenya pada Erick. Erick tidak mengerti akan apa yang di maksud Raka, sehingga Raka lah yang menunjukkan Vidio berdurasi kurang dari satu menit.
Erick mengepalkan tangannya kuat-kuat, vidio itu mampu membuatnya emosi seketika. Raka segera menjauhkan handphonenya dari Erick, was-was jika handphone miliknya di jadikan pelampiasan.
"Kenapa, Rick?" tanya Dirga penasaran.
Raka menjawab, "Elvara deket sama Raksa," sahut Raka.
Ryan nampak tak sekaligus percaya. "Lah kok bisa!? Parah sih, pacar lo harus lo kasih pelajaran." Ryan mengkompori.
Erick berusaha menenangkan dirinya. "Mungkin menjauh untuk sementara adalah pilihan terbaik."
Erick hanya bisa meratapi nasibnya, semenyakitkan ini kah di khianati? Tidak di hargai? Dan lebih parahnya, yang menjadi orang ketiga ialah kakak tirinya sendiri.
"Shit!"
-My BadBoy-
Di tengah perjalanan, hanya ada keheningan yang menyelimuti mobil mewah itu. Elvara hanya terdiam dan merenung, ia merasa tindakannya saat ini itu benar-benar salah. "Aku kenapa sih?" gumam Elvara, namun sempat di dengar oleh Raksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERICK: MY BADBOY
Teen Fiction"Kalo gue egois? gue pastikan hari ini Lo akan jadi milik gue seutuhnya!" ragam kata-kata yang terlontar dari mulut Erick sukses membuat Elvara terdiam dan menunduk. *** "jangan senyum ke cowo lain!" "Jangan lirik-lirik cowok lain! Gue ga suka," "Ik...